Ditujukan ke Mahasiswa IISIP, Gas Air Mata Kena Balita
JAKARTA, Kericuhan antara aparat kepolisian dan mahasiswa Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, di Jakarta Selatan, Sabtu (22/6/2013) dini hari, meluas. Akibat gas air mata yang ditembakkan polisi mengenai balita di permukiman warga di sebelah kampus, puluhan warga turut melawan polisi.
aksi saling serang antara polisi dan mahasiswa terjadi dua kali. Aksi pertama sekitar pukul 02.00 WIB, ketika polisi mendorong mahasiswa ke dalam kampus dengan menembakkan sebanyak empat atau lima kali gas air mata. Polisi pun lalu ditarik mundur ke seberang kampus.
Sekitar 20 menit kemudian, mahasiswa mencoba melakukan negosiasi dengan aparat kepolisian melalui Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa IISIP, Tintus Fromancius. Namun, aparat polisi bergeming. Mereka tidak menanggapi persuasif mahasiswa dan lebih memilih siaga di seberang.
Mahasiswa yang tidak diacuhkan polisi lalu berubah provokatif. Tidak berselang lama, kepolisian menembakkan lagi sebanyak empat atau lima kali tembakan gas air mata.
Namun, kali ini gas air mata petugas tidak hanya mengarah ke kampus, tetapi juga ke permukiman di sekitar. Amarah warga pun mencuat. "
Woy polisi, gas air mata
lu kena bayi di dalam," teriak salah seorang warga pemuda kepada polisi.
Di tengah asap gas air mata, seorang ibu keluar dari Gang Mushalla, persis di samping kampus itu,, sambil berteriak-teriak tampak setengah menangis. "Anak kecil saya kena gas, Bapak Polisi. Sudah ya cukup, cukup, jangan tembak," lanjut sang ibu.
Seusai teriakan sang ibu tersebut, belasan pemuda di sekitar pun marah. Mereka melempari polisi dengan batu. Namun, polisi tak membalas lemparan warga dan memilih mundur ke seberang kampus meninggalkan warga dan mahasiswa yang marah. Lambat laun, situasi depan kampus pun mereda.
Sekitar pukul 03.00 WIB, arus lalu lintas dari arah Depok ke Pasar Minggu yang semula lumpuh mulai berjalan lancar. Sisa-sisa aksi saling serang berupa batu, kayu, dan pecahan botol tampak berserakan di tengah jalan.