Festival yang digelar bulan lalu ini selain mengusung tujuan untuk menghidupkan kembali budaya minum teh sekaligus untuk menyelamatkan industri dan petani teh. Festival bertaraf internasional ini menghadirkan sebanyak 26 stand yang berasal dari berbagai negara seperti Jepang, Malaysia dan negara lainnya termasuk di dalamnya teh lokal khas Indonesia.
Dipilihnya kota Solo sebagai tempat diselenggarakannya festival ini karena kota ini dianggap mampu menjadi tempat yang tepat dalam melestarikan budaya minum teh. Penurunan peringkat Indonesia dalam kategori negara produsen teh di dunia dari peringkat 5 menjadi peringkat 7 juga menjadi alasan diadakannya Solo Internasional Tea Festival.
Festival teh ini digelar selama 3 hari dengan tiket masuk gratis bagi pengunjung yang ingin merasakan berbagai jenis teh dari stand-stand di festival ini, melihat produk teh, seni meracik teh, ritual tradisi petani ketika berada di perkebunan teh. dan masih banyak lagi.
Dalam Solo Internasional Tea Festival juga dijelaskan bahwa tingkat konsumsi teh di Indonesia masih rendah yakni 350 gram per kapita per tahun. Angka tersebut masih jauh tertinggal dari negara peringkat pertama konsumsi teh yakni Srilangka yang mencapai 1 kg. Cara yang mudah dan praktis untuk mengkonsumsi teh ada di
Teh Pucuk Harum. Teh Pucuk Harum juga menyajika rasa teh terbaik karena tehnya diambil dari pucuk daun pilihan. Belum lagi Teh Pucuk Harum dibuat tanpa menggunakan bahan pengawet, pemanis dan pewarna buatan sehingga siapapun bisa merasakan rasa asli teh.
2nd November 2012
Solo International Tea Festival Digelar Untuk Menyelamatkan Budaya Minum Teh
