
12th July 2010
|
 |
Newbie
|
|
Join Date: Feb 2010
Posts: 39
Rep Power: 0
|
|
Sopir Katering "Penolong" Aktivis ICW Punya Senpi & Akrab Dgn Istilah Kepolisian
Quote:
Aktivis ICW Diserang
Toriq Akrab dengan Istilah Polisi Tapi Mengaku Bukan Intel
Chazizah Gusnita - detikNews
Jakarta - Sambil sesekali menghisap rokok putih, Toriq (25), saksi kunci kasus penganiayaan aktivis ICW Tama S Langkun menceritakan kembali kisah 8 Juli dinihari silam. Yang menarik, pria berambut cepak yang berprofesi sebagai sopir ini sesekali mengucapkan bahasa sandi kepolisian.
"Jadi setelah peristiwa itu terjadi, saya mengabarkan ke teman saya di Polsek ada 355 (pasal penganiayaan berat dalam KUHP) di Duren Tiga," terang Toriq saat ditemui detikcom di tempat kerjanya di kawasan Duren Tiga, Jaksel, Senin (12/7/2010).
Bukan hanya sekali dua kali kata-kata sandi khas kepolisian terucap. Mulai dari istilah lakalantas atau kecelakaan lalu lintas, taruna atau suatu peristiwa, atau juga sebutan 86 saat Toriq menyapa atasannya.
"Saya bukan anggota ya, saya bukan intel. Pokoknya saya tahulah itu dari something," elak Toriq sambil mengembuskan sigaretnya.
Soal kepastian identitas Toriq, silakan simak penuturan bos Toriq bernama Erik Johan. Erik menceritakan, dia adalah pemilik usaha katering. Toriq baru bekerja 2,5 bulan di perusahaan itu sebagai sopir.
"Dia ini dahulunya sopir angkot jurusan Pasar Minggu, ya mungkin kenal di jalan tahu istilah-istilah itu (sandi kepolisian)," ujar Erik yang sesekali menemani wawancara dengan Toriq.
Erik yakin, Toriq hanya warga sipil biasa. "Kalau dia dari militer atau polisi mending saya suruh jaga di rumah saya. Saya kan bosnya, ngapain jadi sopir," imbuhnya.
Perusahaan katering Erik yang berdiri sejak tahun 1990-an ini juga tidak berafiliasi dengan yang namanya polisi atau tentara. "Dia itu masih muda, masih semangat jadi pas ada kejadian itu, maksudnya menolong tapi malah jadi seperti ini," kisah Erik.
Toriq yang jadi bahan pembicaraan hanya mengumbar senyum saja. Rokok tidak putus-putus dia hisap, hampir 1 bungkus dia habiskan dalam wawancara 1,5 jam.
"Saya orang biasa, tapi punya kenalan polisi, ya pokoknya adalah, masa pribadi saya diungkap," dalih Toriq.
|
Quote:
Polisi Akan Periksa Senpi Milik Toriq
E Mei Amelia R - detikNews
Jakarta - Toriq (25), pengemudi Toyota Avanza yang mengaku menolong aktivis ICW Tama S. Langkun dan mempunyai senjata api. Bagi polisi, kepemilikan senjata api Toriq akan diperiksa sesuai aturan berlaku.
"Akan ada pertanggungjawaban sendiri (soal kepemimilikan senjata)," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rafli Amar, di Polda Metro Jaya, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (12/7/2010).
Apakah seorang pekerja katering bisa mempunyai senjata api? Boy hanya menjawab, "Setiap kesalahan pasti akan dijerat hukum."
Seperti yang diberitakan, saat peristiwa itu terjadi pada Kamis (8/7) dini hari, Toriq tengah melintas di sekitar kawasan Jl Duren Tiga, Jaksel. Dia dalam perjalanan dari Puncak, Bogor menuju kawasan Jl Veteran, Jakpus.
Saat melihat Tama dianiaya, dia memberikan pertolongan dengan memberikan tanda lampu jauh kepada para penganiaya, dan meneriaki para pelaku untuk menjauh dari Tama. Bahkan TR mengaku sempat menabrakan mobilnya ke para pelaku.
"Saya bukan anggota ya. Senjata itu juga bukan senjata api, hanya untuk jaga diri. Ya saya kerja saja. Di suatu tempat. Jangan terlalu terbukalah tentang pribadi saya," tutur Toriq saat wawancara dengan watawan di di Mal Cilandak Town Square, Jaksel, Sabtu (10/7/2010) malam lalu.
|
kreatif banget bohongnya
Last edited by komputer; 12th July 2010 at 06:18 PM.
|