FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
JAKARTA - Pengamat politik dari Reform Institute, Yudi Latief menilai, pembangunan politik di Indonesia era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memulai babak baru tapi tidak begitu menggembirakan. Yudi melihat dari dua perspektif, teknik dan etika. Kata dia, dari sisi teknik pembangunan politik semakin canggih. Sedangkan dari sisi etika merosot tajam.
"Pembangunan politik secara teknik semakin canggih, dari sisi etika merosot tajam," kata Yudi pada dialog kenegaraan bertema ""Evaluasi Politik dan Prediksi 2011" di Gedung DPD, Jakarta, Rabu (8/12). Turut pula Wasekjen PKS, Mahfudz Siddiq, Ketua DPP PDIP, Maruarar Sirait dan anggota DPD asal Riau, Intsiawati Ayus. Kecanggihan teknik menurut Yudi dengan dikenalnya ada serangan fajar kepada pemilih sebelum melakukan pemungutan suara di TPS, pengalihan isu, pencitraan dan adanya politik sandera. "Saya kira Amerika perlu belajar di Indonesia karena sistem politiknya sudah sangat canggih," ujarnya. Akibat dari kecanggihan itu, kata Yudi pula berdampak buruknya sistem dan mahalnya biaya politik. Kata dia, dengan kondisi seperti ini, para pemilik modal yang umumnya konglomerat hitam diberikan peluang untuk terlibat. Salah satu contohnya menurut Yudi adalah dengan dibentuknya Sekretariat Gabungan (Setgab) dari partai yang pro dengan pemerintah. Seharusnya kata dia, dengan dibentuknya Setgab bisa mempertemukan visi kebijakan. "Yang terjadi justru persekutuan saling melindungi dalam urusan keburukan. Bukan merumuskan bagaimana visi kebijakan yang dikeluarkan. Setgab ada dinegara lain seperti di China, tapi subtansinya beda dengan Setgab yang ada di Indonesia," tukasnya. Intsiawati Ayus juga menyoroti sistem politik yang diterapkan di Indonesia. Kata dia, keberadaan DPD diakui ada tapi tidak berwujud karena kewenangannya tidak jelas. Menurut Intsiawati, dengan carut marutnya politik ditingkat pusat menambah sistem politik di Indonesia semakin buruk. "Jangan salahkan rakyat karena di level nasional juga terjadi carut-marut sehingga itu yang menjalar ke daerah," ucapnya. (awa/jpnn) Spoiler for sumber:
Terkait:
|
#2
|
||||
|
||||
![]()
Pesan TS
![]() Spoiler for pesan:
|
![]() |
|
|