Teluk Banten di kawasan Pelabuhan Karangantu, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, dinilai rawan abrasi. Karena itu perlu kerja sama dan keseriusan semua pihak untuk menahan abrasi dengan cara menanam pohon mangrove.
�Teluk Banten ini berdasarkan pantauan kami, rawan terkena abrasi. Jika tidak kita tangani bersama, wilayah yang bisa dijadikan objek wisata ini akan kritis,� kata Administrator Pelabuhan Banten Nyoman Gede Saputra kepada wartawan di sela-sela program penanaman pohon mangrove di Teluk Banten, Minggu (20/6). Meski rawan abrasi, lanjut dia, lumpur pantainya cocok ditanami mangrove.
Untuk mengatasi dampak abrasi pantai, kata Nyoman, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Perhubungan Laut membuat program penanaman sejuta pohon mangrove. Program ini juga berkaitan dengan upaya mengurangi efek global warming (pemanasan global) di seluruh Indonesia.
Nyoman menjelaskan, di Banten program ini dilaksanakan di lima tempat yaitu Teluk Banten, Labuan, Anyer, dan Bojonegara. Secara simbolis program tersebut dilaksanakan di Pelabuhan Karangantu yang bekerja sama dengan PT Krakatau Bandar Samudera (KBS). �Untuk selanjutnya kita serahkan kepada masyarakat untuk menanam dan memelihara,� kata Nyoman.
General Manager Port Management and Logistic Services PT KBS Didan Failatunis menegaskan, setelah mangrove ditanam harus dijaga atau dipelihara supaya jangan mati.
�Di Teluk Banten sendiri saya lihat sudah banyak yang menanam mangrove, tapi ditinggalkan atau tidak dirawat yang akhirnya mati,� ujarnya.
Code:
http://radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=56228