FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Satu hal yang �menguntungkan� dari ulah Israel dalam Tragedi Mavi Marwara adalah negeri ini tidak lolos ke Piala Dunia 2010. Bila saja Israel lolos ke Afsel 2010, maka bisa dipastikan Piala Dunia akan berada dalam ketegangan, selain kubu Israel sendiri akan berada dalam ancaman. Masih ingat Tragedi Black September di Olimpiade Munich 1972 dimana atlet Israel disandera dan terbunuh?. Karena itu, beruntung sekali Israel tidak berada di Piala Dunia 2010, yang pasti hanya bikin ribet dan berpotensi mencederai sportifitas olahraga. Pasalnya, secara faktual olahraga ternyata kerap ditunggangi oleh kepentingan yang jauh dari urusan olahraga. Menjelang Piala Dunia 2006 misalnya, bangsa Jerman sebagai penyelenggara pesta pernah begitu kesal karena harus mengurusi isu politik yang nyelonong tanpa permisi. Kala itu aktor utamanya adalah Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad yang menebarkan perasaan tidak senang pada rakyat Jerman lewat pernyataan bahwa holocaust alias pembarakan orang-orang Yahudi selama masa Perang Dunia II hanyalah isapan jempol belaka. Pernyatan itu sungguh menggelisahkan, dan jelas-jelas memancing para politisi Jerman untuk bereaksi. Disinilah urusan politik mencuat dan berpotensi mempengaruhi olahraga. Para politisi itu meminta pada FIFA untuk membatalkan keikutsertaan Iran di Piala Dunia 2006. FIFA sebagai penguasa sepakbola dunia bukanlah malaikat yang bisa melengos dari isu bermuatan politis. Sepanjang sejarah, FIFA pernah tercatat gagal memagari keputusannya dari pengaruh politik. FIFA pernah melarang keikutsertaan Yugoslavia di putaran final Piala Eropa 1992 karena sanksi yang diberikan oleh PBB, dan tetap tidak mengijinkan negeri Balkan ini dibabak kualifikasi Piala Dunia 1994. Afrika Selatan juga pernah menjadi negara yang dilarang untuk mengikuti kompetisi oleh FIFA sejak 1964 hingga 1992 karena menerapkan politik apartheid alias perbedaan warna kulit. Beruntung FIFA pada Piala Dunia 2006 mampu memasang wajah tegar. Keluarlah pernyataan bahwa FIFA secara tegas membedakan antara politik dan olahraga, dan kedua bagian itu tidak bisa saling mempengaruhi. �Komentar datang dari politisi dan memang sudah sepantasnya komunitas dunia memberikan respon. Namun, Anda perlu membedakan antara politik dan olahraga. Iran telah lolos babak kualifikasi dan Federasi Sepakbola Iran tidak melakukan kesalahan apapun,� ujar juru bicara FIFA Andreas Herren kepada kantor berita SID. Sensitifitas politis memang seharusnya tidak mempengaruhi sebuah pesta seperti Piala Dunia. Pasalnya, bila saja FIFA tergelincir pada isu itu agaknya slogan manis Piala Dunia 2006 �A time to make Friends� telah tercoreng sebelum pesta sebenarnya dimulai. |
#2
|
|||
|
|||
![]()
-== edited ==-
-== terimakasih ==- Last edited by papaBear; 3rd June 2010 at 03:14 PM. |
#3
|
|||
|
|||
![]()
jangan ngamuk ndan
|
#4
|
||||
|
||||
![]()
israel : ikon bencana , ndan
![]() |
#5
|
|||
|
|||
![]() ![]() Last edited by Ankgha; 3rd June 2010 at 11:22 AM. |
#6
|
||||
|
||||
![]()
politik dan olahraga, dan kedua bagian itu tidak bisa saling mempengaruhi.
|
#7
|
||||
|
||||
![]()
wah bisa bisa bukan maen bola malah maen tembak tembakan ndan
![]() ![]() |
#8
|
||||
|
||||
![]()
setelah mendapat kewarganegaraan Indonesia ia malah meninggal...
![]() |
#9
|
||||
|
||||
![]()
kalau ikut bantai pake batu aja ndan
|
#10
|
||||
|
||||
![]() Quote:
ini gak nyambung ama temanya keliatan ngejunk lo bro.. heuhee |
![]() |
|
|