FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Internasional Baca berita dari seluruh mancanegara untuk mengetahui apa yg sedang terjadi di dunia. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Australia Biayai Perjalanan Peringatan Bom Bali
![]() ADELAIDE, Pemerintah Federal Australia akan memberi bantuan keuangan kepada para keluarga korban bom Bali yang ingin menghadiri peringatan 10 tahun bom Bali 2002 di Indonesia. Perdana Menteri Australia Julia Gillard mengatakan, peringatan 10 tahun di bulan Oktober mendatang akan merupakan peristiwa yang penting guna memeringati dan mengenang kembali tragedi itu. Sejumlah anggota keluarga dari mereka yang tewas akan berkunjung ke Bali untuk menghadiri upacara peringatan. "Sebagai pemerintah, kami akan memberikan bantuan kepada para anggota keluarga." Demikian Gillard kepada wartawan di kota Townsville (Queensland), Kamis (12/7/2012), sambil menambahkan bahwa rincian bantuan tersebut masih akan ditentukan kemudian. "Segera setelah saya mendapatkan rinciannya, kami akan menyampaikan kepada para anggota keluarga." kata Gillard seperti dikutip kantor berita Australia AAP. Dalam peristiwa ledakan bom di Bali 12 Oktober 2002 tersebut, korban tewas keseluruhan adalah 202 orang, dengan 88 diantaranya adalah warga Australia. Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L. Sastra Wijaya, para korban bom Bali selama ini tidak mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah Australia dalam bentuk kompensasi. Dua minggu lalu, parlemen Australia meloloskan sebuah undang-undang yang akan memberikan kompensasi sampai 75.000 dollar (sekitar Rp 750 juta) bagi warga Australia yang menjadi korban terorisme di luar negeri. Undang-undang diajukan oleh pemerintahan Partai Buruh dan mendapatkan dukungan penuh dari partai oposisi karena ide ini awalnya datang dari pemimpin oposisi Tony Abbot tahun lalu. Warga Australia menjadi korban keempat terbanyak oleh tindak terorisme setelah Amerika Serikat, Spanyol dan India. Sebelumnya, pihak oposisi menghendaki agar kompensasi ini juga diberikan kepada korban tindak terorisme yang sudah terjadi, namun dalam pembahasan di majelis rendah hal tersebut ditolak. Dalam dengar pendapat di parlemen sebelumnya, salah seorang korban, Peter Hughes, menjelaskan bagaimana dia harus mengandalkan bantuan dari berbagai lembaga amal dan teman-teman lain setelah bisnisnya bangkrut. Wajah Peter Hughes mengalami luka bakar serius dalam peristiwa bom Bali tahun 2002, dan dia harus dirawat di rumah sakit selama tiga bulan karena luka bakar di sekujur tubuhnya. Hughes mengatakan, karena itu bisnisnya kemudian bangkrut dan dia kehilangan dana sekitar 500 ribu dolar (sekitar Rp 5 miliar). "Saya tidak punya apa-apa lagi. Hanya karena kebaikan Palang Merah, keluarga dan teman-teman yang mengumpulkan dana bantuan sehingga saya bisa bertahan hidup." kata Hughes. Hughes juga baru mengetahui setelah kejadian tersebut bahwa asuransi perjalanan yang dibelinya tidak berlaku karena dia menjadi korban terorisme. Terkait:
|
#2
|
||||
|
||||
![]()
secare bnyk warganya yang jd korban
|
![]() |
|
|