
Warga suku Tenggger membawa hasil bumi untuk dilarung ke kawah Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, pada puncak perayaan Yadnya Kasada, Kamis (26/8/2010). Yadnya Kasada merupakan ritual warga suku Tengger dengan melarung hasil bumi atau ternak ke kawah Bromo sebagai wujud penghormatan terhadap nenek moyang mereka.
PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Kendati Gunung Bromo ditetapkan berstatus "Awas" sejak Selasa (23/11/2010) sore, warga di sekitarnya masih beraktivitas seperti biasa. Warga Desa Ngadisari yang kebanyakan bermata pencaharian bertani juga masih turun ke ladang.
Newi (63) warga Dukuh Dokaluh, Desa Ngadisari, Rabu (24/11) pagi mengatakan kemarin abu dan asap dari kawah Bromo sempat naik dan terlihat kekuningan. "
Tapi mboten nopo-nopo, aman. Asepe mboten bahaya (Tidak apa-apa, aman. Asapnya tidak bahaya)," tuturnya.
Rohman (20) warga Desa Gadungan juga terus bekerja seperti biasa. Rabu pagi dia menyemprotkan pestisida di tanaman kubis yang mulai tumbuh di ladang Newi. Menurut Newi, warga merasa aman dengan Gunung Bromo. Sebab, setiap Jumat legi, warga membuat selamatan kecil-kecilan dengan jenang dan tamping (tumpeng kecil).
Kompas