FAQ |
Calendar |
![]() |
|
News Semua berita yg terjadi di dunia internasional ataupun lokal diupdate disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
.
ADA tiga medium yang menonjol pada praktik seni jalanan; Mural yang dekat dengan teknik lukis realis dan membutuhkan logistik cukup besar; graffiti yang banyak bersandar pada karakter aksara (kaligrafi) dan piktogram yang lebih sederhana secara teknis; dan seni stensil (menggunakan bingkai cetak, alias mould) yang dari segi kerumitan berada di antara ke dua medium sebelumnya. demikian Rusel Howse mengungkapkan dalam bukunya, "Stencilnation". Apakah itu stencil art? Russel Howze menganggap stensil sebagai medium perantara, di tengah graffiti dan mural. Stensil dapat direproduksi dengan cepat ke sejumlah tempat, atau disusun repetitif untuk memenuhi bidang yang luas di satu tempat. Jadi, seni stensil menawarkan kompleksitas tapi juga keleluasaan gerak kepada para praktisinya. Dalam perkembangannya, stensil telah menjadi sebuah medium 'seni rupa bawah' (low-brow art) yang berkembang cepat dengan bantuan internet. Metoda visualnya juga telah dipungut oleh seniman berlatar akademis. ![]() Sesosok figur perempuan seksi yang dibuat oleh Czarnobyl, seorang street artist Jerman. Czarnobyl menjadi salah satu peserta pameran, Jakarta International Stencil Art Exhibition 2011: Divergen. (foto: google) Graffiti dan mural berkembang di perkotaan selama ini merupakan medium dimana aktivitas gerakan seni turun langsung ke ruang publik. Ruang kota menjadi semacam medium untuk memperlihatkan seni secara langsung pada publik. Mural dan graffiti bersifat sekali kerja tanpa dapat membuat repetisi atas visual yang sebelumnya. Tehnik ini memperlihatkan kelemahan bagaimana memunculkan visual yang provokatif diberbagai tempat. Khususnya ruang kota yang terlihat dinding kosong yang dapat dipakai untuk membuat provokasi jalanan hingga mempengaruhi publik kota. Kota urban yang kompleks mempengaruhi perkembangan penduduknya dimana aktivitas sehari-hari merupakan perubahan sosial yang menarik secara ruang. Bagaimana masyarakat mempunyai interaksi langsung dengan ruang publik, dimana kapasitas sebagai penikmat jalanan kota menjadi subyek atas proses perkembangan urban yang berlangsung. Perspektif inilah yang kemudian menjadi dasar aktivitas stencil art. Hal yang paling menakjubkan tentang seni stensil adalah cara ini jenis seni berinteraksi langsung dengan publik, dan menggunakan stensil pada itu mendukung karya seni yang sama dapat ditampilkan di berbagai tempat pada saat yang sama tanpa masalah. Inilah mengapa stensil menjadi pilihan dalam aktivitas ini. Seni stensil telah merebak di berbagai kota di belahan barat merepresentasikan bagaimana seni berhadapan langsung dengan masyarakat. Kota urban sebagai lingkungan budaya kontemporer, mempunyai ruang terbuka, aktivitas masyarakat yang terlibat dalam ruang itu mempunyai kompleksitas. Kehadiran seni secara langsung di ruang- ruang itu mempunyai daya provokatif untuk memberi kesadaran bahwa seni langsung dapat dijumpai pada ruang terbuka kota. "Stencil Art, dan Politik Estetika Kota", oleh F. Agung, Kurator seni rupa. Untuk Indonesian Art News, 5 Maret 2011. Ditulis ulang oleh T.A. Putra a.k.a Sindhu, Perupa. Untuk Ceriwis, 9 Maret 2011. - selamat malam, ceriwiser - :minum: Last edited by sindhu; 9th March 2011 at 10:10 PM. |
#2
|
|||
|
|||
![]()
nice info ndan........mantap
|
#3
|
||||
|
||||
![]() ![]() Nice inpo, ternyata ada juga karya seni dari pensil yg engga' kalah saing dari grafiti ataupun mural |
#4
|
||||
|
||||
![]() Quote:
Prihal mana yg lebih bagus atau mana yg lebih 'high-art', itu relatif. Seni hari ini semakin membuktikan bahwa low-art semakin memiliki kedudukan yg sejajar dgn high-art ![]() Thanks for visit ![]() Last edited by sindhu; 22nd March 2011 at 08:33 PM. |
#5
|
||||
|
||||
![]() Quote:
![]() |
#6
|
||||
|
||||
![]() |
![]() |
|
|