20th January 2011
|
 |
Member Aktif
|
|
Join Date: Dec 2010
Posts: 231
Rep Power: 0
|
|
.:: AJI: Upah Layak Jurnalis Rp4,7 Juta per Bula ::.
Quote:
JAKARTA--MICOM: Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta merilis besaran angka yang layak untuk gaji jurnalis pada 2011. Angka Rp4,7 juta menjadi standar yang dianggap layak oleh AJI.
Riky Ferdianto, Koordinator Divisi Serikat Pekerja AJI Jakarta mengatakan jumlah ini naik 2,6 persen dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp4,6 juta. Komponen biaya tempat tinggal sebesar Rp700 ribu menjadi lonjakan tertinggi tahun ini.
"Kalau di Jakarta Rp700 ribu itu standar. Kalau kita rata-rata, harga kos-kosan di Jakarta itu Rp400 ribu-Rp1 juta. Bahkan ada yang Rp2 juta," ujar Riky di Jakarta, Kamis (20/1).
Ia juga mengatakan bahwa angka tersebut bukan merupakan upah minimum daerah melainkan hitungan gaji berdasarkan tingkat kelayakan hidup jurnalis. "Jadi kita tidak hidup dalam kondisi terbatas. Tapi layak," ujar Riky.
Sejauh ini, menurutnya, hanya ada empat media berbasis di Jakarta yang menggaji jurnalisnya sesuai dengan standar layak. Empat media itu adalah Bisnis Indonesia (4,9 juta), Kompas (5,5 juta), Jakarta Globe (5,5 juta), dan Jakarta Post (5,5 juta). "AJI Jakarta mengapresiasi empat media itu dan berharap kebijakan itu dilakukan media lain," ujar Riky.
Gaji rendah yang diberikan media televisi menjadi sorotan tersendiri bagi Riky karena gaji rendah yang diterima para jurnalisnya. Selama setahun, belanja iklan di media mencapai Rp46 triliun, 60 persennya berputar di 10 televisi nasional. "Harusnya yang paling sejahtera itu wartawan televisi," kata Riky.
Koordinator Divisi Serikat Pekerja AJI Winuranto Adhi mengatakan masih banyak jurnalis di luar Jakarta yang digaji jauh dari standar layak. Sebagai contoh ia menyebutkan, jurnalis harian Media Alkhairaat dan mingguan Deadlinenews di kota Palu, Sulawesi Tengah yang hanya mendapat gaji pokok Rp500 ribu. "Di daerah justru lebih parah," ujar Winuranto.
Winuranto memaparkan jika gaji rendah jurnalis sangat terkait dengan gangguan finasial yang dihadapi perusahaan media. Untuk itu, AJI menyarankan perusahaan media untuk membuka diri dan berdialog dengan karyawan. "Harus ada ruang terbuka untuk diskusikan keuangan dengan karyawan," kata Winuranto.
|
Posted via Mobile Device
|
