29th December 2010
|
 |
Member Aktif
|
|
Join Date: Jun 2010
Posts: 239
Rep Power: 0
|
|
.:.Harga Minyak Sulit Ditebak, Asumsi APBN tetap US$80 per Barel.:.
JAKARTA--MICOM:
Quote:
Pemerintah belum merencanakan perubahan harga subsidi dan alpha untuk BBM di tengah melambungnya harga minyak dunia yang telah mencapai level US$91 per barel. Untuk sementara, Pemerintah masih menggunakan asumsi lama sesuai APBN 2011.
"Untuk sementara kita masih belum menghitung itu. Kita masih pakai yang sesuai asumsi makro APBN 2011 yakni patokan harga minyak di US$80 per barel," ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Evita Herawati Legowo di sela-sela rapat Sosialisasi Pengaturan BBM Bersubsidi kepada Pemda dan Polda Seluruh Indonesia, di Jakarta, Rabu (29/12).
Menurut Evita, harga minyak bisa berubah sewaktu-waktu mengingat musim salju ekstrim yang masih melanda sebagaian Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Ia pun memperkirakan pada Maret atau April 2011 harga minyak otomatis turun setelah cuaca dingin usai.
"Hal yang paling susah ditebak ada dua, hati wanita dengan harga minyak. Tetapi kalau saya lihat musim dingin ini kan jelek sekali (parah-RED). Kalau saya bilang, Maret atau April harga minyak akan turun," paparnya.
Saat ditanya tentang solusi dua harga Premium, subsidi dan nonsubsidi, yang ditawarkan untuk mengatasi disparitas harga Pertamax, Evita mengatakan Pemerintah menolak wacana tersebut. Saat ini, sambungnya, harga keekonomian Premium ada di Rp6975, sedang Pertamax di Rp7050. Perbedaan
"Ini bedanya berapa, coba? Rp125 per liter. Jadi untuk itulah kami tidak menginginkan satu produk dengan dua harga," tandasnya.
Seperti dilansir situs Channelnews Asia, harga minyak jenis jenis light sweet New York turun US$0,11 ke US$91,38 per barel untuk pengiriman Februari 2011. Adapun untuk minyak mentah Brent North Sea untuk Februari turun US$0,14 ke US$ 94.24 per barel. Sejumlah pengamat memperkirakan harga akan terpengaruh permintan dari "Negeri Paman Sam" dan Eropa untuk musim dingin yang melanda belakangan.
"Selama cuaca ekstrim di belahan bumi utara berlanjut, harga minyak untuk jangka pendek akan tetap naik," papar Chen Xin Yi, pakar komoditi Barclays Capital kepada Channelnews Asia.
Selain itu, Chen menaksir demand tinggi dari China selaku negara terbesar pengonsumsi energi turut menjadi faktor kenaikan harga minyak. Maka, Barclays Capital memperkirakan harga minyak untuk 2011 mencapai rata-rata US$91 per barel.
|
Posted via Mobile Device
|
sebagai bentuk apresiasi.
