Login to Website

Login dengan Facebook

 

Post Reply
Thread Tools
  #1  
Old 15th April 2016
PedihCoy's Avatar
PedihCoy
Ceriwiser
 
Join Date: Apr 2016
Posts: 373
Rep Power: 10
PedihCoy mempunyai hidup yang Normal
Default Hal Positif dan Negatif dengan Hadirnya Pertalite

<span style="display:block; text-align:center;">

WELCOME TO MY THREAD

</div></div></div>
Serta Thanks juga buat yang udah kasih TS melon
Spoiler for melon:
Quote:
Kadar oktan premium yang 'hanya' 88 secara teknis, tentu saja hanya akan 'recommended' untuk beberapa jenis kendaraan dengan kompresi di bawah 9,0:1. Walhasil, kendaraan dengan kompresi mesin di atas 9,0 dan kemudian diberi minum premium, maka akan mengalami degradasi kualitas performa.
Pertalite hadir dengan oktan 90-91, memberikan alternatif bahan bakar yang jauh lebih baik. Dan eksistensi non timbal memberikan kualitas kebersihan ruang bahan bakar. Selain itu, oktan yang sesuai dengan kompresi mesin akan membuat tarikan kendaraan jadi lebih enteng.




Spoiler for 2. Beban pada Impor:
Quote:
Secara performa dan kebutuhan, oktan 92 memang jadi alternatif terbaik bagi banyak kendaraan dengan spesifikasi kompresi mesin 9,0:1 ke atas. Karena Pertamax sendiri juga jadi salah satu bahan bakar yang punya kadar oktan setara dan punya standar luar negeri.
Sementara di sisi lain, kebutuhan bahan bakar yang terjangkau, meskipun dengan selisih ratusan rupiah saja akan sangat mempengaruhi kemampuan ekonomis masyarakat yang menengah ke bawah. Pertamax secara harga lebih mahal daripada premium. Pertalite memiliki harga yang lebih murah, namun cukup untuk memenuhi standart EURO 4 bagi kendaraan.




Spoiler for 4. Produk Luar:
Quote:
Kenaikan dan penurunan harga dari Premium seringkali membuat masyarakat kelas menengah ke bawah jadi pontang-panting saat terjadi. Pada akhirnya, masyarakat tersebut seperti 'menganakemaskan' bahan bakar dengan oktan 88 tersebut. Pada akhirnya premium semacam tidak tergantikan.
Keberadaan premium bagi masyarakat yang sehari-harinya menggunakan Premium otomatis akan keberatan jika saat Premium harus digantikan dan kemudian langsung diganti Pertamax. Pertalite akan memberikan alternatif bahan bakar dengan kualitas lebih baik daripada Premium.






<span class="post-quote" style="width: 100%; margin: auto;font-family:Roboto,Helvetica,Arial,Sans-serif;font-size:14px;font-style:normal;font-weight:normal;text-align:left;color: #484848; display:block;">Quote:<span style="width: 95%;margin:auto;border: 1px solid #CCC; background: #EEE; padding: 5px; color: #484848; display:block;">
Kriteria Kendaraan yang Cocok Konsumsi PertaliteSpoiler for Kendaraan:
Quote:
Tak semudah membalikkan telapak tangan, karena eksistensi Premium sudah ada sejak beberapa dekade belakangan. Hal ini membuat Premium jadi opsi pertama dalam bahan bakar terutama kendaraan kelas menengah kebawah. Lantaran demikian, harga Pertalite dirasa kurang ideal.
Dengan kisaran harga Pertalite mulai dari Rp 8.000,- sampai Rp 8.400,- per Liternya, memang tidak ada selisih jauh dengan Premium. Tapi jika diakumulasikan, harga tersebut juga akan mempengaruhi kantong pelanggan yang berprofesi sebagai penyedia layanan transportasi seperti angkot.




Quote:
Harga Promo Pertalite Diberlakukan 2 BulanSpoiler for Harga:
PT Pertamina (Persero) melakukan uji pasar bahan bakar minyak (BBM) varian baru dengan RON 90, Pertalite, seharga Rp8.400 per liter dari harga sebenarnya Rp8.700 mulai hari ini hingga dua bulan kemudian.


"Uji pasar dilakukan di 103 SPBU. Untuk wilayah Jakarta dan Bandung 40 SPBU, rest area Jawa Barat 30 SPBU, serta Surabaya dan sekitarnya 33 SPBU," ucap Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto saat peluncuran Pertalite di SPBU 31.1.02.02 Jalan Abdul Muis, Jakarta, Jumat (23/07).



Menurut Dwi, Pertalite hanya diproduksi di kilang Balongan yang disalurkan sebanyak lima kiloliter (kl) ke setiap SPBU. "Berdasarkan pengamatan selama ini, terjadi peningkatan konsumsi bensin di atas Premium. Jika berhasil (uji pasar Pertalite) maka Pertamina akan melakukan tahapan-tahapan berikutnya," ucapnya.



Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, setelah masa uji pasar selesai, harga bensin Pertalite adalah Rp8.700. "Harga 8.400 adalah nilai break even point (BEP)," ucapnya pada kesempatan yang sama.



Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja meminta Pertamina agar tidak mengurangi kuota bensin Premium seiringnya munculnya varian bensin baru di masyarakat. "Jangan kurangi kuota Premium dengann adanya produk ini," kata dia.


Spoiler for 2. Kenaikan Harga:
Quote:
Pertalite merupakan bahan bakar dengan kadar oktan yang lebih baik daripada Premium, namun masih berada di bawah Pertamax, yakni pada angka 90-91. Hal ini dianggap akan memenuhi standart Euro 4 yang telah diterapkan sebagai batas aman dari emisi gas buang kendaraan.
Namun dikabarkan bahwa sebetulnya Pertalite bukanlah produk baru. Bisa jadi merupakan campuran antara Pertamax dan Premium yang di-mix menggunakan proses khusus sehingga terbentuk Pertalite. Artinya, produk yang sama sekali tidak baru ini, memberikan kesan bahwa Pertalite merupakan hasil 'uji coba', bukan dengan proses yang matang.(Namun Perlu digaris bawahi jangan ditelan mentah-mentah kabar ini)




Spoiler for 4. Kecocokan:
Quote:
Pertalite hadir dengan tawaran bahan bakar non timbal dengan kualitas jauh lebih baik daripada Premium. Pertanyaannya, apakah di negara lain juga sudah menerapkan hal yang sama? Sebagai contoh, Australia dan Amerika serikat masih cukup banyak juga yang mengonsumsi bahan bakar dengan oktan 87 untuk mobil model lama di bawah tahun 2005.
Hal ini merupakan satu petunjuk bahwa negara lain-pun tidak terlalu terburu-buru dalam menyesuaikan penggunaan bahan bakar. Pada akhirnya, satu-satunya kondisi darurat dari penggunaan Pertalite adalah untuk mengurangi beban dana negara yang membengkak gara-gara impor premium.






Quote:
Jika Agan Bingung Pilih Premium, Pertamax, atau Pertalite? Ini Bedanya




Quote:Sebelum meluncurkan Pertalite, Pertamina memasarkan beberapa jenis BBM untuk kelas konsumen yang berbeda. Premium sejatinya dipasarkan untuk pengguna kendaraan umum dan sepeda motor yang membutuhkan BBM murah, meski kurang ramah buat mesin. Sedangkan Pertamax dan Pertamax Plus ditujukan untuk kendaraan pribadi kalangan kelas menengah ke atas.



Berikut ini beberapa hal yang membedakan antara Premium, Pertamax, dan Pertalite.


Quote:1. Nilai oktan

Bilangan oktan atau research octane number (RON) adalah angka yang menunjukkan kekuatan tekanan atau kompresi BBM terhadap mesin. Semakin tinggi kadar oktan sebuah jenis BBM, efeknya terhadap kinerja mesin semakin baik. Dengan BBM beroktan tinggi, residu atau kotoran sisa pembakaran pada mesin bisa diminimalkan. Karena harganya paling murah, Premium memiliki RON 88, sedangkan Pertamax dan Pertamax Plus masing-masing 92 dan 95. Pertalite, selaku "produk penengah" antara Premium dan Pertamax, memiliki RON 90.


Quote:2. Warna cairan

BBM jenis Premium memiliki warna kuning cerah, yang berasal dari zat pewarna tambahan (dye). Sedangkan Pertamax, yang berwarna biru kehijauan, dan Pertamax Plus, yang berwarna merah, tidak menggunakan pewarna sehingga pembakarannya lebih sempurna. Kini, Pertamina meluncurkan Pertalite, yang berwarna hijau terang sebagai dampak pencampuran bahan Premium dengan Pertamax.



Quote:3. Harga

Setelah subsidi BBM dicabut, harga Premium kini mencapai Rp 7.300 per liter. Sedangkan harga Pertamax dipatok dari Rp 9.300 (Jakarta dan sekitarnya) hingga Rp 21.700 (Papua) per liter. Namun Pertamina hingga kini belum mengungkap harga jual yang jelas untuk Pertalite. Meski demikian, dalam pernyataan kepada media di berbagai kesempatan, direksi Pertamina menyebut Pertalite akan dijual Rp 8.300-8.500 per liter.


Quote:4. Volume penjualan

Berdasarkan perhitungan rata-rata harian dari Pertamina, tingkat konsumsi Premium mencapai 70-80 ribu kiloliter, sedangkan Pertamax 8.000 kiloliter. Untuk Pertalite, Pertamina akan menyalurkan 8 kiloliter BBM untuk setiap SPBU selama masa percobaan.




Quote:
demikian pemaparan dari TS bila bermanfaat di dan nya biar tenggorokan ga kering

dan jikalau ada kejanggalan yang fatal itu adalah kealpaan semata, karena tiada yang sempurna didunia ini



TERIMAKASIH






Sumber Referensinya ini dan ini ini
</div></div></div>

Sponsored Links
Space available
Post Reply

Thread Tools



Switch to Mobile Mode

no new posts