Gaza City, - Krisis Israel-Palestina terus memanas. Pemerintah Israel menyatakan, pihaknya lebih memilih solusi diplomatik untuk menyelesaikan konflik dengan Hamas di Gaza. Kendati demikian, Israel menyatakan siap melakukan invasi darat ke Gaza.
Menyusul desakan gencatan senjata yang diinisiasi oleh Mesir dan PBB, pemerintah Israel menggelar pembahasan. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bersama dengan sejumlah menteri senior yang termasuk dalam lingkaran dalamnya mendiskusikan langkah selanjutnya yang harus diambil oleh Israel.
"Israel telah bersiap dan akan melakukan tindakan, serta siap melancarkan serangan darat untuk mati-matian menghadapi mesin militer Hamas," tutur seorang sumber pemerintahan israel yang dekat dengan PM Netanyahu kepada Reuters, Selasa (20/11/2012).
"Kami lebih memilih solusi diplomatik yang bisa menjamin perdamaian bagi penduduk Israel di bagian selatan. Jika memang dimungkinkan, maka operasi darat tidak akan diperlukan lagi. Tapi jika diplomasi gagal, maka kami tidak memiliki alternatif lain selain melancarkan serangan darat," imbuhnya.
Sementara pemimpin Hamas yang berada di Kairo, Mesir menyatakan, penyelesaian konflik kedua pihak ini bergantung pada sikap Israel. Sebab, Israel-lah yang memulai kembali konflik ini. Meskipun sebelumnya Israel mengklaim bahwa serangan udaranya bertujuan defensif, yakni untuk menghadang serangan roket Hamas ke wilayahnya.
"Siapapun yang memulai perang, harus mengakhirinya," ujar pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, yang hidup dalam pengasingan di Kairo dalam jumpa pers dengan wartawan setempat.
Sejauh ini dilaporkan serangan udara Israel menewaskan 109 warga. Bahkan dalam sehari pada Senin (19/11) kemarin, serangan tersebut berhasil merenggut sedikitnya 32 nyawa. Hal ini menjadikan hari Senin (19/11) sebagai hari paling kelam bagi Palestina semenjak agresi militer Israel dilancarkan pekan lalu.