FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Surakarta - Kirab pusaka Malam Satu Suro di Kraton Surakarta tertunda hampir 30 menit. Gara-garanya, kerbau bule yang harus menjadi ujung tombak kirab pusaka, ngadat berkali-kali. Kerbau keramat ![]() ![]() Seharusnya kirab dimulai tepat tengah malam pukul 24.00 WIB Minggu, (27/11/2011) dinihari. Sejumlah pusaka yang akan diarak sudah dikeluarkan dan sudah dibawa oleh sejumlah kerabat kraton. Ribuan warga sudah berjejal di halaman kraton, di Alun-alun, dan juga di sepanjang jalan yang akan dilalui rombongan kirab pusaka. Namun ternyata tujuh ekor kerbau bule kraton telah terlebih dulu meninggalkan halaman kraton di depan Kori Kamandungan, yang merupakan teras depan bangunan inti kraton. Ketika Paku Buwono XII Hangabehi dan rombongan pembawa pusaka tiba di Kori Kamandungan, kerbau-kerbau itu telah tidak ada. Padahal seharusnya kerbau berjalan beriringan dengan pembawa pusaka. Ketujuh kerbau itu lalu kembali digiring ke halaman kraton. Namun bukannya mapan, kerbau itu justru berputar-putar di halaman. Meskipun srati atau pawangnya terlah berkali-kali mengarahkan agar kerbau bule berjalan melewati Kori Brajanala, gapura kraton, namun setibanya di tengah gapura kerbau-kerbau itu berbalik lagi. Hal demikian terjadi sebanyak lebih dari tiga kali. Banyak cara dilakukan untuk membujuk sang kerbau keramat. Kerumunan penonton dipaksa minggir jauh untuk memberi keleluasaan kerbau untuk berjalan, pengguna kamera dilarang menggunakan lampu agar kerbau tidak kaget, penonton berbaju menyolok juga diminta menjauh. ![]() Namun tetap saja tidak membuat sang kerbau mau berjalan sesuai yang diharapkan. Akhirnya srati mengambil inisiatif, sambil berjalan dia melemparkan buah rambutan. Cara itu ternyata jitu, sang kerbau berjalan mengikutinya sembari makan rambutan di sepanjang jalan. Kirab pun berlangsung, meskipun terlambat sekitar 30 menit dari jadwal semula. sumber MEREKA BILANG INI BUDAYA YANG HARUS DI LESTARIKAN GAN.... ![]() Suasana sedih mengiringi prosesi penguburan salah satu keturunan Kiai Slamet, Kamis (23/9), di salah satu sudut (tenggara) Alun-alun Kidul. Terlihat tubuh kerbau terbujur kaku di atas tanah yang basah akibat guyuran hujan pada Rabu (22/9). Beberapa ember juga diletakkan di samping tubuh kebo bule, Nyai Debleng Sepuh. ![]() Tepat pukul 08.08 WIB, prosesi pemandian dimulai. Perlahan, kerbau itu dimandikan layaknya prosesi pemakaman manusia. Dengan bergantian, para abdi dalem memberikan penghormatan terakhir dengan mengguyur hewan yang selalu dikirab pada malam 1 Sura itu. Bunga mawar tampak melekat di tubuh Nyai Debleng saat air kembang mengguyurnya. Tubuhnya seberat lima kuintal itu, diturunkan pelan-pelan. Usai memandikan kerbau, para abdi dalem yang berjumlah 12 orang mulai mengangkat tubuh itu. Di dasar liang lahat dibentangkan kain kafan sepanjang 2 x 2 meter. Sedikit demi sedikit, jasad itu diturunkan dengan bantuan bambu dan dadung (tali). Ketika Nyai Debleng Sepuh telah sempurna di dalam galian tanah berukuran 2,25 x 2 meter itu, disusul dengan lemparan uang dari warga. ![]() Tepat pukul 09.45 WIB, seluruh prosesi selesai dilakukan. Payung kain kemudian ditancapkan di atas tanah kubur dan ditaburi kembang setaman. Sementara itu, salah seorang sentana sekaligus ulama Keraton Surakarta, RT Pujo Setyonodipuro menjelaskan, prosesi ini tak mengandung mistik. Keraton mempunyai tata krama tersendiri. Jika pemeliharaannya bagus, maka ketika meninggal harus diperlakukan baik pula. Tentunya, agar kematiannya sempurna, ujarnya. Hal tersebut diamini oleh abdi dalem yang merawat Kiai Slamet, Untung Gunadi. ![]() Semoga saja ini bukan pertanda buruk. Biarkan hal-hal buruk seperti kedatangan angin besar kemarin (Rabu (22/9), red) ikut terkubur di makam ini. Prosesi ini kami lakukan untuk menghormati hewan yang memiliki keberkahan sendiri, jelasnya. Diakuinya, bila kerbau Nyai Debleng ini dianggap memiliki keistimewaan. “Terakhir, Nyai Debleng Sepuh ini mengikuti kirab malam 1 Sura empat tahun lalu. Semoga dia mendapatkan kesempurnaan, karena meninggalnya juga sempurna, pungkasnya. sumber secuil kalimat untuk di renungkan (khusus yang muslim) Wahai manusia, telah dibuat suatu perumpamaan. Maka dengarkanlah! Sesungguhnya yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. (22:73) Dan orang-orang yang menyekutukan Tuhan ,amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun (24:39) comment dari agan yang netral [/quote] Quote:
Originally Posted by katijan2010 ![]() aku tanya, khusus untuk yang mengaku muslim dan dan selalu menolak pendapatku tentang kebo bule ini. Jika anda di suruh memilih satu di antara dua pilihan , yakni keyakinan islam dan kepercayaan seperti kebo bule ini, anda pilih yang mana? Karena kepercayaan kepada hal hal seperti kebo bule ini, jelas berlawanan dengan keyakinan islam, nggak mungkin DUA KEYAKINAN INI BISA HIDUP DALAM SATU HATI DALAM WAKTU YANG BERSAMAAN. Kalo anda ngomong dua duanya bisa hidup dalam satu hati secara bersamaan, itu cuma omong kosong, dan hanya tempat berlindung dari ketidakpercayadirianmu untuk mengakui, bahwa kamu lebih mempercayai keyakinan kebo bule ini daripada keyakinan yang menghasilkan ritual yang di pakai tetangga tetanggamu untuk menguburkan sampean kalo sampean meninggal nanti. saat terakhir tread ini aku edit, ada 1660 comment, dari jumblah tersebut 90% nya adalah comment yang berseberangan dengan pemikiranku. Untuk kalianlah lagu ini aku bingkiskan... ![]() ![]() lumayan, udah dapat tigabelas bata ![]() ![]() baca juga tread ane (pict) perjuangan ibu tua penjual nasi di depan kantor imigrasi batam Terkait:
|
![]() |
|
|