FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
|||
|
|||
![]() Makna Ibadah INDONESIA diselubungi oleh banyak warna keagamaan. Sekali pun bukan negara agama, namun warna-warni keagamaan cukup kental dan melekat pada bangsa Indonesia. Agama-agama dunia seperti agama kristen, Hindu, Budha, Islam, dan Kongfucianisme hidup subur di Indonesia. Masing-masing agama itu memiliki ritual ibadahnya sendiri. Apakah ibadah itu? Ibadah adalah kegiatan manusia menyembah kepada Yang Mahakuasa dengan hati yang tulus bersih dan jujur dengan tujuan untuk menghormati (Mengagungkan) dan menyenagkan Yang Mahakuasa. Untuk orang kristen, Yang MAHAKUASA adalah Tuhan yang dikenal dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Yang Mahakuasa juga dipanggil Bapa. sapaan Bapa menunjukkan kedekatan umat-Nya dengan Tuhan. Memerhatikan definisi ibadah di atas, tampak dua sisi yang saling terkait: manusia dan Tuhan. hati yang tulus, bersih, dan jujur mendasari dilakukannya ibadah. Jadi, ibadah berhubungan dengan bagian dalam hidup manusia. Bagian dalam inilah yang terpenting. Meski demikian, pada umumnya pelbagai ragam dalam ritual ibadah ditampakkan lewat ekspresi gerak tubuh bagian luar. Sikap posisi tubuh, gerak tangan, kaki dan kepala, serta mimik wajah merupakan ekspresi ritual. Terkadang masih ditambah lagi dengan sejumlah Sesajen. Demikianlah ritual fisik seringkali lebih mendominasi jalannya suatu ibadah. Kitab Suci mencatat teguran Tuhan terhadap ritualisasi. Firman Tuhan dalam kitab Amos berkata, "Aku emmbenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu. Jauhkanlah daripada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau aku dengar" (Am. 5:21, 23) Tampak jelas bahwa ibadah yang hanya berbentuk ritual ditolak oleh Tuhan. Mengapa bentuk ritual melalui nyanyian, musik dan kurban-kurban (sesajen) yang mereka persembahkan tidak diterima oleh Tuhan? Sebab kehidupan umat Tuhan termasuk juga para pemimpinnya waktu itu masih didisi dengan berbagai perbuatan jahat dan ketidakadilan (Am. 5:14-15). Perbuatan jahat bersumber dari hati manusia. Dari hati timbul "segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu, dan hujat" (Mat. 15:19) Ibadah yang berisikan berbagai bentuk ritual merupakan hal yang sia-sia apabila tidak disertai oleh hati yang tulus, bersih, dan jujur. Itu sebabnya Nabi Yoel berkata, "Koyaklah hatimu dan jangan pakaianmu" (YL 2:13). Pakaian menyiratkan bentuk luar sedangkan hati adalah bagian dalam hidup manusia. Berarti, ibadah berkaitan dengan:
Dalam Ibadah, manusia mengagungkan dan menyenangkan Tuhan. Bagi orang Kristen, ibadah merupakan masa dimana Tuhan hadir sendiri. Yesus berkata, "Dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, disitu Aku ada di tengah-tengah mereka" (Mat. 18:20). Lalu bagaimana dengan ibadah yang dilakukan secara pribadi? Yesus berkata bahwa apabila kita datang secara pribadi kepada Bapa, Ia akan melihat dan membalas ibadah kita(Mat. 6:6). Dengan menyadari kehadiran Tuhan, sudah seharusnya ibadah kita adalah untuk mengagungkan dan menyenagkan Tuhan. Sekali pun mata kita tidak melihat-Nya. Bagaimana realisasinya?
|
![]() |
|
|