Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
jonykebot's Avatar
jonykebot jonykebot is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: May 2012
Posts: 1,797
Rep Power: 16
jonykebot mempunyai hidup yang Normal
Default Uwais AlQarni: Terkenal Di Langit Tak Terkenal di Bumi

source:

http://fisan.wordpress.com/2007/03/1...kenal-di-bumi/



Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bermata biru,

rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan,

kulitnya kemerah-merahan, dagunya menempel di dada selalu melihat pada

tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli

membaca Al Qur�an dan menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut

yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan,

tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi akan

tetapi sangat terkenal di langit.



Dia, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Pada hari kiamat nanti

ketika semua ahli ibadah dipanggil disuruh masuk surga, dia justru

dipanggil agar berhenti dahulu dan disuruh memberi syafa�at, ternyata

Allah memberi izin dia untuk memberi syafa�at sejumlah qobilah Robi�ah

dan qobilah Mudhor, semua dimasukkan surga tak ada yang ketinggalan

karenanya. Dia adalah �Uwais al-Qarni�. Ia tak dikenal banyak orang

dan juga miskin, banyak orang suka menertawakan, mengolok-olok, dan

menuduhnya sebagai tukang membujuk, tukang mencuri serta berbagai

macam umpatan dan penghinaan lainnya.



Seorang fuqoha� negeri Kuffah, karena ingin duduk dengannya,

memberinya hadiah dua helai pakaian, tapi tak berhasil dengan baik,

karena hadiah pakaian tadi diterima lalu dikembalikan lagi olehnya

seraya berkata : �Aku khawatir, nanti sebagian orang menuduh aku, dari

mana kamu dapatkan pakaian itu, kalau tidak dari membujuk pasti dari

mencuri�.



Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili

kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya

penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya

sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang

diterimanya hanya cukup untuk sekedar menopang kesehariannya bersama

Sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya

yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya.

Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh

dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan

puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.



Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar

seruan Nabi Muhammad SAW. yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk

menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya.

Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur.

Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya sangat menarik hati

Uwais, sehingga setelah seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera

memeluknya, karena selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya

kebenaran. Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke

Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad SAW secara langsung.

Sekembalinya di Yaman, mereka memperbarui rumah tangga mereka dengan

cara kehidupan Islam.



Alangkah sedihnya hati Uwais setiap melihat tetangganya yang baru

datang dari Madinah. Mereka itu telah �bertamu dan bertemu� dengan

kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang ia sendiri belum.

Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk

bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang

cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu

yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya.



Di ceritakan ketika terjadi perang Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera

dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini

akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu

hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada

beliau SAW, sekalipun ia belum pernah melihatnya. Hari berganti dan

musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk

bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya

dalam hati, kapankah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah

beliau dari dekat ? Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat

membutuhkan perawatannya dan tak tega ditingalkan sendiri, hatinya

selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa.

Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi

hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi

menziarahi Nabi SAW di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa

terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memaklumi perasaan

Uwais, dan berkata : �Pergilah wahai anakku ! temuilah Nabi di

rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang�.

Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa

menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan

kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi.



Sesudah berpamitan sambil menciumi sang ibu, berangkatlah Uwais menuju

Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari Yaman.

Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun pasir,

bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan

begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari,

semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras

baginda Nabi SAW yang selama ini dirindukannya. Tibalah Uwais al-Qarni

di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi SAW, diketuknya pintu

rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina �Aisyah

r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi

yang ingin dijumpainya. Namun ternyata beliau SAW tidak berada di

rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang

perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada

di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan

Nabi SAW dari medan perang. Tapi, kapankah beliau pulang ? Sedangkan

masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan

sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman,� Engkau harus lekas

pulang�. Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah

mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa

dengan Nabi SAW. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada

sayyidatina �Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya

menitipkan salamnya untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan

perasaan haru.



Sepulangnya dari perang, Nabi SAW langsung menanyakan tentang

kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa

Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni

langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda

Rosulullah SAW, sayyidatina �Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun.

Menurut informasi sayyidatina �Aisyah r.a., memang benar ada yang

mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya

sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan

ibunya terlalu lama. Rosulullah SAW bersabda : �Kalau kalian ingin

berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai

tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.� Sesudah itu beliau

SAW, memandang kepada sayyidina Ali k.w. dan sayyidina Umar r.a. dan

bersabda : �Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah

do�a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni

bumi�.



Tahun terus berjalan, dan tak lama kemudian Nabi SAW wafat, hingga

kekhalifahan sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. telah di estafetkan

Khalifah Umar r.a. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda

Nabi SAW. tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera

mengingatkan kepada sayyidina Ali k.w. untuk mencarinya bersama. Sejak

itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu

menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka.

Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya

yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua. Rombongan

kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan

mereka.



Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 03:48 AM.


no new posts