FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
JAKARTA--MI: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menghabiskan dana APBD senilai Rp566,5 juta per hari untuk biaya pengolahan sampah (tipping fee) kepada pengelola Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Kota Madya Bekasi, kata Wakil Kepala Dinas Kebersihan DKI M Natsir saat meninjau lokasi TPST Bantar Gebang, Bekasi, Kamis (1/7).
''Setiap hari Jakarta membuang sampah ke TPST Bantar Gebang sebanyak 5.500 ton. Sedangkan tarif tipping fee baru yang berlaku mulai Januari 2010 sebesar Rp103.000 per ton. Sehingga Pemprov DKI harus menguras APBD-nya melalui Dinas Kebersihan mencapai Rp566,5 juta per hari (5.500 ton x Rp103.000). Tarif sebelumnya Rp98.000 per ton," kata Natsir. Natsir menjelaskan, omzet dari tipping fee itu dibagi untuk pengelola TPST Bantar Gebang PT Godang Tua Jaya dan Pemkot Bekasi. Pengelolaan TPST Bantang Gebang atas kerja sama Pemprov DKI, Pemkot Bekasi, dan pihak ketiga PT Godang Tua Jaya karena Bantar Gebang berada di Kota Madya Bekasi. Areal lokasi TPST Bantar Gebang seluas 110,3 hektare milik Pemprov DKI diapit tiga kelurahan yaitu Ciketik Udik, Cikiwul, dan Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang, Kota Madya Bekasi, beroperasi sejak Agustus 1989. "TPST itu satu-satunya tempat pembuangan akhir sampah dari Pemprov DKI," jelas Natsir. Pada 2008 Pemprov DKI melalui Dinas Kebersihan melakukan tender investigasi peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan dan pengoperasian TPST itu. PT Godang Tua Jaya joint operation PT Navigat Organic Energy Indonesia mengikuti proses lelang dan ditetapkan sebagai pemenang pada Desember 2008 untuk mengoperasikan TPST Bantar Gebang, ungkap Natsir. Lebih lanjut dijelaskan, TPST Bantar Gebang siap menghasilkan listrik sebesar 10 mega watt melalui pembangkit listrik tenaga sampah pada September 2010. "Saat ini kita sudah bisa menghasilkan listrik dua mega watt. Pada September kita siap beroperasi," kata Direktur Utama PT Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI) Agus Nugroho. PT NOEI bersama PT Godang Tua Jaya merupakan mitra Dinas Kebersihan DKI dalam mengelola dan mengoperasikan TPST Bantar Gebang. Agus mengatakan, saat ini ada dua mesin yang telah terpasang dan menyusul dua mesin lagi yang akan dipasang pada 2010. Menurut Agus, ada beberapa tahapan sampai pembangkit listrik beroperasi, yaitu pengisian tempat dengan sampah melalui sanitary landfill>/i> untuk menghasilkan gas metan sebagai bahan bakar utama memutar generator. Menyusul masa persiapan mendapatkan sertifikasi uji layak operasi sampai dengan perjanjian pembelian listrik (power purchase agreement) dengan PLN. TPST Bantar Gebang berencana akan membangun fasilitas pembangkit listrik tenaga sampah yang akan menghasilkan sebesar 26 mega watt. Tahun 2010 direncanakan akan terpasang 10 unit mesin dengan kapasitas menghasilkan 4 mega watt listrik, lanjut Agus. Menurut Agus, pihaknya menawarkan harga listrik produk sampah itu kepada PLN Rp820 per kwh. Karena harganya murah pihaknya mengharap ada insentif dari pemerintah guna memotivasi kinerja PT NOEI. Insentif itu untuk mengembangkan instalasi pembangkit listrik tersebut. "Insentif yang diharapkan dari pemerintah berupa pengurangan bea masuk barang," katanya. (Ssr/OL-8) sumber Terkait:
|
#2
|
|||
|
|||
![]()
jumlah yang fantastis untuk ngurusin sampahnya orang jakarta.....
|
#3
|
||||
|
||||
![]()
banyak bgt ya ndan sampahnya...
|
#4
|
|||
|
|||
![]()
banyak banget sih sampahnya di jakarta ndan...
![]() |
#5
|
||||
|
||||
![]()
busyet dah ,bnyk amat...
![]() |
![]() |
|
|