Tak Jamin Keamanan, Korut Minta Kedutaan Asing Evakuasi Staf

Ilustrasi
Pyongyang - Otoritas Korea Utara (Korut) mengeluarkan peringatan bagi seluruh kedutaan asing di Pyongyang. Korut menyatakan tidak akan menjamin kamanan dan keselamatan mereka selama konflik berlangsung.
Sejumlah kedutaan asing negara-negara Eropa, seperti Inggris dan Rusia, mengaku menerima peringatan dari negara komunis tersebut. Korut secara tidak langsung meminta kedutaan asing di wilayahnya untuk mengevakuasi seluruh stafnya, terhitung mulai pekan depan.
"Mereka mengundang kedutaan dan organisasi asing dalam rapat untuk menginformasikan bahwa mulai 10 April, bantuan apa saja yang dibutuhkan dari DPRK (
Democratic People's Republic of Korea) jika mereka memang ingin dievakuasi dari DPRK atau direlokasi ke tempat lain," demikian disampaikan Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris, seperti dilansir
AFP, Sabtu (6/4/2013)
Kendati demikian, Kementerian Luar Negeri Inggris menyatakan, pihaknya belum ada ada niatan untuk menarik seluruh diplomatnya dari Pyongyang. Pernyataan tersebut menanggapi peringatan otoritas Korut yang menyatakan, bahwa "mulai 10 April, tidak bisa menjamin keselamatan kedutaan dan organisasi internasional di negara tersebut jika terjadi konflik."
"Pemahaman kami adalah Korut menanyakan apakah para kedutaan asing berniat pergi, daripada secara langsung meminta mereka untuk pergi," imbuh juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris secara terpisah.
Menanggapi peringatan Korut ini, sejumlah negara langsung bereaksi. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan, pihaknya terus berkonsultasi dengan China mengenai situasi Korut. Sedangkan Kementerian Luar Negeri Bulgaria menyebutkan, petinggi-petinggi misi Uni Eropa di Pyongyang akan menggelar rapat untuk membahas situasi ini.
Sedangkan Jerman langsung mengambil tindakan memanggil duta besar Korut di Berlin terkait situasi ini. Lain halnya dengan Prancis yang sama sekali tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Korut, menyatakan tidak ada rencana menarik seluruh warga negaranya yang berada di Korut. Demikian halnya dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyatakan tidak akan menarik satupun stafnya dari Pyongyang.