Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Health

Health Mencegah lebih baik dari mengobati. Cari tahu dan tanya jawab tentang kesehatan, medis, dan info dokter disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 1st February 2011
alcoholic's Avatar
alcoholic alcoholic is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Dec 2010
Location: TM#77
Posts: 1,503
Rep Power: 264
alcoholic is Ceriwis Prophetalcoholic is Ceriwis Prophetalcoholic is Ceriwis Prophetalcoholic is Ceriwis Prophetalcoholic is Ceriwis Prophetalcoholic is Ceriwis Prophetalcoholic is Ceriwis Prophetalcoholic is Ceriwis Prophetalcoholic is Ceriwis Prophetalcoholic is Ceriwis Prophetalcoholic is Ceriwis Prophet
Default Pasien Harus Pintar Pilih Obat Agar Tak 'Dikerjai' Dokter

foto: Thinkstock
Quote:
Jakarta, Meski diatur kode etik, tak bisa dipungkiri bahwa adanya kerja sama dokter dengan industri farmasi berpotensi menimbulkan konflik kepentingan yang merugikan pasien. Agar tak jadi korban, pasien harus tahu obat apa yang diresepkan oleh dokternya.

Ketua Ikatan Ahli Farmakologi Indonesia (IKAFI), Prof dr Iwan Dwiprahasto, MMedSc, PhD mengatakan bahwa pasien berhak minta obat lain jika merasa obat yang diresepkan oleh dokternya terlalu mahal. Selain itu, pasien juga harus tahu apakah harga obatnya sebanding dengan kualitasnya.

"Ada jenis obat originatory yang memang berdasarkan riset sehingga wajar kalau harganya mahal. Tapi ada juga obat-obatme-too atau tiruannya yang seharusnya jauh lebih murah karena tidak perlu riset," ungkap Prof Iwan dalam diskusi Pendidikan Dokter Berkesinambungan dan Kebijakan Pajak Terkait di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (1/2/2011).

Jika ada dokter yang memaksakan pasiennya untuk membeli obat tertentu, Prof Iwan menilai hal itu sebagai tindak kriminalyang bisa dikenai sanksi. Namun dokter boleh saja menyarankan obat tertentu jika bisa menjelaskan dengan bukti-bukti ilmiah bahwa obat lain memang kurang berkualitas.

Selain dokter, apoteker juga punya kewenangan untuk mengganti obat dalam resep dengan jenis lain yang lebih murah asalkan kandungan zat aktif dan khasiatnya sama seperti obat yang diresepkan. Menurut Prof iwan, kewenangan ini sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan.

Sayangnya, dalam hal ini pasien selalu berada dalam posisi tidak punya banyak pilihan. Selain tidak tahu perbandingan harga obat karena memang bukan barang yang dikonsumsi sehari-hari, seringkali pasien tidak punya banyak waktu untuk menentukan pilihan.

"Beda dengan membeli sepatu, kita masih bisa pilih-pilih yang lebih murah atau yang lebih bagus. Saat membeli obat, orang sakit tidak mungkin melakukan window shopping dulu seperti saat membeli sepatu," tambah Prof Iwan.

Padahal perbedaan harga obat di masing-masing apotek kadang cukup besar karena marjin keuntungan yang diambil para pengelola apotek memang berbeda-beda. Lagi-lagi pasien menjadi korban, karena kadang-kadang apotek juga mengejar keuntungan dengan tidak menawarkan produk obat yang lebih terjangkau.


Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 03:01 AM.


no new posts