| FAQ |
| Calendar |
|
|
|||||||
| Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
 |
|
|
Thread Tools |
|
#1
7th March 2011
|
||||
|
||||
Head to Head: Nurdin Halid, Andi Mallarangeng, Arifin Panigoro
 Kongres PSSI 2011 yang rencananya akan diadakan Maret 2011 di Bali merupakan puncak kompetisi di luar lapangan hijau sepakbola Indonesia yang strategis. Di tangan para pengurus baru tersebut, termasuk ketua umumnya, prestasi sepakbola dan industri olahraga negara ini akan dibawa selama lima tahun ke depan. Kalau laga di lapangan hijau hanya berlangsung 2 x 45 menit, kadang bisa ditambah perpanjangan waktu 2 x 15 menit dan adu penalti, kompetisi di luar lapangan hijau berlangsung lebih lama, sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu, dan makin memanas pasca Kongres Sepakbola Nasional (KSN) 30-31 Maret 2010 di Malang Jawa Timur. Kompetisi Public Speaking di ranah publik sama persis dengan olahraga sepakbola, sama dengan sinetron atau film. Ia membutuhkan produser/penyandang dana, sutradara, aktor, para kru dan pendukung teknis serta penonton, juga kemampuan komunikasi yang lihai. Dalam tulisan ini saya akan membahas strategi komunikasi, khususnya public speaking, masing-masing peserta memperebutkan kursi kepemimpinan Ketua Umum. Kemampuan public speaking sangat strategis karena merupakan salah satu alat kampanye publik yang strategis yang dapat membentuk opini dan persepsi publik. Sejauh yang saya amati, para aktor utama yang muncul ke permukaan adalah Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Andi Malarrangeng, Ketua Umum PSSI Nurdin Halid, Wakil Ketua PSSI Nirwan Bakrie, pengusaha Arifin Panigoro, dan Kepala Staf TNI AD George Toisutta. Dua yang terakhir adalah calon ketua umum PSSI. Layaknya �Head To Head Prediction� and �Game Analysis�, public speaking competition pun mengukur peta kekuatan para kontestan. Menurut saya, dalam �Head To Head Calon Ketua Umum PSSI� saat ini posisinya �3 lawan 4�. Mengapa demikian? Angka 3 merepresentasikan Nurdin Halid yang bersama PSSI merupakan sebuah organisasi yang di dalamnya banyak diisi oleh para profesional yang memiliki kemampuan Public Speaking mumpuni dan pihak lainnya adalah para supporter setianya. Sementara itu angka 4 merupakan representasi suara dari luar Gelora Bung Karno Senayan, yakni Arifin Panigoro; George Touisutta; Andi Malarangeng, dan masyarakat pecinta sepakbola Indonesia yang tidak mendukung Nurdin Halid untuk menjadi Ketua Umum PSSI lagi. Yang menarik dari kompetisi Public Speaking ini, jika umumnya para kandidat ketua umumlah yang beradu lihai berbicara di depan publik, di agenda menjelang Pemilihan Ketua Umum PSSI ini justru Nurdin Halid dan Andi Malarangeng yang notabene tidak ikut dalam pecalonanlah yang paling sering berkompetisi bicara di depan publik. Sebelum Kongres Sepakbola Nasional (KSN) pada 30-31 Maret 2010 di Malang Jawa Timur, Andi Malarangeng dan Nurdin Halid pernah diundang dalam sebuah Talkshow TV swasta. Saya masih ingat betul suasana panas menyelimuti keduanya di layar TV saat itu. Sebuah Talkshow yang elegan dan mengambil bagian dalam pendidikan public speaking syaratnya adalah �mutlak� menampilkan �Etika� dan unsur �Pendidikan�. Hati para kompetitor boleh saja �panas� namun sebaiknya seminim mungkin bahasa tubuh yang mencerimankan sikap arogan peserta kompetisi itu dipertontonkan kepada publik. �Arogan� berbeda dengan �Emosional�. �Emosional� itu lebih dekat dengan sinonim kata �semangat� yang merepresentasikan makna �positif�. Sedangkan �arogan� lebih dekat dengan konotasi �negatif�. Selayaknya para pihak yang sedang berkompetisi kemampuan public speaking lebih menunjukkan �semangat� ketimbang asal bicara secara Arogan�. Menggunakan data, fakta, angka,statistik merupakan salah satu pendekatan rasional dalam berbicara di depan publik dengan bungkusan �eleganitas� dan �semangat�; kontras dengan hal itu penggunaan �nada bentak�, �marah�, �menghujat�, �melakukan tindakan anarkis� merupakan bentuk terendah dari kemampuan berdebat di depan publik (public speaking). Selain Andi Malarangeng, yang saya ingat saat itu hadir di studio tv swasta itu adalah jurnalis olahraga yang kontra terhadap Nurdin Halid. Kombinasi pernyataan publik Andi dan para jurnalis tersebut saya nilai �berhasil� mengganggu ketenangan Nurdin. Saat itu Andi mengatakan kurang lebih seperti ini �Sebaiknya PSSI konsentrasi mengurus prestasi sepakbola tanah air daripada sibuk mencalonkan diri sebagai negara penyelenggara Piala Dunia berikutnya�, dengan tekanan nada yang kritis serta mimik wajah serius; secara umum ia ingin mengatakan keheranannya atas ketidakmampuan PSSI mencari 11 orang pemain sepakbola terbaik dan berprestasi dari antara ratusan juta masyarakat Indonesia. Nurdin yang memiliki salah satu kekuatan karakter �pantang menyerah� dan �argumentativeable� tidak ingin melewatkan kesempatan itu rupanya. Ia menunjukkan PSSI memiliki stok jawaban dan konsep, walaupun sebetulnya relatif sama dan sering digunakan di berbagai kesempatan. Nurdin mengungkapkan apa yang dijalankan saat ini oleh PSSI adalah Konsep Pembinaan Jangka Panjang yang diberi nama �Visi PSSI�. Dengan cara ini Nurdin ingin menjelaskan kepada para pengkritik dan publik, bahwa sebelum mulai pada suatu diskusi, kita harus mau melihat apa yang menjadi �latar belakang� dan �pendahuluan� permasalahan. Menurut saya Nurdin �cerdik� menggunakan strategi ini karena posisinya yang �terdesak� oleh 2 (dua) nara sumber yang menyerangnya; ditambah lagi ia �telat� datang sesudah diskusi mulai beberapa saat. Nurdin ingin mengambil �Clear Ground Standing Position� sebelum ia masuk ke pada pokok permasalahan yang sudah menjadi domain publik. Nurdin dan Andi berasal dari Makassar, suku Indonesia yang punya �karakter dasar� yang sangat kuat dalam berbicara dan berdebat, memiliki modal suara keras, maka situasi talkshow semakin dinamis dan selalu bertimpalan suara; cerminan dari para pihak yang tidak mau kalah ngotot satu sama lain. Suasana sejak awal Nurdin masuk terlambat ke studio dibanding tamu lainnya sudah membuat aura diskusi tegang. Saya menduga sebelum bergabung dalam diskusi itu Nurdin sudah �terganggu� dengan topik bahasan diskusi itu tentang KSN di Malang yang dianggap dapat mengganggu tujuannya mencapai Ketua Umum PSSI, dan lebih mengganggu lagi karena para nara sumber �kompetitor� nya di studio itul-lah yang memang menggagas acara KSN tersebut. Kontras dengan kedua tokoh tersebut, 3 (tiga) calon ketua umum lainnya Arifin Panigoro, George Toisutta dan Nirwan Bakrie agak jarang mengeluarkan pernyataan publik, dan cenderung memiliki gaya bicara yang berbeda dengan Nurdin. Ibaratnya petinju; Nurdin Halid mirip gayanya seperti Mike Tyson yang �cepat panas� sejak awal. Berbeda dengan Arifin Panigoro yang terkesan lebih �soft� dan George yang lebih �tegas namun elegan�. Bagi Arifin dan George memiliki kesibukan lain sebagai pengusaha dan masih berdinas aktif di militer mungkin menjadi faktor penyebab �kurang cepat panas�nya penampilan mereka berbicara di depan publik, dan mungkin saja mereka telah �menitipkan� peranan public speaking� nya kepada kepada Andi Mallarangeng. Seementara Nirwan Bakrie yang dikenal mendukung dan memposisikan diri sebagai pendukung Nurdin Halid menurut komunikator Richard Katula dalam bukunya �Communication, Writing and Speaking� mengambil posisi �silent� dan tidak terlalu sering mengeluarkan pernyataan (public speaking) dibandingkan Nurdin Halid dengan tujuan : menjaga pusat perhatian (centre of attention) publik akan tetap berada di Nurdin Halid. Lepas dari semua kontroversi, substansi dan permasalahan yang meliputi para calon ketua umum, dalam hitung-hitungan Head To Head Public Speaking, bukan dalam hitung-hitungan kemungkinan untuk memenangkan posisi Ketua Umum PSSI, saya menilai skor �Spontanitas� �Cepat Panas� antara Nurdin Halid dibandingkan para kompetitornya adalah 60:40 untuk Nurdin Halid. Saya tak memperhitungkan kedalaman content dan substansi masalah. Kemampuan Public Speaking serta strategi para kandidat menjelang Kongres pasti akan meningkat. Tidak heran jika frekuensi rapat-rapat untuk membahas naskah, pointers, packaging, speech priority, public speaking grand strategy di balik kemampuan public speaking makin meningkat. 
|
|
#2
7th March 2011
|
||||
|
||||
|
ping..!! ane petromax..
 nirdin lagi.. nurdin lagi..  jangan sampe deh dia kepilih lagi.. Last edited by avada_kedavra; 7th March 2011 at 02:21 PM.
|
|
#3
7th March 2011
|
|||
|
|||
|
Quote:
Quote:
kapan sepakbola indonesia bisa maju, kalau pemimpinnya aja pernah dipenjara???  :
|
|
#5
8th March 2011
|
||||
|
||||
|
nurdin pukaima......
ngak layak lagi dia...... yang sangt cocok JK......kalo dia mau...... tp kalo arifin ma george boleh uga....yang penting jangn nurdi ma kroni2nya.... si nugraha besi juga harus disingkirkan
|
|
|
|
