
Petugas Setjen DPR merekam sidik jari anggota Dewan sebagai absen menghadiri rapat paripurna, Selasa (2/10/2012). Sistem finger print diterapkan untuk mengatasi banyaknya anggota DPR yang tak menghadiri rapat paripurna.
KOMPAS.com - Sistem presensi dengan finger print dalam rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, mulai dipersiapkan. Sekretariat Jenderal DPR mulai merekam data sidik jari para anggota Dewan sebelum rapat paripurna, Selasa (2/10/2012).
Pengamatan Kompas.com, Setjen DPR telah menyediakan sembilan alat finger print di dalam ruang rapat paripurna. Satu per satu anggota Dewan yang hadir secara bergantian merekam sidik jari dipandu petugas Setjen DPR. Awalnya, dilakukan perekaman beberapa jari. Setelah itu, perekaman terhadap jari dan telapak tangan. Mereka juga memasukkan nomor anggota ke mesin.
Menurut salah satu petugas, perekaman data sidik jari akan dilakukan dalam beberapa rapat paripurna kedepan. Bagi yang tak hadir, Setjen DPR akan menghampiri anggota tersebut.
"Kan ada yang lagi keluar kota," kata petugas perekam data.
Seperti diberitakan, DPR selama ini dikritik terkait penyakit malas hadir dalam rapat paripurna. Pemandangan bangku-bangku kosong jamak terlihat. Praktik curang kerap dilakukan karena sistem presensi yang digunakan selama ini hanya manual.
Para anggota Dewan kerap hanya menandatangani presensi lalu meninggalkan ruang rapat. Tak sedikit pula yang meminta staf ahli atau asisten pribadi untuk menandatangani presensi.
Lantaran penyakit malas tak kunjung "sembuh", akhirnya Badan Kehormatan DPR meminta Setjen DPR memasang sistem presensi finger print. Namun, rencananya, presensi hanya akan dilakukan ketika kedatangan, tidak ketika rapat berakhir.
--> Nape baru sekarang