Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Buddha

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 18th November 2010
Buddha Buddha is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Nov 2010
Posts: 1,075
Rep Power: 16
Buddha mempunyai hidup yang Normal
Default DAMAI DI SETIAP LANGKAH ~Thich Nhat Hanh~

Prakata

Oleh : Yang Mulia Dalai Lama


Meskipun usaha untuk menciptakan perdamaian dunia melalui transformasi internal pada setiap individu sangatlah sulit, tetapi itulah jalan satu-satunya. Kemana pun saya pergi, saya mengatakan hal ini, dan saya mendorong orang-orang dari berbagai lapisan untuk menerimanya dengan baik. Pertama-tama kedamaian haruslah dikembangkan di dalam diri sendiri. Saya percaya bahwa cinta kasih, kasih sayang dan rasa simpati merupakan dasar pokok bagi perdamaian. Sekali sifat-sifat ini dikembangkan di dalam diri sendiri, seseorang pasti mampu membangun suasana perdamaian dan keharmonisan. Suasana ini bisa dikembangkan dan diperluas dari diri sendiri kepada keluarga, dari keluarga kepada masyarakat dan akhirnya kepada seluruh dunia.

Damai di Setiap Langkah adalah buku panduan untuk suatu perjalanan yang tepat pada arah ini. Titch Nhat Hanh memulai dengan mengajarkan tentang penyadaran terhadap pernapasan dan penyadaran terhadap tindakan-tindakan sekecil apapun di dalam kehidupan kita sehari-hari. Selanjutnya beliau menunjukkan kepada kita cara-cara menggunakan manfaat dari penyadaran dan konsentrasi ini untuk mengubah dan menyembuhkan berbagai keadaan psikologis yang sulit. Akhirnya beliau menunjukkan kepada kita hubungan antara kedamaian di dalam diri pribadi dengan kedamaian di Bumi. Ini adalah buku yang sangat berharga. Ia bisa mengubah kehidupan pribadi dan kehidupan masyarakat kita.

Pengantar Penyunting

Pagi ini ketika saya berjalan perlahan-lahan dengan penuh sadar melalui hutan pohon oak yang hijau, matahari merah-jingga yang cemerlang terbit di atas horizon. Hal itu segera membangkitkan kenangan tentang negeri India pada diri saya, dimana rombongan kami dua tahun yang lalu bergabung dengan Thich Nhat Hanh, mengunjungi tempat-tempat dimana Sang Buddha mengajar.

Dalam suatu perjalanan menuju gua di dekat Bodh Gaya, kami berhenti di lapangan yang dikelilingi ladang padi dan mengalunkan syair ini :

Damai di Setiap Langkah
Kilauan matahari merah itulah hatiku
Setiap bunga tersenyum bersamaku
Betapa hijau, betapa segarnya semua yang tumbuh
Betapa sejuknya angin yang berhembus
Damai di Setiap Langkah
Ia mengubah jalan yang tiada akhir ini menjadi suatu kegembiraan.


Kalimat-kalimat ini meringkas intisari pesan Thich Nhat Hanh bahwa kedamaian bukanlah sesuatu yang berada di luar diri atau yang mesti dikejar atau dicapai. Hidup dengan penuh sadar, memperlambat dan menikmati setiap langkah dan setiap napas, sudahlah cukup. Kedamaian telah hadir pada setiap langkah dan jika kita berjalan dengan cara ini, sekuntum bunga akan mekar dibawah kaki pada setiap langkah kita. Kenyataannya bunga-bunga akan tersenyum kepada kita dan mendoakan agar kita selamat dalam perjalanan kita.

Saya bertemu dengan Thich Nhat Hanh pada tahun 1982 ketika beliau menghadiri Koferensi Peduli Kehidupan di New York. Saya merupakan salah seorang umat Buddhis Amerika yang pertama beliau jumpai dan hal itu mempesona beliau karena saya berpenampilan, berpakaian, dan pada batas-batas tertentu, bertindak seperti para samanera yang telah beliau latih di Vietnam selama dua dasawarsa. Ketika guru saya, resi Richard Baker, mengundang beliau untuk mengunjungi pusat meditasi kami di San Fransisco pada tahun berikutnya, beliau dengan gembira menerimanya dan ini menjadi tahapan baru dalam kehidupan luar biasa dari bhikkhu yang lemah lembut ini, resi Baker menggolongkan beliau sebagai "persilangan antara awan, siput dan bagian dari mesin/peralatan berat - suatu penampilan kesalehan yang sejati".

Thich Nhat Hanh dilahrkan di Vietnam Tengah pada tahun 1926 dan ditahbiskan sebagai bhikkhu pada tahun 1942, saat berusia enam belas tahun. Hanya dalam delapan tahun kemudian, beliau membantu mendirikan pusat lokakarya Buddhis yang menjadi sangat terkenal di Vietnam Selatan, Lembaga Buddhis An Quang.

Pada tahun 1961, Nhat Hanh datang ke Amerika Serikat untuk belajar dan mengajar perbandingan agama di Unversitas Columbia dan Princeton. Tetapi pada tahun 1963, rekan bhikkhu beliau di Vietnam menelegram beliau agar pulang untuk bergabung dengan mereka dalam tugas megakhri peperangan dan membantu memimpin salah satu gerakan perlawanan tanpa kekerasan, sepenuhnya berdasarkan prinsip-prinsip Mahatma Gandhi.

Pada tahun 1964, bersama dengan sejulah professor dan mahasiswa di Vietnam, Thich Nhat Hanh mendirikan Sekolah Pekerja Sosial bagi pemuda yang oleh media-media Amerika disebut sebagai "Korps Perdamaian Kecil dimana serombongan pemuda pergi ke daerah-daerah pedesaan untuk membangun sekolah-sekolah dan klinik-klinik kesehatan dan selanjutnya membangun kembali desa-desa yang telah hancur dibom. Bersamaan dengan jatuhnya Saigon, terdapat lebih dari 10.000 bhikkhu, bhikkhuni dan sukarelawan muda yang terlibat di dalam pekerjaan ini. Pada tahun yang sama, beliau membantu mendirikan apa yang kelak menjadi penerbit yang paling bergengsi di Vietnam, La Boi Press. Di dalam buku-buku beliau dan sebagai editor kepala dari penerbit resmi Unifield Buddhist Church, beliau menghendaki agar diadakan rekonsiliasi antara pihak-pihak yang bertikai di Vietnam, dan karenanya tulisan-tulisan beliau disensor oleh kedua pemerintahan yang bertentangan.

Pada tahun 1966, atas desakan para rekan-rekan bhikkhunya, beliau menerima undangan dari Fellowship of Reconciliation dan Unversitas Cornell untuk datang ke Amerika Serikat "untuk menjabarkan [kepada kita] aspirasi dan penderitaan yang mendalam dari masyarakat Vietnam yang bungkam" (New Yorker, 25 Juni 1966). Beliau memiliki jadwal pembicaraan dan pertemuan pribadi yang sangat padat, dan dengan meyakinkan berbicara demi suatu gencatan senjata serta penyelesaian melalui perundingan.

Martin Luther King, Jr begitu tersentuh oleh Nhat Hanh dan rancangan-rancangan perdamaian beliau, sehingga beliau dicalonkan sebagai penerima hadiah Nobel Perdamaian tahun 1967, dan mengatakan, "Saya tahu bahwa tak ada seorang pun yang lebih berharga untuk menerima Hadiah Nobel Perdamaian selain bhikkhu lemah-lembut dari Vietnam in". Penampilan King di muka umum menentang peperangan dalam suatu konferensipress, dengan Thich Nhat Hanh, di Chicago, sebagian besar disebabkan oleh pangaruh Thich Nhat Hanh.

Ketika Thomas Merton, seorang pastor dan ahli kebatinan Katholik yang terkenal, bertemu dengan Nhat Hanh di biara beliau, Gethsemani, dekat Louisville, Kentucky, ia berkata kepada para muridnya "Hanya dengan cara membuka pintu dan memasuki ruangan telah menunjukkan kebijaksanaan beliau. Beliau adalah seorang bhikkhu sejati". Merton melanjutkan menulis sebuah karangan, "Nhat Hanh adalah Sadaraku", yang merupakan suatu pengharapan yang bersemangat untuk mendengarkan proposal Nhat Hanh demi perdamaian dan mendukung sepenuhnya anjuran perdamaian Nhat Hanh. Setelah pertemuan-pertemuan penting dengan Senator Fullbright dan Kennedy, Sekretaris Pertahanan Mc Namara dan yang lainnya di Washington, Thich Nhat Hanh pergi ke Eropa, dimana beliau bertemu dengan sejumlah kepala negara dan pejabat gereja Katholik, termasuk dua pertemuan dengan Paus Paulus VI, mendesak kerjasama antara umat Katholik dan Buddhis untuk membantu menciptakan perdamaian di Vietnam.

Pada tahun 1969, atas permintaan Unified Buddhist Church of Vietnam, Thich Nhat Hanh membentuk delegasi perdamaian Buddhis menuju Perundingan Perdamaian Paris. Setelah Persetujuan Perdamaian ditandatangani pada tahun 1973, beliau tidak diijinkan untuk kembali ke Vietnam, dan beliau mendirikan suatu himpunan kecil, seratus mil di sebelah barat daya Paris yang dinamakan "Kentang Manis". Pada tahun 1976-1977, Nhat Hanh memimpin suatu organisasi untuk menyelamatkan manusia perahu di Teluk Siam, tetapi sikap tidak bersahabat dari pemerintah Thailand dan Singaura membuat hal tersebut tidak memungkinkan untuk dilanjutkan. Jadi selama lima tahun berikutnya beliau tinggal menyepi di Kentang Manis - bermeditasi, membaca, menulis, menjilid buku, berkebun dan kadang-kadang menerima tamu.

Pada Juni 1982, Thich Nhat Hanh mengunjungi new York, dan pada akhir tahun itu juga beliau membangun Desa Keberuntungan, sebuah pusat retret yang lebih besar di dekat Bordeax, yang dikelilingi oleh kebun anggur dan ladang gandum, jagung dan bunga matahari. Sejak tahun 1983 beliau telah mengunjungi Amerika Serikat Utara setiap tahun sekali untuk membimbing berbagai latihan meditasi dan mengajarkan tentang hidup dengan penuh sadar dan mempunyai tanggung jawab sosial, "menciptakan kedamaian tepat pada saat kita hidup ini".

Meskipun Thich Nhat Hanh tidak dapat mengunjungi tanah air beliau, salinan tulisan tangan dari berbagai buku beliau tetap beredar di Vietnam secara sembunyi-sembunyi. Kehadiran beliau juga dirasakan melalui kehadiran murid-murid dan teman-teman beliau di seluruh dunia yang bekerja sepenuhnya berusaha untuk meringankan penderitaan rakyat Vietnam yang sangat miskin, secara diam-diam membantu keluarga-keluarga yang kelaparan dan berkampanye demi para penulis, artis, bhikkhu dan bhikkhuni yang telah dipenjara dikarenakan kepercayaan dan kesenian mereka. Pekerjaan ini meluas sampai membantu para pengungsi yang ditakut-takuti dengan pemulangan kembali ke tanah airnya, serta mengirimkan bantuan material dan spritual kepada para pengungsi di kamp-kamp penampungan di Thailand, Malaysia dan Hongkong.

Sekarang dalam usia enam puluh empat tahun, tetapi tampak dua puluh tahun lebih muda, Thich Nhat Hanh terbukti sebagai salah seorang guru hebat dalam abad kedua puluh ini. Di tengah-tengah masyarakat kita yang menekankan pada kecepatan, efisiensi dan kesuksesan materi, kemampuan Thich Nhat Hanh untuk berjalan dengan tenang, penuh kedamaian dan sadar serta mengajar kita untuk melakukan hal yang sama, telah membuat beliau disambut dengan antusias di Barat. Meskipun cara penyampaian beliau sederhana, kenyataan yang muncul dari meditasi beliau, latihan Buddhis beliau, serta pengabdian beliau terhadap dunia.

Cara mengajar beliau berpusat di sekitar napas yang disadari - penyadaran terhadap setiap tarikan dan hembusan napas - dan, melalui napas yang disadari, kita menyadari setiap tindakan yang kita lakukan di dalam kehidupan sehari-hari. Meditasi, beliau katakan pada kita, tidaklah hanya di bersujud atau menyalakan dupa. Beliau juga mengatakan kepada kita bahwa membentuk senyuman di wajah kita dapat mengendurkan beratus-ratus otot di dalam tubuh kita - beliau menyebutnya "Yoga Mulut - dan pada kenyataannya, penyelidikan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa ketika kita melenturkan otot-otot wajah kita ke dalam ekspresi kegembiraan, kita betul-betul menghasilkan efek pada sistem syaraf kita yang mengarah pada kegembiraan sebenarnya.

Kedamaian dan kebahagiaan itu tersedia, beliau mengingatkan pada kita, jika saja kita dapat menenangkan pikiran kita yang telah lama kacau, untuk kembali pada saat kini dan melihat langit biru, senyum seorang anak, indahnya matahari terbit. Jika kita damai, jika kita berbahagia, kita bisa tersenyum dan setiap orang dalam keluarga kita, seluruh masyarakat kita, bisa memetik manfaat dari kedamaian kita.

Damai di Setiap Langkah merupakan sebuah buku pengingatan. Dalam kesibukan kehidupan modern, kita cenderung kehilangan sentuhan dengan kedamaian yang tersedia di setiap saat. Kreativitas Thich Nhat Hanh terletak pada kemampuan beliau menggunakan berbagai keadaan yang biasanya menekan dan menimbulkan kemarahan kita. Bagi beliau, telepon yang berdering merupakan tanda yang memanggil kita kembali pada kesejatian kita. Piring kotor, lampu merah dan kemacetan lalu lintas merupakan teman-teman spritual dalam jalan menuju kesadaran. Kepuasan yang sangat mendalam, perasaan yang mendalam dari kegembiraan dan kesempurnaan terletak dekat, sedekat tarikan napas yang berikutnya serta senyuman yang bisa kita bentuk saat ini juga.

Damai di Setiap Langkah dikumpulkan dari berbagai ceramah, tulisan yang diterbitkan maupun tidak, serta percakapan tidak resmi Thich Nhat Hanh, oleh sejumlah teman - Therese Fitzgerald, Michael Katz, Jane Hirshfied dan saya sendiri - yang erat bekerja sama dengan Thay Nhat Hanh (diucapkan "Tai" - kata dari bahasa Vietnam untuk sebutan "Guru") serta dengan Leslie Meredith, penyunting kita yang penuh perhatian, cermat dan sensitif di Bantam. Patricia Curtan yang menyiapkan naskah dandelion yang indah. Terima kasih yang khusus juga untuk Marion Tripp yang menulis "Sajak Dandelion".

Buku ini merupakan pesan yang paling jelas dan lengkap dari seorang bodhisatva agung, yang telah mengabadikan hidup beliau demi pencerahan orang-orang lain. Ajaran Thich Nhat Hanh selain mendatangkan inspirasi yang sangat mudah dilaksanakan. Saya berharap para pembaca menikmati buku ini sebanyak kegembiraan kami yang telah menyediakannya.

Arnold Kotler
Thenac, Peranis
Juli 1990




Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 04:14 AM.


no new posts