FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Keseharian masyarakat Desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, tampak biasa saja.
![]() Banyuresmi adalah tanah kelahiran ribuan tukang cukur andal yang mengadu nasib di Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Bandung. Pelanggan mereka mulai dari masyarakat yang biasa mencukurkan rambut di bawah pohon hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sudah mengakui kehebatan pencukur asal Banyuresmi. Bisa disebut penduduk desa tersebut terlahir untuk memoles penampilan rambut seseorang. Sebab sebagian besar kaum lelakinya berprofesi atau setidaknya pernah menjadi tukang cukur di kota besar. Tukang cukur asal Banyuresmi biasanya menuliskan label 'Asgara' (kependekan dari asli Garut) atau 'Parahyangan' di depan kios mereka. Namun, bagi yang menjadi pegawai di salon, label tersebut tidak dipajang. Pencukur asal Banyuresmi bisa dikenali lewat beberapa sikap khas ketika sedang melayani pelanggan. Pertama, pencukur Asgar tidak terburu-buru saat memangkas rambut. Mereka memiliki falsafah, lalaunan asal rapih atau pelan-pelan rapi. Kedua, rentang waktu mencukur rambut mereka manfaatkan untuk mengajak ngobrol pelanggan. Jika pelanggan kurang nyaman, mereka harus pandai mengalihkan pembicaraan ke topik lain yang lebih disukai. Ada yang suka membahas isu politik, bertukar informasi kampung halaman, olahraga, maupun mengkritik isu terkini. Tidak ayal, membaca surat kabar, menonton berita di televisi, dan mendengarkan siaran radio wajib mereka lakukan setiap hari. "Tukang cukur juga harus mengikuti perkembangan informasi. Kalaupun pelanggan lebih aktif mengajak ngobrol dan kita tidak menguasai, cukup jadi pendengar yang baik. Sesekali memberi tanggapan sejauh kita bisa," ujar pencukur rambut asal Bagendit di Kota Bandung, Jajang Aepudin. Ciri khas ketiga, mereka selalu memberikan servis ekstra berupa pijat di bagian kepala dan pundak selama 5 menit. Khusus untuk pelanggan tetap, waktu pemijatan bisa ditambah tergantung permintaan. Ketiga resep turun-temurun itu cukup berhasil menjaga keberlanjutan usaha. Tak jarang pelanggan memberikan uang tambahan sebagai tanda bahwa ia puas atas kerja si pencukur. Pencukur rambut asal Banyuresmi menetapkan tarif sesuai dengan kebiasaan di suatu daerah. Harga sekali cukur di kios dan di bawah pohon berkisar Rp5.000 sampai Rp7.000. Sementara itu, di salon bisa mencapai Rp60 ribu, tergantung fasilitas yang disediakan pemiliknya.
__________________
![]() |
#2
|
||||
|
||||
![]()
peraONE..
wah bagus tu.. kalo tukang cukur nya responsif pasti pelanggannya seneng n besok2 mau dateng lagi buat cukur.. nice share ndan.. thanks infonya.. |
![]() |
|
|