Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Islam

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 18th November 2010
Ulama Ulama is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Nov 2010
Posts: 1,239
Rep Power: 16
Ulama mempunyai hidup yang Normal
Default Seri Aliran Sesat: Syaikh Nashiruddin Al-Albani menjelaskan HTI Neo-Mu'tazilah

HIZBUT TAHRIR NEO-MU'TAZILAH


Oleh
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani



Di hadapan saya ada dua pertanyaan, keduanya bertemu pada satu titik.
Yaitu tentang Hizbut Tahrir.

Pertanyaaan Pertama :
Saya telah membaca tentang Hizbut Tahrir dan saya mengagumi banyak
pemikiran mereka. Kami menginginkan agar anda menerangkan atau memberi
faidah kepada kami tentang sekelumit kelompok ini?

Pertanyaan Kedua:
Berbicara sekitar persoalan diatas, tetapi penanya meminta kepada saya
penjelasan yang luas tentang Hizbut Tahrir. Tujuan-tujuan serta pemikiran-
pemikirannya. Apakah dia menyimpang dalam hal aqidah ?


Sebagai jawaban dari dua pertanyaan ini , saya katakan:
Sesungguhnya kelompok atau perkumpulan Islam mana saja
yang tidak tegak di atas kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya
shallallahu alaihi wassalam serta di atas manhaj salafus shalih
tentu ia dalam kesesatan yang nyata! tidak diragukan lagi,
bahwa kelompok mana saja yang tidak tegak di atas tiga
sumber ini akhirnya hanyalah kerugian belaka. Sekalipun sangat
ikhlas ia dalam dakwahnya.


Pembahasan saya (Albani) sekarang ini, adalah tentang jama'ah-jama'ah
islam yang seharusnya menjadi jama'ah yang ikhlas karena Allah saja, dan
menjadi penasehat bagi umat. Sebagaimana telah datang penjelasannya
dalam sebuah hadits shahih.
Spoiler for Riwayat Muslim dari hadits Tamim ad-Daari:

Agama itu adalah nasehat kami bertanya: Bagi siapa wahai Rasulullah?
beliau menjawab: Bagi Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan bagi pemimpin-
pemimpin kaum muslimin serta orang awamnya mereka


Yang demikian itu karena perkara ini adalah sebagimana yang difirmankan
oleh Rabb kita dalm Al-Qur'an al-Karim:
Spoiler for (Al-Ankabut :69):

"Artinya : Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan)
Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami "


Maka barangsiapa yang jihadnya karena Allah di atas kitabullah dan sunnah
rasulullah serta di atas manhaj salafus shalih, niscaya orang yang demikian
termasuk orang-orang yang dikatakan dalam firman Allah :
Spoiler for (Muhammad :7):

"Artinya : Jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan
menolongmu"


Jadi manhaj shalafus shalih ini merupakan pokok agung yang seharusnya
setiap jama'ah Islam berada di atasnya dalam menegakkan dakwah.
Berdasarkan pengetahuan saya terhadap semua jama'ah serta
kelompok yang ada sekarang ini di negeri-negeri Islam, maka
akan saya katakan bahwa sesungguhnya mereka semuanya
kecuali jama'ah yang satu (saya tidak mengatakan: "Kecuali
(kelompok/hizb yang satu)
karena jama'ah ini tidaklah
bertahazub (berbuat hizbiyah) tidak pula berkumpul dan
berfanatik
kecuali kepada pokok-pokok yang telah disebutkan tadi yaitu
Kitabullah, Sunnah Rasulullah dan Manhaj Salaf.

Saya mengetahui dengan baik bahwasanya semua jama'ah
selain jama'ah ini tidak menyeru kepada pokok yang ketiga
(yaitu Manhaj Salaf), padahal (pokok itu) adalah asas yang kuat.
Mereka hanya menyerukan (agar orang kembali) kepada al-Kitab dan
Sunnah saja tanpa menyerukan keduanya (agar orang berpijak) kembali
pada manhaj Saalafus Shalih.
Dan sebenarnya akan menjadi terang bagi
kita arti penting dari qaid (syarat pengikat) yang ketiga ini manakala kita
perhatikan nash-nash syar'i yang berasal dari nabi, baik berupa kitab
(al-Qur'an) maupun sunnah.

Dalam kenyataan, jama'ah-jama'ah Islam modern bahkan firqah-firqah Islam,
dari sejak dimulainya penyimpangan di antara jama'ah-jama'ah Islam
pertama yaitu sejak hari keluarnya Khawarij menentang Amirul
mu'minin Ali bin Abi Thalib
dan sejak mulainya Al-Ja'ad bin
Dirham
berdakwah dengan dakwah mu'tazilah
dan sejak
munculnya firqah-firqah lain yang sudah dikenal nama-namanya semenjak
dahulu namun yang sekarang diperbaharui nama-namanya dengan
nama-nama yang baru. (kenyataan dari) semua firqah ini, baik firqah yang
dahulu maupun yang sekarang, tidak terdapat satu firqah pun(di antaranya)
yang mengatakan dan menyuarakan dia berada di atas manhaj salafus
shalih.

Firqah-firqah ini dengan segala perbedaan/perselisihan yang ada di antara
mereka, baik dalam masalah hukum maupun furu'(cabang), mereka semua
sama-sama mengatakan : Kami berada di atas (pijakan) Al-Kitab
dan as-Sunnah" akan tetapi mereka berbeda dengan kita
katakan yang mana perkara tersebut justru merupakan
kesempurnaan dakwah kita. yaitu perkataan dan di atas
manhaj shalafus shalih.


Berdasarkan kenyataan ini, siapakah yang akan menghukumi (manakah yang
paling benar) di antara firqah-firqah ini. Yaitu firqah-firqah yang secara
pengakuan dan secara dakwah paling tidak berintima' (menisbatkan diri)
kepada al-Kitab dan as-Sunnah? hukum apakah yang bisa digunakan untuk
menentukan kata putus di antara mereka sedangkan mereka semuanya
mengatakan di atas kalimat yang satu? jawabnya tidak ada jalan
untuk menghukumi bahwa satu jama'ah di antara mereka itu
berada di atas kebenaran (al-Haq) kecuali jika dia menisbatkan
diri (intima') kepada manhaj Shalafus shalih.


Di sini, seperti yang dikatakan di zaman sekarang menjadi tanda
tanya yang terlontar pada diri sendiri. Yaitu dari manakah kita
mendatangkan kalimat tambahan : "dan di atas manhaj
salafus shalih ?"


Jawabnya, sesungguhnya kita mendatangkannya dari kitabullah, sunnah
Rasulullah dan dari apa yang ditempuh oleh para imam salaf, baik dari
kalangan sahabat, tabi'in maupun pengikutnya yang mengikuti mereka
dengan baik dari kalangan Ahlu Sunnah Wal Jama'ah seperti halnya yang
mereka katakan sekarang. Yang paling pertama adalah firman Allah :
Spoiler for (An-Nisaa :115):

"Artinya : Dan barang siapa yang menentang Rasul setelah jelas kebenaran
baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin kami
biarkan dia leluasa dalam kesesatan yang telah menguasainya itu lalu Kami
masukkan ia ke dalam jahannam. dan jahannam itu seburuk-buruk tempat
kembali"


Firman Allah (pada ayat diatas) : Dan mengikuti jalan yang bukan jalan
orang-orang mukmin, dihubungkan dengan firman Allah : Dan barangsiapa
yang menentang Rasul, maka seandainya ayat ini berbunyi ; (Dan
barangsiapa yang menentang Rasul setelah jelas kebenaran baginya, Kami
biarkan dia leluasa dalam kesesatan yang telah menguasainya itu lalu Kami
masukkan ia ke dalam jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat
kembali) tanpa firman Allah (dan mengikuti jalan yang bukan jalan
orang-orang mukmin
) tentu ayat ini menunjukkan benarnya firqah-
firqah yang dahulu maupun yang sekarang
.

Sebab mereka semua mengatakan: "Kami berjalan pada rel al-Kitab dan
Sunnah"! sekalipun secara pengalaman mereka (sebenarnya) tidak
berpegang teguh kepada al-Qur'an dan as-Sunnah. Karena mereka tidak
mengembalikan masalah-masalah yang mereka selisihkan kepada Al-Kitab
dan Sunnah. Sebagaimana yang Allah ta'ala firmankan:
Spoiler for (An-Nisaa:59):

"Artinya : Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka
kembalikanlah kepada Allah(Al-Qur'an) dan Rasul (sunnah) jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih
baik dan lebih utama akibatnya"


Jika anda mengajak salah seorang dari kebanyakan ulama dan
dai-dai mereka (supaya kembali) kepada Kitab Allah dan
Sunnah Rasul-Nya
ia akan berkata : "aku hanyalah mengikuti madzhabku"
Dimana orang ini mengatakan :"Madzhabku Hanafi", sedangkan yang satu
itu mengatakan "Madzhabku Syafi'i..." dan begitulah seterusnya. Mereka
mendudukkan taqlid (sikap mengekor) mereka kepada imam-imamnya
sama dengan kedudukan ittiba' terhadap kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.
dengan demikian apakah mereka berarti telah merealisasikan ayat ini ?
tidak, sama sekali tidak.

Berdasarkan kenyataan ini, lalu apakah gunanya pengakuan
mereka bahwasanya mereka berada di atas al-kitab dan
as-sunnah selama secara amaliyah (pengamalan) mereka
tidak merealisasikannya ?


Ini adalah contoh yang tidak saya maksudkan untuk orang-orang taqlid
(awam)
. Tetapi yang saya maksudkan adalah para dai islam
yang seharusnya tidak menjadi orang-orang taqlid yang lebih
mendahulukan pendapat para imam yang tidak maksum
daripada firman Allah dan sabda Rasul-Nya yang maksum.
Dengan demikian
tidaklah Allah menyebut kalimat itu di tengah-tengah ayat secara sia-sia,
tetapi kalimat itu disebut untuk menanamkan suatu asas dan membuat
suatu kaidah. Yaitu bahwa kita tidak boleh menyerahkan pemahaman
Al-Kitab dan As- Sunnah kepada akal kita yang serba ketinggalan zaman
dan (serba) terbelakang dalam pemahaman.

Kaum muslimin hanyalah benar-benar dikatakan mengerti mengikuti Al-Kitab
dan As-Sunnah secara mendasar dan sesuai dengan kaidah, bila disamping
berpegang pada Al-Kitab dan as-Sunnah juga berpegang pada apa yang
ditempuh oleh salafus shalih. Sebab ayat ini mengandung nash
bahwa kita wajib untuk tidak menyelisihi dan tidak
menentang rasul.
Sebagaimana juga mengandung ketentuan agar kita
tidak menyelisihi jalannya kaum mukminin. Artinya kita wajib mengikuti
(ittiba' kepada) Rasul dan tidak menentangnya.

Begitupula kita wajib mengikuti jalannya kaum mukminin dan tidak
menyelisihinya. Dari sinilah pertama-tama kami katakan, bahwa setiap
kelompok atau setiap jama'ah islamiyah wajib melakukan pembetulan asas
geraknya. yaitu dengan cara berpegang teguh kepada Al-Kitab dan Sunnah
serta pemahaman Shalafus Shalih.

Tetapi sayang sekali ikatan syarat (yang terakhir) ini yakni
(pemahaman salafus shalih) tidak diambil oleh hizbut tahrir, tidak
pula oleh ikhwanul muslimin dan tidak pula oleh kelompok-
kelompok Islam semisal mereka.
Adapun kelompok-kelompok yang
terang-terangan mengumumkan perang terhadap Islam seperti Partai Ba'ats
dan Partai Komunis maka bukan disini sekarang pembicaraannya.

Jika demikian halnya, maka sepatutnya setiap muslim laki-laki dan
perempuan mengetahui bahwa suatu garis jika sudah bengkok sejak dari
pangkalnya maka garis bengkok itu akan semakin menjauh dari garis yang
lurus. Setiap kali telapak kaki melangkah pasti langkahnya semakin
bertambah menyimpang. Garis lurus itu adalah (garis) yang dikatakan oleh
Allah Rabbul' Alamin dalam Al-Qur'anul Karim :
Spoiler for (Al-An'am :153):

"Artinya : Dan bahwa (yang Kami perintahkan ) ini adalah jalan-Ku yang
lurus, maka ikutilah dia. Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang
lain, karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya"


Ayat mulia ini jelas dan qathi' dalalah (pasti penunjukannya) sebagimana
yang menjadi kesukaan serta ciri khas Hizbut Tahrir di antara kelompok-
kelompok yang ada dalam dakwahnya, risalah-risalahnya dan ceramah-
ceramahnya. Dikatakan qathi' dalalah, karena ayat itu menyatakan bahwa
jalan yang dapat menyampaikan kepada Allah itu hanya satu. Sedangkan
jalan-jalan lain adalah jalan-jalan yang akan menjauhkan kaum muslimin dari
jalan Allah.

---Post #1 of 4---

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 04:16 AM.


no new posts