Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > HOBI > Other Discussion > Save Our Planet

Save Our Planet Forum diskusi tentang penyelamatan lingkungan hidup, tips, dan ide untuk GO Green

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 15th April 2011
DreamWorldJr's Avatar
DreamWorldJr DreamWorldJr is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Dec 2010
Location: Bandung
Posts: 541
Rep Power: 43
DreamWorldJr is Ceriwis GuruDreamWorldJr is Ceriwis GuruDreamWorldJr is Ceriwis GuruDreamWorldJr is Ceriwis GuruDreamWorldJr is Ceriwis GuruDreamWorldJr is Ceriwis GuruDreamWorldJr is Ceriwis GuruDreamWorldJr is Ceriwis GuruDreamWorldJr is Ceriwis GuruDreamWorldJr is Ceriwis GuruDreamWorldJr is Ceriwis Guru
Default Bertahan Melawan Cuaca Buruk


Quote:
Empat bulan sudah nelayan tradisional di Kampung Marunda Kepu, Cilincing, Jakarta Utara menyandarkan perahunya. Mereka tidak bisa melaut untuk menjaring ikan karena cuaca buruk yang mendera hampir seluruh perairan Indonesia.

Matahari kian tinggi. Tapi, Tiharom, nelayan tradisional di Kampung Marunda, Kepu, Cilincing, Jakarta Utara belum beranjak ke laut. Bukan kali itu saja ia berdiam diri. Sudah beberapa bulan terakhir tak bisa melaut karena cuaca ekstrem.

�Sekarang udah gak bisa diprediksi. Berangkat angin barat daya, di tengah laut bisa dari tenggara. Dulu Oktober November Desember bener-bener hujan, sekarang tidak, ketika Desember hujan terus panas, itu pengaruh ke suhu air laut. Ketika berubah secara drastis, kadang panas kadang dingin, itu pengaruh juga wilayah tangkap kami. Ilmu yang diturunkan dari kakek dan bapak saya, gak berguna lagi,� katanya.

Sebelum kondisi ini, dia biasa membawa pulang uang 100 � 150 ribu rupiah per bulan. Saat ini, paling hanya sekitar separuhnya saja. Selain dia, ada 200-an nelayan lain di kampungnya yang mengalami nasib sama akibat cuaca buruk.

Kondisi cuaca ekstrem di sekitar Laut Jawa diperkirakan masih berlangsung sampai Mei mendatang.

Pemerintah menetapkan rentetan dampak cuaca ekstrem yang mendera nelayan sebagai bencana sosial, bukan bencana nasional. Untuk ini, Kementerian Sosial akan menggelontorkan sekitar 13 ribu ton beras untuk 400-an ribu keluarga negara di 20 provinsi selama dua pekan. Beras akan dibagikan setelah pemda setempat mengajukan proposal permintaan bantuan beras.

�Jatim sudah, sekarang kita cek untuk wilayah Jabar, Kabupaten Bekasi, Cirebon, Subang, Indramayu, kita masih melihat situasi cuaca yang diberitakan BMKG, kedua kita memverifikasi, kadang data tersebut belum by name by address, artinya bantuan tidak berlaku untuk pemilik kapal, tapi untuk buruh nelayan, dan nelayan yang belum punya bantuan program lain, misalnya Kelompok Usaha Bersama,� kata Kepala Bagian Perencanaan Ditjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, Adhy Karyono.

Ia menambahkan, saat ini pemerintah baru memberikan bantuan beras. Sebab cuaca ekstrem ini dianggap tak seberat bencana alam.

Jelas itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga nelayan korban cuaca ekstrem. Tapi, mereka tak hanya bisa bergantung bantuan. Para isteri nelayan di Maruda giat banting tulang cari penghasilan tambahan untuk keluarga.

Salah seorang dari isteri nelayan itu bernama Tena. Ia sibuk mencari kerang yang mereka sebut Ontai, sejak suami tidak melaut 5 bulan lalu.

Selain Tena, para isteri nelayan Marunda juga mencari tambahan dengan aneka kegiatan, mulai dari memulung sampah yang bisa didaur ulang hingga usaha membuat terasi dan kerupuk, meski tak semua sukses karena terhambat modal.

Untuk menghemat biaya makan sehari-hari, banyak istri nelayan yang memasak tanaman eceng gondok sebagai pengganti sayuran. Enak, katanya, mirip kangkung. Tanaman itu banyak tumbuh liar di pinggiran empang Teluk Jakarta.

Salah seorang nelayan Tiharom mengatakan, ia dan kawan-kawan nelayan sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah. Bukan beras, tapi informasi cuaca yang paling diharapkan. Selama ini tak pernah ada informasi cuaca dari Pelabuhan Sunda Kelapa, yang berada di Teluk Jakarta. Dengan bekal informasi itu, nelayan bisa tahu waktu mencari ikan dengan aman.

�Kami tidak butuh bantuan, kayak beras gitu, kami lebih butuh pemerintah memberikan informasi bagaimana nelayan lebih mandiri, ketimbang hari ini dikasih beras besok tidak makan, kami nelayan tradisional tidak bisa mengakses informasi begitu.�

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) mendesak pemerintah segera menetapkan kondisi cuaca ekstrem sebagai bencana nasional. Tak sekadar bencana sosial. Menurut data KIARA, saat ini terdapat sekitar 550 ribu kepala keluarga nelayan di lebih dari 50 kabupaten/kota yang tidak bisa melaut akibat cuaca ekstrem. Sekjen KIARA, Riza Damanik menegaskan, penetapan bencana nasional ini penting agar negara tidak dituding telah membiarkan nasib nelayan.

�Ketika negara menetapkan sebagai bencana nasional, negara wajib menyediakan air bersih, perlindungan, tim evakuasi, termasuk permodalan supaya ekonomi produktif mereka bisa tumbuh kembali. Porsi anggaran negara 1.000 triliun APBN tahun ini itu gak seberapa, menyediakan shelter dan beras 3 bulan ke depan tak seberapa. Situasi bencana nasional akan memudahkan negara untuk melakukan respon yang lebih kepada masyarakat nelayan.�


Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 02:46 PM.


no new posts