
17th April 2011
|
 |
Ceriwiser
|
|
Join Date: May 2010
Posts: 972
Rep Power: 17
|
|
Jepang Minta Gas, RI Fokus Kebutuhan Domestik
Quote:
VIVAnews - Permintaan pemerintah Jepang agar Indonesia meningkatkan ekspor gas ke Jepang, sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan energi paska gempa bumi dan tsunami akan dibahas dalam forum bilateral Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).
Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan, Eddy Putra Irawadi, mengatakan, untuk saat ini pemerintah belum akan menambah kuota gas ke Jepang dengan pertimbangan utama terkait pasokan domestik.
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dijelaskan kebutuhan gas harus mengutamakan pasokan untuk dalam negeri.
"Jadi tidak ada tambahan (gas ke Jepang) karena terikat APBN yang disebutkan bahwa kebutuhan gas dalam negeri harus ditambah. Jadi, kalau ada yang lain-lain, itu melanggar APBN," kata Eddy di Bandung.
Menurut Eddy, hingga saat ini Jepang belum mengetahui berapa tambahan kebutuhan energi di negaranya karena masih melakukan kalkulasi. Namun, dia menjelaskan, bisa saja Indonesia meningkatkan kuota gas ke Jepang bila ada keputusan politik.
"Dia (Jepang) harus menunggu, APBN mau memberi atau tidak," ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia, menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Darwin Zahedy Saleh, sedang mempertimbangkan untuk membantu pasokan energi gas ke Negeri Matahari Terbit tersebut.
"Mengenai opsi ekspor gas ke Jepang sedang dibahas," ujar akhir Maret.
Sebab bagi Indonesia, dia menambahkan, Jepang adalah mitra dalam hal ekonomi maupun sejarah. "Kami anggap Jepang negara yang penting, karena punya hubungan dengan Indonesia," kata Darwin.
Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas, Evita H Legowo, mengatakan pemerintah akan memprioritaskan pasokan gas untuk keperluan domestik. Namun, pihaknya juga sedang menghitung berapa besar porsi gas alam yang dapat diekspor ke Jepang bila memungkinkan.
"Keputusannya masih dibicarakan dengan BP Migas, karena untuk domestik sendiri, kami tidak punya infrastruktur memadai," ujarnya, belum lama ini.
sumber: http://bisnis.vivanews.com/news/read...tuhan-domestik
|
RI Masih 'Pikir-pikir' Berikan Bantuan Gas ke Jepang
Quote:
Jakarta - Pemerintah belum bisa memastikan untuk memberikan bantuan suplai gas kepada Jepang. Pasalnya, masih ada kewajiban untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu.
Hal ini disampaikan Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan Eddy Putra Irawadi dalam diskusi dengan wartawan di Hotel Jayakarta, Bandung, Sabtu (16/4/2011).
"Kita belum (putuskan untuk membantu)," ujarnya. Eddy menyatakan permintaan penambahan gas ke Jepang sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan akan energi pasca tsunami.
Hal ini, lanjut Eddy akan dibahas dalam forum bilateral Indonesia Japan Economic Partnership (IJEPA).
"Kita katakan lewat forum IJEPA lah. Kita punya itu, Indonesia Japan Economic Partnership (IJEPA). Sama jepang urusannya adek beradek lah," ungkapnya.
Untuk saat ini, lanjut Eddy, pemerintah masih belum menambah kuota gas ke Jepang dengan pertimbangan utama keberadaan APBN.
"Makanya tidak akan ada tambahan (gas ke Jepang) karena kita terikat APBN, APBN mengatakan bahwa kebutuhan gas dalam negeri harus ditambah. Jadi kalau ada yang lain-lain itu, itu melanggar APBN," ujarnya. Menurut Eddy, sebenarnya hingga kini Jepang pun masih melakukan perhitungan akan kebutuhan energi di negaranya. "Jepang juga masih hitung kok," tambah Eddy.
Namun, Eddy menyatakan pihaknya memasrahkan keputusan kepada presiden apabila ternyata ada pertimbangan politik.
"Dia (Jepang) harus nunggu, kasih tidak di APBN. Tadi saya bilang, skema subsidi kasih atau tidak, tunggu APBN. APBN tergantung apa, tergantung harga minyak dunia. Jadi modelnya itu berubah, jadi variabel independennya banyak banget. Kalau keputusan politik tentu di atas," tandasnya.
Namun untuk pemindahan atau relokasi industri dari Jepang ke Indonesia karena rusaknya sebagian besar industri pasca tsunami beberapa waktu lalu, pemerintah Indonesia bersikap sangat terbuka.
sumber: http://www.detikfinance.com/read/201...epang?f9911023
|
|