20th February 2011
|
 |
Member Aktif
|
|
Join Date: Nov 2010
Posts: 151
Rep Power: 0
|
|
Cadika, Bermain dalam Nuansa Alam Desa
Quote:
Kawasan wisata alam terbuka Caddika, Makassar. TEMPO/Hariandi Hafid
TEMPO Interaktif, Makassar -Suasana tenang dan damai di Kampung Bone Langgae, Kelurahan Bulurokeng, Biringkanaya, Makassar, seketika terusik. Warga yang sedang bercocok tanam di ladang dan sawah dibuat kaget oleh raungan knalpot dari kendaraan roda dua yang tempeakkan telinga.
Beberapa kendaraan roda dua jenis trail motocross merek Eropa dan Jepang sedang beradu cepat di jalan berlumpur. Ternak sapi, bebek, dan kambing ikut dibuat kaget dan berlari kalang kabut. Namun, bagi sejumlah pemuda desa, suara itu mengundang mereka lebih merapat ke lokasi pacuan.
Para pembalap atau racer terlihat tangkas melibas tikungan, melompati gundukan tanah, dan melewati kubangan air serta lumpur. Tak sedikit dari pemuda, yang asik menonton, itu terkena oleh cipratan air atau lumpur yang terinjak kendaraan bermesin 4 tak dan 2 tak itu.
Cadika adalah nama lokasi lomba kendaraan yang sedang melaju kencang membelah hamparan sawah itu. Sejauh mata memandang, kawasan seluas 6 hektare itu hanya ditumbuhi oleh rumput ilalang dan pepohonan liar yang terdiri atas pisang, mangga, dan trembesi. Di bibir kawasan, terhampar sawah dan kolam-kolam ikan. Kawasan bertanah merah ini juga diapit oleh bukit-bukit sabana.
Kawasan Cadika merupakan lahan tidur selama 20 tahun yang sedang digarap oleh pemerintah kota untuk dijadikan arena bermain dan belajar. Pada era orde baru, kawasan yang berada di bibir perkampungan dan perbatasan Kabupaten Maros itu dijadikan sebagai lokasi perkemahan Pramuka. Kini, lahan bekas hutan jati putih itu mulai dimasuki oleh alat-alat berat dan truk. Tanahnya mulai dikeruk, dimuat, dan dipindahkan menjadi gundukan tanah.
"Inisiatif membuat hutan kota dan taman bermain berasal dari pengurus Pramuka di daerah ini. Daripada tak terurus, lebih baik dimanfaatkan demi kepentingan masyarakat yang haus hiburan," kata Harun Ar Rasyid, Project Manager Cadika, kemarin.
Haruna, panggilan akrab trainer America Indonesia Group, mengatakan nama kawasan tersebut merupakan pemberian dari kelompok Pramuka pada masa orde baru. Kawasan yang bisa dicapai dalam waktu 10 menit dari pusat Makassar itu segera disulap menjadi hutan kota berfasilitas lengkap, seperti taman bermain dan belajar. Fungsi perkemahan, pengembangan bibit tanaman langka, peternakan, dan perkebunan, tetap dipertahankan.
"Suasana alam desa dan hutan akan hadir di lokasi ini. Kami ingin menjauhkan generasi muda dari ketergantungan pada teknologi maju dan Internet," kata Haruna.
Nantinya, pengunjung akan dibuat seperti memiliki kebun sendiri. Pengunjung cukup menitipkan uang kepada penggarap kebun. Pada musim panen, pengunjung dapat memetik hasil kebun dan dapat dijual atau dimakan sendiri.
Selain itu, di bagian lain akan dibuat arena out bond, tempat burung berkicau, layang-layang, arena mobil radio kontrol, dan pusat penelitian. Bentuk permainan yang hampir punah, seperti lompat karet, bola kasti, dende-dende, denge-denge, dan sebagainya juga akan diberi tempat. Di pinggir lokasi ini juga akan dibangun penginapan berupa rumah kayu.
Ibrahim Saleh, Kepala Dinas Sosial Kota Makassar, yang juga pemrakarsa proyek ini, menjelaskan, arena bersepeda di lokasi ini terdiri atas big cross 800 meter, BMX cross country, dan downhill 3,2 kilometer. Untuk trek bersepeda, kata Ibrahim, anggaran yang dihabiskan sebesar Rp 2 miliar, yang dananya berasal dari beberapa sponsor.
"Lokasi ini membidik wisatawan lokal dan mancanegara. Apalagi lokasi ini tak jauh dari Bandar Udara Hasanuddin, sehingga penumpang transit bisa melepas lelah," katanya. Lokasi ini akan diresmikan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alifian Mallarangeng pada Selasa mendatang.
Ikon Baru dan Ekonomi Warga
Andi Januar Jaury Dharwis, yang sedang beristirahat setelah setengah jam mengendarai motocross miliknya, mengatakan pemerintah harus berkomitmen menjadikan Makassar sebagai kota dunia. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Selatan dari Fraksi Partai Demokrat ini mendorong agar pemerintah menciptakan lebih banyak ikon-ikon menarik yang bercorak alam.
"Jangan terlalu fokus menghadirkan ikon yang bersifat modern dengan fasilitas serba mesin dan Internet," kata pembina Trail Adventure Community itu. "Konsep green city sangat bagus dibuat di daerah yang sedang menggeliat ke arah kota metropolitan. Ini akan sangat menunjang laju ekonomi daerah dan di kota, termasuk masyarakat setempat."
Sementara itu, Agus Yahya, warga Kampung Bone Langgae, Kelurahan Bulurokeng, menyambut gembira hadirnya lokasi bermain dan belajar di Cadika. Ia berharap tempat itu akan memberi manfaat besar bagi masyarakat. Dia berencana membuat warung makan atau warung kopi untuk menambah penghasilan sebagai petani penggarap sawah. "Selama ini, masyarakat desa berprofesi sebagai petani dan berkebun dengan penghasilan pas-pasan," katanya.
Harun Ar Rasyid, Project Manager Cadika, mengatakan ada 20 kepala keluarga yang dipekerjakan di lokasi perkebunan, pertanian, dan tempat pemancingan ini. Hal itu sejalan dengan harapan Agus, yang menginginkan pengelola menyerap tenaga kerja lokal, agar tidak terjadi gesekan dengan penduduk setempat.
| SULFAEDAR PAY
|
|
Maaf ya klo repost ato salkam, masih nubie nih 
nya dunk ndan 
