
28th May 2011
|
 |
Member Aktif
|
|
Join Date: May 2011
Location: Wherever Iam..
Posts: 231
Rep Power: 0
|
|
Jakarta Tak Nyaman Huni
Quote:
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kondisi sejumlah kota besar di Indonesia dinilai tidak nyaman ditinggali. Kesimpulan itu didapat dari survei Most Livable City Index 2011 yang dilakukan Ikatan Ahli Perencanaan (IAP). Survei dilakukan pada Oktober 2010 hingga Maret 2011 dengan 1.000 responden di 15 kota besar di Indonesia.
Jakarta termasuk kota yang indeks persepsi kenyamanannya rendah, hampir setingkat dengan Banjarmasin, Batam, Jayapura, Bandung, Palembang, Palangkaraya, dan Medan.
"Indeks ini merupakan aktualisasi mengenai persepsi warga kota yang menunjukkan kota-kota besar di Indonesia saat ini masih jauh dari kondisi yang ideal sebagai kota yang nyaman," kata Sekretaris Jenderal IAP Bernardus Djonoputro saat memaparkan hasil survei di Kementerian Pekerjaan Umum, Kamis lalu.
Bernardus mengatakan ketidaknyamanan para warga di sejumlah kota besar dapat dilihat dari indeks rata-rata kenyamanan warga terhadap kotanya yang hanya 54,26 persen. "Berarti lebih dari 40 persen masyarakat merasa tidak nyaman tinggal di kotanya," ujarnya.
Kesimpulan survei ini dibenarkan Agus Imansyah, 39 tahun, karyawan Indonesia Eximbank yang berkantor di Jalan Sudirman, Jakarta Selatan. "Jakarta ini semrawut," ujarnya kemarin.
Menurut dia, fasilitas transportasinya buruk, selalu penuh sesak pada jam pulang dan pergi ke kantor. Jakarta, kata Agus, makin tidak nyaman ketika turun hujan. Air yang menggenang di mana-mana membuat Jakarta semakin semrawut dan merepotkan warga kota.
Hal senada dikatakan Heru Tjarmadi, 28 tahun, yang bekerja di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Secara umum, kata dia, fasilitas di Ibu Kota kurang nyaman dan aman. Ruang publik, seperti di tempat wisata, rawan kejahatan.
Begitu juga fasilitas umum, seperti terminal bus antarkota dan antarprovinsi. Di dua tempat fasilitas umum itu, kata Heru yang pernah tinggal di Yogyakarta, rawan preman. Adapun perlindungan dari kepolisian sangat minim.
Namun, dari 15 kota yang disurvei, Medan dan Pontianak adalah kota yang memiliki tingkat kenyamanan paling rendah. Medan menempati urutan terendah dengan indeks persepsi kenyamanan 46,67 persen. "Dua kota itu memiliki persepsi kenyamanan warga yang rendah di hampir semua kriteria, termasuk kondisi tata kota dan lingkungannya," kata Bernadus.
Dari 15 kota yang diteliti, Yogyakarta berada pada urutan pertama sebagai kota yang tingkat kenyamanannya di atas rata-rata, yaitu dengan persepsi 66,52 persen. Kemudian disusul Semarang, Surabaya, Manado, Makassar, dan Denpasar. Indeks ini, kata Bernardus, menunjukkan kota-kota besar di Indonesia masih jauh dari kondisi nyaman.
Bernardus mengatakan kondisi tidak nyaman ini dapat bertambah parah jika tidak ada tindakan dari pemimpin daerah. "Terutama wali kota, untuk mengambil dan menerapkan kebijakan pembangunan kota yang berani," ujarnya.
l SUTJI DECILYA | ENDRI K
|
|