Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 28th May 2012
ikansalmon's Avatar
ikansalmon ikansalmon is offline
Ceriwiser
 
Join Date: May 2012
Posts: 597
Rep Power: 14
ikansalmon mempunyai hidup yang Normal
Default Kiat Hidup di Negeri Sakura


[/spoiler]
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for 1:




ceriwiser yg baik, tidak sombong, suka menabung pasti meninggalkan jejak, komen, dan





Spoiler for open this:



Nah pda TRIT ane yg keempat ane mau berbagi tips bgi agan2 yg ingin tinggal di Negeri Sakura ini tipsnya




Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for 1. Memberi Salam:




Bila Anda pernah bekerja atau bergaul dengan orang Jepang, tentunya Anda sering melihat orang Jepang membungkuk mengucapkan Yoroshiku onegai shimasu. Ungkapan Yoroshiku onegai shimasu tidak hanya dipergunakan untuk memperkenalkan diri saja, melainkan juga ketika kita hendak meminta tolong kepada orang lain.



Misalnya, ungkapan Yoroshiku onegai shimasu kadang-kadang dituliskan di akhir surat atau email. Meskipun tidak ada permintaan tolong secara khusus, tetapi dengan menuliskan Yoroshiku onegai shimasu merupakan cara mengungkapkan salam secara umum yang mencakup semua isi surat atau email. Boleh dikatakan ini merupakan ungkapan Jepang yang sangat khas.



Lalu bagaimana kita menjawab seandainya ada orang yang mengucapkan Yoroshiku onegai shimasu kepada kita? Jawabannya sama: Yoroshiku onegai shimasu!





Spoiler for open this:





Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for 2. Menolak Sesuatu:




Bangsa Jepang sangat mementingkan keharmonisan hubungan antarmanusia. Untuk itu kita berusaha menghindari cara penolakan yang tegas karena dapat mempengaruhi hubungan baik selama ini.



Misalnya, ketika ditawari makanan yang tidak kita sukai, maka pertama-tama kita harus memperlihatkan penghargaan atas tawaran tersebut dengan mengucapkan Arigat� gozaimasu yang artinya "terima kasih", lalu setelah itu barulah kata penolakan yang sifatnya mengelak; Chotto..., artinya "nggg....". Kata chotto ini berguna sekali karena bisa dipakai untuk memanggil orang, dan juga bisa dipakai untuk menolak. Ungkapan yang tidak langsung ini sering dipakai dalam dunia bisnis.



Ungkapan-ungkapan halus seringkali digunakan dalam dunia bisnis. Sebuah ungkapan yang sering dipakai untuk menolak suatu kesepakatan bisnis dengan klien adalah Kent� shitemimasu. Meskipun Kent� shitemimasu pada dasarnya berarti "Saya akan pertimbangkan," ungkapan ini bernuansa "Tolong jangan berharap jawaban positif."





Spoiler for open this:





Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for 3. Pandangan orang Jepang mengenai waktu:




Banyak wisatawan asing yang terkejut ketika mengetahui bahwa jadwal kereta di Jepang semuanya dioperasikan tepat waktu. Memang kebanyakan orang Jepang lebih suka segala sesuatunya berjalan sesuai jadwal yang ditentukan. Menurut sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh produsen jam terkemuka, dalam pertanyaan "berapa menit keterlambatan kereta yang membuat Anda uring-uringan?",?sekitar 50% responden menjawab "maksimal lima menit".



Ketika ada janji untuk bertemu, etikanya adalah tiba lima menit sebelum waktu perjanjian. Tak jarang orang yang tiba tepat waktu pun, malah menjadi orang terakhir yang tiba di tempat perjanjian. Apalagi dalam urusan pekerjaan, kita dapat kehilangan kepercayaan apabila kita datang terlambat. Oleh karena itu, apabila ada kemungkinan terlambat, etikanya adalah segera memberitahukan sebelumnya melalui telepon. Ingatlah, kebanyakan orang Jepang akan menjadi uring-uringan apabila ada keterlambatan, meski hanya lima menit saja.





Spoiler for open this:





Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for 4. Jam Kerja Kantor:




Jam kerja di kebanyakan perusahaan Jepang adalah dari pukul 9 pagi hingga pukul 5 sore. Walaupun akhir-akhir ini sistem "waktu fleksibel" mulai meluas, di mana para karyawan dapat mengatur sendiri jam kerjanya dalam batasan tertentu. Sistem fleksibel ini menjadi populer karena dapat menghindari kepadatan lalu lintas dalam jam kerja biasa, selain karyawan juga bisa bekerja sesuai gaya hidupnya.



Tetapi banyak juga orang yang merasa risi untuk pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya, karena melihat atasan dan rekan kerjanya masih bekerja lembur. Nah dalam situasi seperti ini, jangan lupa untuk menenggang rasa kepada mereka yang masih bekerja, dengan mengucapkan O-saki ni shitsurei shimasu sebelum pulang. Artinya "Maaf saya permisi dulu".










Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for 5. Layanan untuk orang asing:




Jumlah orang asing yang tinggal di Jepang semakin meningkat setiap tahun. Sementara, adanya perbedaan budaya dan kebiasaan, juga membuat masalah dengan orang Jepang semakin mencolok. Pihak pemerintah daerah berusaha mengatasi masalah-masalah ini. Informasi dalam bahasa asing juga disediakan pemerintah daerah di kantor atau dalam situs web mereka. Bahasa yang digunakan terutama adalah bahasa Inggris, Cina, Korea, Portugis dan Tagalog.



Pada laman situs pemerintah daerah terdapat informasi tentang layanan umum dan fasilitas medis yang memahami bahasa asing. Bahkan juga diterangkan tentang cara dan jadwal pembuangan sampah, misalnya hari untuk membuang surat kabar dan sampah lainnya. Pemilahan sampah berbeda-beda tergantung daerahnya. Ada juga informasi tentang berbagai kegiatan daerah serta kelas belajar bahasa Jepang yang diadakan para relawan.







Spoiler for open this:





Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for 6. Stempel Pribadi:




Salah satu budaya Jepang yang sering membuat orang asing terheran-heran adalah penggunaan stempel pribadi, bahasa Jepangnya hanko atau inkan. Benda ini mempunyai peranan penting dalam berbagai transaksi, misalnya ketika akan membuka rekening bank, atau ketika hendak menyewa apartemen dsb. Biasanya stempel ini terbuat dari kayu, batu atau plastik yang diukir dengan nama keluarga pemiliknya. Di beberapa bank besar juga masih mau menerima tanda tangan sebagai pengganti stempel.



Ada juga stempel tidak resmi yang dipakai untuk keperluan sehari-hari, misalnya ketika menerima barang kiriman, dsb. Stempel seperti ini dijual bebas dengan nama-nama keluarga Jepang yang umum, seperti Sato, Suzuki, Takahashi dan sebagainya. Sebagai orang asing, mungkin nama Anda tidak dijual di pasaran, tetapi bila Anda memesannya, maka Anda juga bisa membuatnya dengan nama lengkap, nama depan saja, atau malah hanya inisial.





Spoiler for open this:





Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for 7. Sapaan di Kantor:




Hubungan atau pergaulan yang lancar tanpa masalah, baik dengan atasan maupun dengan rekan sekerja, tentunya akan semakin memuluskan pekerjaan kita.



Pertama-tama, di pagi hari ucapkanlah salam "Selamat pagi" dengan bersemangat. Bahasa Jepangnya: Ohay� gozaimasu. Tidak sopan bila hanya mengucapkan Ohay� saja tanpa gozaimasu kepada rekan sekerja ataupun kepada bawahan.



Ketika ingin menghargai usaha rekan kita, maka ucapkan O-tsukare sama deshita!



Ketika akan pulang meninggalkan kantor lebih dulu daripada yang lain, ucapkanlah: O-saki ni shitsurei shimasu, artinya "Maaf, saya pulang duluan."



Ada lagi ungkapan untuk menghargai usaha orang lain, yaitu Go-kuro sama desu! atau "Terima kasih untuk pekerjaan yang baik." Tetapi ini hanya diucapkan oleh atasan kepada bawahannya. Kita tentu tidak boleh mengucapkan ungkapan tersebut kepada atasan.





Spoiler for open this:





Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for 8. Penyebutan nama di telepon:




Agak sulit untuk menggunakan ungkapan santun yang tepat di telepon.?Kuncinya adalah posisi harus jelas antara "Kita dengan lawan bicara kita", atau "orang dalam dan orang luar". Ketika berbicara dengan orang di kantor sendiri, kita harus menggunakan ungkapan sederhana untuk merendahkan diri sendiri. Misalnya ketika ada telepon untuk Presdir Suzuki, meskipun di dalam kantor sendiri kita memanggilnya Suzuki shacho, yang artinya "Presdir Suzuki", tetapi kepada orang luar, kita akan menanggalkan semua atribut kehormatannya, dan mengatakan: Suzuki wa gaishutsu shite imasu, artinya "Suzuki sedang keluar".



Di Jepang, nama keluarga yang sering terdengar adalah: Sato, Suzuki dan Takahashi. Tetapi masih banyak nama keluarga lainnya, sebagian juga terdengar hampir sama. Apabila tidak bisa menangkap nama keluarga seseorang, jangan segan untuk berkata; M� ichido, o-namae o onegaishimasu, yang artinya "Tolong sebutkan nama Anda sekali lagi".





Spoiler for open this:





Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for 9. Kartu Nama:




Kartu nama di Jepang yang disebut meishi terdiri dari 2 jenis, yaitu yang ditulis dari atas ke bawah secara vertikal, dan yang ditulis dari kiri ke kanan secara horizontal. Tipe vertikal biasanya hanya dipakai untuk menulis huruf Jepang, sementara yang horizontal dapat dipakai untuk menulis huruf Jepang, Inggris, atau lainnya. Ukuran standarnya 91mm x 55mm . Akhir-akhir ini sebagian meishi menggunakan kertas daur ulang, ada pula yang ditambah dengan foto atau ilustrasi, dan sebagainya.



Ketika saling menukar kartu nama, ada beberapa etika yang perlu diperhatikan. Misalnya ketika menerima kartu nama, kita harus mengucapkan Ch�dai shimasu, artinya "saya menerimanya dengan senang hati." Harap diperhatikan bahwa menutup nama orang di kartu nama itu dengan jari kita merupakan tindakan yang tidak sopan, begitu pula menuliskan sesuatu di kartu nama, di depan orangnya, juga merupakan tindakan yang tidak santun.





Spoiler for open this:





Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for 10. Etika saat berada di dalam lift:




Ada beberapa etika yang harus diingat ketika berada di dalam lift di tempat kerja.



Pertama, ketika menunggu lift, berdirilah di sisi pintunya agar tidak menghalangi orang yang hendak keluar dari lift.



Begitu pula posisi berdiri di dalam lift akan tergantung pada siapa yang ada di dalam lift tersebut. Apabila bersama tamu atau atasan, kita harus berdiri di dekat tombol untuk mengontrol lift tersebut.



Kita tidak akan pernah tahu siapa saja yang berada di dalam lift bersama kita. Bisa jadi tamu atau karyawan dari departemen lain. Oleh karena itu, kita harus menjaga percakapan untuk menghindari kebocoran informasi penting.



Hal yang sama juga berlaku saat berada dalam lift di pusat perbelanjaan atau hotel, sebaiknya kita menahan diri untuk bercakap-cakap. Ini juga merupakan bentuk tenggang rasa bagi orang lain yang sama-sama naik lift bersama kita.





Spoiler for open this:


111


Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for :




MAAP KLO AGAK PANJANG GAN










Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for Ane mau:













[spoiler=open this] for Ogah Kalo:














[FONT="Times New Roman]ARIGAT� GOZAIMASU! [/font]



Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 03:10 AM.


no new posts