SEBAGIAN besar akun Twitter kandidat pemilu parlementer Jepang terpaksa 'mati suri' menjelang pemungutan suara pada 11 Juli nanti. Regulasi pemakaian internet di 'Negeri Sakura' memang lebih ketat jika dibandingkan dengan beberapa negara lain. Bahkan, pemilih dilarang menggunakan Twitter ataupun laman blog pribadi untuk mengunggah hal-hal terkait dengan kampanye.
Padahal, Jepang berhasil mencatat rekor 3.283 tweets (istilah status untuk Twitter) seusai kemenangan tim sepak bola di pentas Piala Dunia minggu lalu. Jumlah tersebut melampaui 3.085 tweets ketika Los Angeles Lakers menjadi kampiun kejuaraan basket NBA.
Twitter Inc pun memperkirakan penduduk Jepang mengirim pesan sekitar 8 juta per hari alias 12% total keseluruhan pengguna jejaring sosial itu.
UU Pemilihan Umum sebetulnya bertujuan agar kandidat-kandidat yang tidak mempunyai dana yang besar dapat ikut bersaing.
Namun, restriksi semacam itu dinilai kurang pas diterapkan pada era internet seperti sekarang. "Selama kampanye via internet dilarang, politikus Jepang dan para pemilih tidak akan menjadi dewasa," papar Masahiko Shoji, Pemimpin Gerakan Promosi Internet.
sumber