FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Maaf klo repost...just wanna share Alloh swt berfirman: ((وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ)) Artinya: �Padahal mereka hanya diperintah beribadah pada Alloh, dengan ikhlas mentaatinya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan sholat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar)� Al Bayyinah:5 Rosululloh SAW bersabda: ((مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ)) Artinya: �Barang siapa yang beramal dengan sebuah amalan yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalan itu tertolak� HR. Muslim Penjelasan: Seorang muslim yang ingin mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat diwajibkan beribadah pada Alloh SWT atau beramal sholih, sebagai tujuan utama diciptakannya jin dan manusia oleh Alloh SWT di muka bumi ini, sebagaimana Nya: ((وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ)) Artinya: �Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku� Adz Dzariyat: 56 Dan juga dalam firman-Nya yang lain: ((مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرِ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلْوْنَ)) Artinya: �Barang siapa yang beramal sholih baik laki-laki atau perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan�. An Nahl: 97 Akan tetapi bagaimanakah agar ibadah dan amal sholih kita dapat diterima oleh Alloh SWT? Syarat Pertama: Ikhlas Surat Al Bayyinah ayat 5 di atas menjelaskan bahwa ibadah itu haruslah dengan ikhlas. Ikhlas akan menjadikan segala perbuatan dan perkataan kita yang lahir maupun batin sebagai sarana untuk mendapatkan ridho dan cinta Alloh SWT. Lebih jelasnya apabila kita hendak melakukan ibadah atau amal sholih, bertanyalah pada diri kita sendiri: Untuk siapakah kita berbuat itu? Apabila jawabannya untuk Alloh SWT maka ibadah dan amal kita akan bernilai ikhlas. Namun apabila ibadah dan amalan itu ditunjukkan untuk makhluk, baik manusia atau yang lainnya maka ibadah kita tergolong syirik. Dan ini adalah harom. Syirik itu ada yang akbar(besar) dan ada yang asghor(kecil). Syirik akbar adalah menunjukkan ibadah dan amal yang merupakan hak Alloh I untuk makhluk. Misalnya berdo�a kepada makhluk untuk mendapatkan berbagai hajat hidupnya. Ruku� atau sujud pada makhluk. Atau melakukan ritual-ritual tertentu yang merupakan bentuk peribadatan kepada selain Alloh I. seperti memberikan sesajen pada makhluk-makhluk halus untuk mendapatkan manfa�at atau menghilangkan sial. Semua itu masuk dalam kategori syirik akbar yang akan menghapus seluruh amal sholih. Syaikh Muhammad At Tamimi rahimahulullooh dalam KitaabuTauhiid membawakan riwayat dari Thoriq bin Syihab bahwa Rosululloh SAW bersabda: �Seorang laki-laki masuk ke dalam syurga karena lalat dan seorang laki-laki masuk ke dalam neraka karena lalat�. Para sahabat bertanya: �Bagaimanakah bisa terjadi demikian wahai Rosululloh?� Beliau menjelaskan: �Dua orang laki-laki melewati sebuah kaum yang mempunyai berhala, tidak diperbolehkan untuk lewat seorangpun sampai mengorbankan sesuatu untuk berhala tersebut, mereka mengatakan pada salah seorang dari dua laki-laki itu, �Berkorbanlah�. Dia mengatakan, �Aku tidak mempunyai sesuatu untuk aku korbankan�. Maka mereka mengatakan, �Berkorbanlah walaupun dengan seekor lalat�. Kemudian dia berkorban dengan seekor lalat dan kaum itupun membiarkan dia pergi, maka diapun masuk neraka. Kemudian mereka berkata pada laki-laki yang satunya lagi, �Berkorbanlah.� Dia mengatakan, �Aku tidak akan berkorban dengan sesuatu apa pun untuk selain Alloh I.� Kemudian kaum itu memenggal lehernya, maka dia masuk ke dalam syurga�. HR. Ahmad Itulah bahaya syirik akbar, walaupun yang dikorbankan itu tidak bernilai dari sisi materi namun apabila maksudnya untuk selain Alloh SWT maka dosanya tergolong dosa terbesar dan diancam tidak akan diampuni oleh Alloh SWT sampai dia bertobat sebelum mati. Jenis syirik yang kedua adalah syirik asghor, misalnya riya�. Yaitu seseorang yang beramal karena berharap sesuatu dari makhluk. Bisa berupa pujian, atau sanjungan. Contoh: seseorang yang sholat di hadapan manusia dengan membagus-baguskan sholat itu, dia berharap orang-orang yang melihatnya memujinya dan mengatakan kalau dia seorang ahli ibadah. Riya� ini walaupun bahayanya lebih kecil dibandingkan dengan syirik akbar namun bisa menggugurkan amalan itu yang disertai riya�. Jadi tetap harus diwaspadai, dan bahkan harus benar benar kita membersihkannya dari hati kita. Karena Rosululloh r bersabda: ))أَخْوَفُ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِرْكُ الْأَصْغَرُ، فَسُئِلَ عَنْهُ فَقَالَ: الرِّيَاءُ(( Artinya: �Yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik asghor�, kemudian beliau ditanya dan menjawab: �Riya�[1]. Syarat Kedua: Ittiba�ur Rosul SAW Syarat kedua bahwa amal itu diterima oleh Alloh adalah sebagaimana diterangkan oleh hadits Rosululloh SAW, yaitu: ))مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ(( Artinya: �Barang siapa yang beramal dengan sebuah amalan yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalan itu tertolak�. Dengan demikian apabila kita beramal hendaklah mengetahui tata-tata caranya secara benar sebagaimana dicontohkan oleh Rosululloh r. Misalnya dalam sholat, Rosululloh SAW bersabda: ))صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّي(( Artinya: �Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat�[2]. Di dalam wudhu� Rosululloh r bersabda: ))مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوْئِي هَذَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنَ لَا يُحَدِّثُ فِيْهِمَا نَفْسَهُ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ(( Artinya: �Barang siapa yang berwudhu� seperti wudhu�ku ini kemudian dia sholat dua roka�at, dia tidak berbicara pada dirinya dalam sholat itu(khusyu�), maka Alloh akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu�[3]. Di dalam manasik haji, Rosululloh SAW bersabda: ))خُذُوْا عَنِّيْ مَنَاسِكَكُمْ(( Artinya: �Ambillah dariku manasik kalian�[4]. Jadi demikianlah, bahwa ibadah itu haruslah mengikuti apa yang telah dicontohkan oleh Rosululloh r. Dan ummat ini tidak diperbolehkan untuk menyelisihi apa yang telah disyariatkan. Alloh SWT berfirman: ))فَلْيَحْذَرِ الَّذِيْنَ يُخَالِفُوْنَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيْبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيْبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ(( Artinya: �Hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintah Rosul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa adzab yang pedih�. An Nuur:63 Sesungguhnya agama Islam ini telah sempurna sehingga apa saja yang berkaitan dengannya telah dijelaskan oleh Alloh SWT dan juga telah diajarkan pula oleh Rasulullah SAW sehingga tidak perlu lagi dengan tambahan atau pengurangan. Allah SWT berfirman: ))الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِيْنًا(( Artinya: �Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-sukupkan kepadamu ni�mat-Ku, dan telah Ku-ridhoi Islam itu jadi agama bagimu�. Al Maidah:3 Kesimpulan: 1. Ibadah dan amal sholih tidak akan diterima oleh Alloh I kecuali telah memenuhi syarat-syaratnya yaitu ikhlas hanya berharap ridho� Alloh I dan mengikuti contoh Rosululloh SAW 2. Lawan dari ikhlas adalah syirik, baik besar maupun kecil 3. Syirik akbar dapat menghapus seluruh amal, sedangkan syirik asghor hanya menghapus amal yang disertai syirik asghor tersebut 4. Lawan dari sunnah/mengikuti Rosul SAW adalah bid�ah/membuat sesuatu yang baru dalam agama dan berada di luar ketentuan syari�at Rosululloh r untuk menandingi syari�at tersebut 5. Barang siapa yang beribadah menyelisihi (tanpa mencontoh) Rosululloh r berarti dia telah membuat syari�at baru dan menganggap Islam ini belum sempurna 6. Menyelisihi Rosululloh SAW akan diancam dengan fitnah dan adzab Wallaahu a�lam Semoga bermanfaat Terkait:
|
![]() |
|
|