FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Travel, Wisata, Liburan Suka jalan-jalan dan traveling ke berbagai mancanegara? yuk sharing dan berbagi tips disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
[/spoiler] Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
Langsung loncat aja gan ke post #2 ![]() Sejak adanya penerbangan langsung dari Indonesia menuju Bandara Internasional Phuket, banyak warganegara Indonesia yang memilih Phuket sebagai tujuan wisata favorit. Phuket terletak di sebelah selatan Negara Thailand, dengan luas wilayah lebih dari 540 kilometer persegi. Wilayah ini berpenduduk mayoritas beragama Budha, dan juga Islam sebesar 17 persen. Ketimbang menggunakan jasa travel untuk berlibur ke Phuket, lebih baik memutuskan untuk pergi sendiri dengan bekal pengetahuan yang cukup. Harga yang ditawarkan oleh travel berkisar antara 3,5 juta - 4 juta Rupiah untuk 4 hari 3 malam, dengan harga yang sama, saya bisa bertahan di Phuket selama 6 hari 5 malam tanpa menggunakan jasa travel. Selain itu, ada juga keuntungan immaterial yang didapat, saya dapat menentukan sendiri berapa lama waktu yang bisa dihabiskan untuk berbelanja, waktu untuk makan siang, dan waktu untuk bersantai. Hal penting yang wajib dilakukan sebelum hari keberangkatan adalah research, mencari tujuan wisata yang sesuai dengan kebutuhan, dan memang belum pernah dikunjungi. Kemudahan akses internet membuat segalanya menjadi jauh lebih mudah, apapun mengenai Phuket bisa didapat. Misalnya, bagaimana perilaku penduduk disana? Oh, bagaimana dengan makanan disana? Apakah cocok dengan lidah oriental saya? Apakah aman untuk kita jika menggunakan bus umum? Atau bahkan bagaimana melakukan pemesanan hotel dan tiket pesawat secara online. Lakukan research sebanyak-banyaknya guna mendapatkan segala informasi yang anda butuhkan, dan juga untuk mendapatkan akomodasi yang paling sesuai dengan kantong. Menurut jadwal yang tertera pada tiket keberangkatan, waktu tempuh untuk sampai di Phuket adalah dua setengah jam, saya beruntung bisa tiba 30 menit lebih awal. Setelah selesai dengan urusan imigrasi, kemudian bergegas keluar dari bandara mencari sebuah loket Taxi Meter. Sebuah loket taksi berwarna kuning berada di sebelah kanan pintu utama bandara. Berbekal dari hasil research, jangan menerima tawaran jasa taksi atau mini-bus di dalam gedung bandara, karena harganya bisa lebih mahal dua kali lipat daripada menggunakan taksi di loket Taxi Meter. Beberapa tujuan utama setelah sampai di Phuket adalah pantai yang menghadap Laut Andaman, yang berada di wilayah Patong dan Krabi. Saya menentukan tujuan ke Patong, untuk menuju kesana dibutuhkan biaya kurang lebih 500 Baht untuk taksi. Selama 45 menit perjalanan dari bandara menuju Patong, saya dibawa oleh supir taksi ke agen penginapan yang juga merangkap sebagai agen tur, beruntung penginapan sudah dipesan jauh sebelum hari keberangkatan, saya sempat takut si sopir taksi akan membawa saya ke tempat yang tidak diinginkan, namun jangan khawatir, katakan saja sejujurnya, mereka akan dengan sopan mempersilahkan kita pergi. Fiuh! Jalan-jalan di Phuket lebih lengang dibandingkan dengan Jakarta. Kendaraan roda dua pun begitu tertib berjalan di lajur paling kiri, tanpa mengganggu kendaraan roda empat yang berada di lajur sebelah kanannya. Satu hal yang mencolok jika dibedakan dengan Jakarta adalah, pengemudi mobil atau motor jarang membunyikan klakson mereka. Tiba di Phuket pada siang hari, plus 45 menit perjalanan dari bandara menuju Patong, saya masih mempunyai cukup waktu untuk mempelajari jalan di sekitar hotel. Harga hotel pada low season (Mei, Juli, September, dan Oktober) berkisar antara 500-600 Baht per malam, tanpa sarapan. Bila pada high season (Des-Feb) harga tersebut melonjak tajam hingga mencapai 1500 Baht per malam, tanpa sarapan. Terbiasa menawar bajaj yang ada di Jakarta membuat saya terbiasa menawar apapun yang ditawarkan hingga sepertiganya, voila! Saya mendapatkan kamar seharga 800 Baht dengan tarif 500 Baht per malam. Perjalanan berlanjut dengan mencari kios-kios yang menawarkan paket tur untuk mengunjungi tempat-tempat wisata menarik seperti: Phi Phi Island, Phang Nga Bay, atau Coral Island. Patong terkenal dengan pantainya, boleh dibilang sebelas-dua belas dengan daerah Kuta dan Legian. Pantai berpasir putih yang panjang, serta pantainya yang landai sangat memanjakan mata dengan panorama yang disuguhkan, tanpa terganggu dengan sampah. Ini yang membuat Patong �dua belas�. Penduduk sekitar dan wisatawan asing sangat peduli pada kebersihan pantai, tidak seperti di Indonesia. Banyak terdapat kursi santai yang disewakan untuk berjemur, Thai Massage, atau kepang rambut. Mirip seperti jalan Legian, disana juga banyak terdapat hotel, bar, atau cafe bagi mereka yang senang hiburan malam. Jalan Legian ala Patong dapat ditemui di Bangla Road. Setiap sore, mobil khusus untuk promosi acara Thai Boxing berkeliling dengan beberapa orang diatas atap mobil yang bergaya seperti petarung, kreatif, mereka pun mendandani atap mobil seperti layaknya ring pertandingan. Ada satu pusat perbelanjaan besar di kawasan Patong, sebuah mall dengan nama Jungceylon. Saya mengunjungi mall ini untuk sekedar menyeruput kopi di sore hari. Saya pun menemukan beragam jenis makanan yang ada, masakan asli Thailand, masakan Eropa, hingga masakan China. Bagi saya yang tidak suka makanan pedas, saya memutuskan untuk memilih jenis makanan paling aman yang bisa saya makan, yakni fast-food, ada beberapa pilihan makanan seperti KFC, McDonald�s, atau Burger King dengan harga relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan harga di Tanah Air. Food court terdapat di lantai basement mall-anda bisa menemukan makanan halal disini-, harga makanan di food court lebih murah, satu paket nasi goreng dibanderol dengan harga 70-100 Baht. Di luar mall, ternyata ada jajanan yang lebih murah lagi, tepatnya di sebelah Banzan Market, Sai Sam Road, persis di seberang Jungceylon. Jajanan yang ditawarkan seperti barbeque sapi atau ayam, aneka nasi dengan lauk, mi goreng, nasi goreng, hingga sushi yang dijual dengan harga 5-7 Baht per satuan. Menurut pantauan saya, area ini mulai buka pada sore hari sekitar pukul lima. Jalan-jalan saya berlanjut setelah beberapa menit istirahat di hotel, tujuan berikutnya adalah pasar swalayan. Siapa sangka Carrefour juga bisa menjadi tempat wisata yang menarik, kita dapat melihat berbagai barang khas Thailand dijual disini, liquor shop, atau suvenir khas Thailand. Belum genap 24 jam saya berada di Phuket, saya sudah membeli beberapa oleh-oleh untuk para kerabat di Tanah Air berupa kaos dengan sablon gambar-gambar yang berhubungan dengan Thailand. Harga yang ditawarkan terbilang murah, untuk sebuah kaos dihargai antara 70-90 Baht. Day Two Satu hari sebelumnya, saya telah membeli paket perjalanan mengunjungi beberapa tempat wisata favorit. Phi Phi Islands adalah kepulauan tujuan utama wisatawan yang berkunjung ke Phuket baik mereka yang singgah di Patong ataupun Krabi. Perjalanan menuju Phi Phi Islands ditempuh dengan menggunakan speedboat yang dapat menampung kurang lebih 30 penumpang. Membeli jasa tour & travel artinya saya harus rela bepergian bersama dengan wisatawan lainnya yang tidak saling kenal satu sama lain. Saya akan dibawa mengitari kepulauan Phi Phi diantaranya: Maya Bay yang sempat dijadikan tempat syuting film The Beach yang dibintangi oleh Leonardo DiCaprio, Phi Phi Don, Phi Phi Ley, dan Khai Island. Menurut jadwal, kami akan dibawa menuju spot menarik untuk snorkeling, atau diving. Tur dimulai pada pagi hari sekitar pukul 9 hingga pukul 5 sore. Bagaimana dengan makan siang?! Oh, ternyata saya akan mendapatkan makan siang, air mineral, soft drink, dan buah-buahan di sebuah restoran di Phi Phi Don. Setelah puas memanjakan mata dengan pemandangan laut yang indah, formasi bebatuan yang ciamik, serta berfoto ria di tempat Leonardo DiCaprio melakukan adegan filmnya, kini perut saya mulai mengeluarkan sumpah serapah untuk diberi makan. �Number Five..!! Number Five..� begitu teriak pemandu wisata kami saat memanggil kawanan wisatawan yang menumpang speedboat bernomor lima untuk segera naik ke kapal dan melanjutkan perjalanan ke Phi Phi Don, Lunch time! Beberapa menu yang disajikan untuk santap siang adalah ayam goreng, ikan goreng asam manis, saya tidak tahu pasti apakah itu ikan gurame atau bukan, sup tom yam, spaghetti, serta sayur semacam cap cay. Perut kenyang, hati tenang. Nahkoda speedboat kembali mengajak kami berayun menghantam ombak ke tujuan berikutnya. Sedikit tips dari saya adalah pastikan bahwa anda sudah berada di lobby hotel pada saat jam penjemputan, mini bus yang akan membawa kita menuju dermaga biasanya selalu tepat waktu. Paket tur yang dibeli sudah termasuk dengan biaya peminjaman perlengkapan snorkeling, kecuali fin untuk renang. Penyewaan fin untuk renang dikenakan harga 100 Baht untuk setiap pasang. Setiap tur juga menyertakan layanan antar jemput di dalam paket tur, dari hotel ke dermaga dan dari dermaga kembali ke hotel dengan cuma-cuma. Untuk bisa ikut dalam tur ini, saya diminta membayar sebesar 2600 Baht, seperti yang tertera di dalam selebaran yang ada di agen-agen tur, namun ingat harga yang diminta bisa kita tawar. Tawarlah separuh harga terlebih dahulu, jika anda pandai tawar-menawar, agen tur bisa memberikan harga sekitar 900-1100 Baht per orang. Nyambung dibawah yaa.. Terkait:
|
![]() |
|
|