Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kanan) bersama CEO PT Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim, di Balai Kota, Selasa (17/2/2015).
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memberi peringatan keras terhadap pihak dari pelayanan ojek berbasis aplikasi,
Go-Jek. Menurut Basuki, banyak pengemudi
Go-Jek yang mulai melanggar aturan, seperti berhenti atau
ngetem sembarangan di pinggir jalan maupun
ngetem di trotoar.
"Kami pasti tangkap karena dari pengelola
Go-Jek juga kasih 'kartu kuning'. Lama-lama,
Go-Jek saya coret dan lama-lama aplikasi bakal mati sendiri, pasti," kata Basuki di Balai Kota, Rabu (7/10/2015).
Basuki menjanjikan bakal terus memperbaiki sistem transportasi massal di Ibu Kota. Salah satunya ialah dengan memperbanyak bus tingkat gratis yang membelah pusat Kota Jakarta. Dengan demikian, warga lambat laun akan memilih menggunakan transportasi massal yang disediakan DKI.
"Pasti dong, kamu (aplikasi ojek
online) kalah bersaing," kata Basuki.
Dalam pertemuan
Go-Jek dengan Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta, Selasa kemarin, telah disepakati untuk menempatkan pengemudi ke dalam jalan lingkungan. CEO sekaligus Founder
Go-Jek, Nadiem Makarim, mengatakan bakal membantu Dishubtrans dan kepolisian untuk menertibkan pengemudi
Go-Jek yang
ngetem di trotoar.
"Kami ini kan perusahaan teknologi. Sisi undang-undang penertiban itu Dishub dan Polda. Tapi, kami harus bekerja sama dan kami akan bantu sosialisasi kepada
member kami agar tidak
mangkal di trotoar," kata Nadiem.
Sejak Senin lalu, Dishubtrans DKI telah menertibkan sebanyak delapan pengemudi
Go-Jek dengan memberi sanksi pelanggaran lalu lintas. Hal itu akan terus dilakukan hingga tidak ada lagi ojek-ojek yang
mangkal di trotoar.