Login to Website

Login dengan Facebook

 

Post Reply
Thread Tools
  #1  
Old 25th January 2011
codename's Avatar
codename
Ceriwiser
 
Join Date: Sep 2010
Posts: 329
Rep Power: 288
codename is Ceriwis Prophetcodename is Ceriwis Prophetcodename is Ceriwis Prophetcodename is Ceriwis Prophetcodename is Ceriwis Prophetcodename is Ceriwis Prophetcodename is Ceriwis Prophetcodename is Ceriwis Prophetcodename is Ceriwis Prophetcodename is Ceriwis Prophetcodename is Ceriwis Prophet
Default ���Imunodefisiensi Kongenital dan Didapat���

Quote:
 
Defisiensi imun dan peradangan menghambat kemampuan tubuh untuk berespons terhadap infeksi atau cedera dan dapat terjadi akibat gangguan fungsi sebagian atau semua sel darah putih. Protein komplemen atau koagulasi juga dapat mengalami defisiensi. Defisiensi imun dan peradangan dapat bersifat kongenital (terdapat sejak lahir) atau didapat setelah infeksi, penyakit, atau stres berkepanjangan. Defisiensi imun dan peradangan dapat bersifat sementara atau menetap.

Imunodefisiensi Kongenital
Imunodefisiensi kongenital terjadi akibat adanya defek genetik. Imunodefisiensi kongenital dapat mengenai hanya satu jenis sel T atau B, semua sel T (sindrom DiGeorge), atau semua sel B (agamma-globulinemia Bruton). Satu imunoglobulin (biasanya IgA atau IgG) paling sering menghilang. Individu yang mengalami defisiensi imunoglobulin selektif dapat sangat rentan terhadap infeksi tertentu atau asimtomatik. Beberapa kasus defisiensi IgG dapat diatasi dengan penyuntikan pengganti. Biasanya defisiensi IgA selektif tidak dapat diatasi karena pasien dapat memiliki antibodi IgG yang dapat mengatur IgA, sehingga menyebabkan anafilaksis. Pada defisiensi sel B total, imunoglobulin yang menghilang dapat diberikan pada individu melalui intravena. Bayi defisiensi sel T primer dapat mengalami gangguan kemampuan untuk melawan infeksi karena sel T yang dibutuhkan tidak hanya sebagai imunitas sel namun respons imun humoral. Apabila sel-sel bakal/ stem sumsum tulang yang pluripotensial mengalami disfungsi, dapat terjadi defisiensi kedua sel T clan B serta semua sel darah putih lain. Keadaan ini disebut severe combined immunodeficiency syndrome (SCIDS, sindrom imunodefisiensi kombinasi yang parah). SCIDS biasanya bersifat fatal pada masa anak-anak awal. Akan tetapi, terapi dengan penanaman sel stem memberi hasil yang menjanjikan.

Imunodefisiensi kongenital juga dapat terjadi apabila seseorang lahir tanpa protein MHC tertentu. Tanpa protein ini, terjadi gangguan penyajian antigen diri ke sel T sehingga terjadi kegagalan fungsi imun sel T. Hal ini biasanya menycbabkan kematian pada awal masa anakanak.

Imunodefisiensi Didapat
Imunodefisiensi didapat adalah penurunan fungsi sistem imun yang timbul setelah lahir. Imunodefisiensi didapat dapat timbul sebagai respons terhadap infeksi, malnutrisi, stres kronik, atau kehamilan. Penyakit sistemik misalnya diabetes, gagal ginjal, dan sirosis hati dapat menyebabkan imunodefisiensi. Orang yang mendapat kortikosteroid untuk mencegah penolakan cangkok atau untuk mengurangi peradangan kronik mengalami imunosupresi, seperti juga mereka yang mendapat obat kemoterapi dan terapi radiasi. Pembedahan dan anestesi juga dapat menekan sistem imun.
Imunodefisiensi didapat dapat menyangkut fungsi sel B atau sel T, atau keduanya. Karena sel B membutuhkan rangsangan sel T helper agar berhasil melawan infeksi, maka defisiensi sel T juga menyebabkan disfungsi sistem imun humoral.

Daftar Pustaka
Buku Saku Patofisiologi Corwin Oleh Elizabeth J. Corwin


Quote:
 
Posted via Mobile Device

Sponsored Links
Space available
Post Reply

« Previous Thread | Next Thread »



Switch to Mobile Mode

no new posts