JAKARTA, RIMANEWS - Tampaknya AlQaeda tak tinggal diam begitu saja memanfaatkan situasi genting di Libya yang kini dihajar serangan udara pasukan koalisi internasional. Pasalnya, sebagaimana diungkap oleh para pejabat militer Mali dan Niger, AlQaeda jaringan Afrika Utara kini tengah berusaha mencari akses untuk memperoleh persenjataan berat. Rencananya persenjataan itu akan diboyong ke negara-negara di kawasan sahara dan pesisir barat laut Afrika. Dalam keterangannya, militer Mali dan Niger juga mengajak negara-negara regional untuk menggalang kerjasama yang lebih erat dalam menghadapi ancaman teroris.
Semenjak beberapa tahun belakangan, aksi-aksi penculikan dan operasi teror kian marak di kawasan barat laut Afrika. Kondisi tersebut memaksa negara-negara di kawasan untuk mempererat kerjasama militer yang lebih kuat. Meski sejumlah pihak menuding jaringan Afrika Utara AlQaeda sebagai pelaku utama aksi-aksi brutal tersebut, namun banyak pakar yang berkeyakinan bahwa tindakan destruktif yang makin meningkat di kawasan barat laut Afrika merupakan efek dari strategi Barat untuk menjungkirbalikkan stabilitas dan situasi keamanan regional. Mereka percaya, Barat kini dengan dukungan luas mesin-mesin propagandanya berusaha mengesankan bahwa target infiltrasi AlQaeda ke Eropa melalui jalur barat laut Afrika.
Posisi strategis kawasan barat laut Afrika yang cukup dekat dengan Eropa dan hadirnya banyak imigran dari kawasan tersebut ke Eropa membuat para pakar Barat yang menyebut wilayah barat laut Afrika sebagai batu loncatan yang strategis untuk menyusup ke Afrika. Tentu saja, situasi tersebut bisa menjadi dalih yang empuk bagi AS dan sekutunya untuk mengusung militernya ke kawasan. Dan lagi-lagi, perang anti-teroris akan menjadi tema besar kehadiran militer Barat di Afrika.
Tak heran jika Washington belakangan sudah mempersiapkan rencananya untuk membangun pangkalan militer di kawasan segi tiga Sahara. Bahkan sejumlah pengamat meyakini, latihan militer bersama yang digelar AS dengan Aljazair dan Mauritania merupakan bagian dari skenario Washington untuk mempersiapkan kehadiran militernya di kawasan.
Selain memiliki cadangan minyak yang kaya, kawasan Sahara Afrika juga menyimpan kandungan mineral strategis seperti uranium. Tentu saja hal itu menjadikannya sebagai incaran negara-negara besar. Sebagian besar negara-negara produsen minyak di Afrika juga banyak terkonsentrasi di kawasan barat laut Afrika, seperti Libya, Aljazair, dan Nigeria. Tidak hanya itu saja, perusahaan energi terbesar AS juga bercokol di kawasan tersebut. Tak berlebihan jika banyak pengamat yang meyakini bahwa Washington sudah mempersiapkan beragam skenario militer dengan mengusung beragam dalih untuk menempatkan kekuatan militernya secara langsung di kawasan.