Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > HOBI > Travel, Wisata, Liburan

Travel, Wisata, Liburan Suka jalan-jalan dan traveling ke berbagai mancanegara? yuk sharing dan berbagi tips disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 3rd October 2012
AnakPulau's Avatar
AnakPulau AnakPulau is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Oct 2012
Posts: 399
Rep Power: 13
AnakPulau mempunyai hidup yang Normal
Default Beda Agama dan Suku Tapi Hidup Berdampingan Ratusan Tahun

Masih ingat Kepulauan Bangka Belitung kan? Itu,loh, provinsi yang dijadikan lokasi Film Laskar Pelangi. Selain dikenal dengan timah dan lada putihnya, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga menyimpan warisan sejarah yang menarik,loh! Kamu bisa menemukan banyak bangunan tua yang menyimpan sejarah di Bangka Belitung, dari sebelum jaman Penjajahan Belanda sampai masa mempertahankan kemerdekaan. Nah, salah satu kota di Bangka Belitung yang memiliki banyak bangunan tua bersejarah adalah Kota Muntok. Tak hanya itu, Kota Muntok dikenal sebagai kota kerukunan antar umat beragama.



Kota Muntok adalah Ibu Kota Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kota Muntok dibangun sebagai kota pelabuhan sejak 1700-an. Kota tertua di Bangka Belitung ini dibangun bersama-sama oleh suku Melayu dan etnis Tionghoa.









Sebagai pusat perekonomian dan keresidenan, Kota Mentok berkembang sebagai kota yang modern. Perkembangan kota sangat khas kolonial, salah satunya ditandai dengan pembagian kampung. Pada tahun 1850, seorang Kolonel Hindia Belanda, De Lange, memuji perkampungan Tionghoa yang ada di Kota Muntok sebagai yang terhebat di Hindia.



Suku Melayu dan Etnis Tionghoa sama-sama pendatang di Pulau Bangka. Mereka didatangkan oleh Kesultanan Palembang dan Pemerintahan Kolonial Belanda untuk mengolah kekayaan timah di pulau itu. Dua suku ini hidup sama-sama membangun Kota Mentok sebagai pusat keresidenan sekaligus pusat pertambangan timah pada waktu itu. Mereka menjadi 2 kelompok etnis yang tersebar di seluruh Bangka Belitung. Walaupun hidup sama-sama dengan latar belakang yang berbeda, keduanya hidup rukun dan saling membantu,loh.



Kelenteng Kung Fuk Miaw adalah kelenteng tertua di Bangka Belitung yang dibangun di Kota Muntok. Umurnya sudah mencapai 3 abad. Kelenteng ini dibangun oleh masyarakat Tionghoa pada tahun 1790.Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1873 dibangunlah Masjid Jami� di sebelah Kelenteng Kung Fuk Miaw. Kelenteng dan masjid hanya dipisahkan oleh jalan selebar 5 meter. Pembangunan masjid pada waktu itu juga dibantu oleh masyarakat etnis Tionghoa nonmuslim. Mayor Cina yang pada saat itu memimpin pertambangan timah di Bangka juga ikut menyumbang batu pualam untuk pembangunan masjid. Yang merancang bangunan pun juga seorang arsitek keturunan Tionghoa. Pada tahun 2010 yang lalu kedua bangunan bersejarah ini dijadikan sebagai benda cagar budaya yang dilindungi oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.



Kelenteng Kung Fuk Miaw dan Masjid Jami� menjadi simbol kerukunan umat beragama. Walaupun bertetangga, mereka tetap akur satu sama lain dan saling menghormati hingga saat ini. Malah mereka saling membantu. Wah, indahnya sebuah kerukunan! Walau berbeda agama dan suku, kita bisa tetap berteman, saling menghormati, dan tetap saling membantu. Bahkan dengan kerukunan yang mereka jalani, sama-sama bisa membangun daerah mereka. Seandainya semua penduduk dunia bisa begini, tidak ada lagi yang namanya perang suku dan agama.





:ilov eindonesia



Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 09:09 PM.


no new posts