FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Internasional Baca berita dari seluruh mancanegara untuk mengetahui apa yg sedang terjadi di dunia. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() KERJA SAMA: Dirut PT PLN (Persero) Dahlan Iskan dan GM Nippon Koei Ltd & Ass Seiji Koyanagi usai penandatanganan kontrak.//istimewa MEDAN-PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan tetap membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Asahan III yang berlokasi di Asahan dan Tobasa. Pengerjaannya tetap dilakukan tahun depan, meski gubernur Syamsul Arifin belum juga memberikan izin lokasi. Hal itu ditegaskan Direktur Utama PT PLN (Persero) Dahlan Iskan usai penandatanganan kontrak kerjasama (contract agreement) antara PLN dengan General Manager Nippon Koei Ltd & Ass Seiji Koyanagi di Kantor PT PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan (Pikitring) Sumut, Aceh dan Riau di Jalan dr Cipto Mangunkusumo, Medan, Rabu (9/6). Penandatanganan kerjasama PLN dengan Nippon Koei untuk engineering services pembangunan proyek PLTA Asahan III berkapasitas 2 x 87 MW itu disaksikan Perwakilan dari Kedubes Jepang Tsuchiya Takehiro, Honor Chief Representatif JICA Indonesia Sakamoto Takashi dan Konsul Jenderal Jepang di Medan, Minoru Shirota. Dahlan mengatakan pada 5 Desember 2007, PLN mengajukan penawaran teknis ke konsultan. Ada empat kontraktor yang ikut tender, Juni 2008. Setelah melakukan evaluasi teknis, 26 Februari 2008 Japan Bank for International Cooperation (JBIC) menetapkan Nippon Koei Ltd sebagai perusahaan yang akan membantu PLN dalam pelelangan. Nilai loan (pinjaman) mencapai 2,6 miliar yen atau sekitar Rp266,9 miliar (kurs 1 yen = Rp102,66). Juga ditetapkan, 25 tenaga engineering lokal akan membawahi 73 pekerja dan 29 engineering Jepang membawahi 681 pekerja. Sedangkan komposisi nilai investasi, 75 persen milik Indonesia dan 25 persen milik asing. �Proses tender, lelang paling cepat sepuluh bulan sehingga PLTA Asahan III dapat mulai dikerjakan pada tahun depan,� tegas Dahlan didampingi Direktur Perencanaan Nasri Sibayang dan Direktur Operasi Indonesia Barat Harry Jaya Pahlawan. Turut pula hadir General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Ir Denny Pranoto, GM PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut Ir Ikuten Sinulingga dan GM PT PLN (Persero) Pikitring Sumut, Aceh, Riau Ir Bintatar Hutabarat, DM Komunikasi dan Hukum PLN Pembangkitan Sumbagut Marodjahan Batubara dan DM Komunikasi wilayah Sumut Raidir Galingging. Menurut Dahlan, penandatanganan contract agreement merupakan bukti dari komitmen PLN untuk segera membangun PLTA Asahan III demi kepentingan masyarakat Sumut. Karena itu, Dahlan berharap dukukungan dari semua pihak, khususnya Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) beserta seluruh jajarannya. Apa yang akan dilakukan PLN jika Gubernur Sumatera Utara belum mengeluarkan izin? Dahlan menegaskan dirinya ataupun PLN tak mau berandai-andai. PLN sendiri sudah menyurati Pemprovsu untuk memberitahukan pelaksanaan PLTA Asahan III ini. �Nanti diharapkan ada rapat lagi dengan Pemda Sumut (Pemprovsu) untuk merumuskan bagaimana bentuk kerjasama yang pas,� ujarnya. Dikatakannya, PLN menawarkan opsi pemberian saham sebesar 40 persen untuk tiga Pemda (Asahan, Tobasa dan Pemprovsu). Selebihnya, 60 persen untuk PLN. Tahap persiapan, katanya, PLN sudah menghabiskan dana Rp100 miliar lebih untuk studi kelayakan, pembuatan detail desain dan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Menurut dia, pertumbuhan konsumsi listrik di Sumut meningkat pesat dengan naiknya pertumbuhan ekonomi. Namun pembangkit dan daya tetap. Dalam tiga bulan saja, terjadi kenaikan permintaan hingga 3 MW. �Saat ini daya di Sumut hanya 1.450 MW relatif sama dengan beban puncak. Artinya, daya sama dengan beban puncak sehingga cukup dan pas-pasan. Kalau terjadi gangguan di pembangkit maka listrik akan berkurang sehingga pembangkit baru sangat mendesak dibangun,� kata dia. Usai menandatangani kontrak kerjasama, Dahlan melakukan kunjungan kerja ke Pangkalan Susu untuk meninjau Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pangkalan Susu berkapasitas 2�200 MW sekaligus melihat proses ketersediaan gas di wilayah tersebut. Dalam kunjungan tersebut, Dahlan juga menyerahkan bantuan CSR PLN kepada salah satu Pondok Pesantren yang ada di Sumut. Gubsu Tidak Perlu Ragu Terkait perizinan lokasi pembangunan PLTA Asahan III, Wakil Ketua DPRD Sumut Sigit Pramono Asri meminta Gubernur Syamsul Arifin tidak perlu ragu. Meski demikian, Sigit mengatakan, harus ada perjanjian atau pernyataan tertulis manajemen PLN kepada masyarakat Sumatera Utara yang bisa dijadikan dasar bagi Gubsu atas nama masyarakat, untuk memberikan izin. �Pak Dahlan itu kan bisa saja sewaktu-waktu diganti oleh pemerintah, atau karena alasan lainnya. Maka sangat diperlukan perjanjian dan pernyataan yang tertulis, supaya jika di kemudian hari ada hal yang tidak diinginkan dan disebabkan oleh kinerja PLN yang tidak baik, maka sesuai dengan perjanjian itu, PLN bisa diberi sanksi. Intinya dengan perjanjian itu diharapkan PLN akan komit dengan janjinya,� ujarnya. Pemerhati Sosial dan Politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) Ridwan Rangkuti juga berharap Syamsul Arifin tidak ragu memberikan izin lokasi pembangunan PLTA Asahan III kepada PLN. �Prinsipnya PLN adalah sebuah BUMN yang profesional, dalam mengelola kelistrikan. Maka dari itu, Gubsu tidak perlu ragu lagi. Mengenai persoalan lain yang berhubungan dengan PLTA Asahan III, bisa didiskusikan lagi,� ulas Ridwan Rangkuti. (ila/mag-13) sumber -> berita |
![]() |
|
|