FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
|||
|
|||
![]()
AHLUS SUNNAH MENOLAK KEYAKINAN WAHDATUL WUJUD
Keyakinan wahdatul wujud [1] (meyakini bahwa semua yang ada ini hanya satu) dan i�tiqad bahwa Allah menjelma (hulul) pada makhluk-Nya, maka semua keyakinan ini adalah kufur dan mengeluarkan seseorang dari Islam.[2] Keyakinan hululiyyah[3] dan ittihadiyyah[4] merupakan jenis kekufuran yang paling buruk. Sama halnya dengan bentuk yang khusus seperti orang-orang yang berkeyakinan bahwa Allah Azza wa Jalla menitis kepada �Isa Alaihissallam, kepada �Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu �anhu dan sebagian anak cucunya, kepada sebagian raja-raja atau syaikh-syaikh, dan orang yang memiliki bentuk fisik yang indah, atau yang lainnya dari perkataan yang lebih parah kesesatannya dari perkataan kaum Nasrani. Orang-orang yang berkeyakinan sesat tersebut berpendapat bahwa hulul dan ittihadnya Allah adalah dalam segala perwujudan hingga meliputi anjing, babi, atau benda-benda najis. Hal tersebut seperti keyakinan orang-orang Jahmiyah dan orang-orang yang mengikuti keyakinan tersebut, seperti Ibnu �Arabi, Ibnu Sab�in, Ibnul Faridh, Tilmisani, Balyani, dan selainnya. -Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan-. Sedangkan jalan para Nabi dan orang-orang yang mengikutinya dari orang-orang Mukmin, berkeyakinan bahwa Allah adalah Yang menciptakan alam semesta, Rabb Penguasa langit dan bumi serta apa-apa yang ada di antara keduanya, Rabb Pemilik �Arsy yang agung, dan seluruh makhluk adalah hamba-Nya dan semuanya butuh kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman: "Wahai manusia, kamulah yang membutuhkan Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.� [Al-Faathir: 15] Juga firman-Nya Subhanahu wa Ta�ala "Allah adalah Ilah yang bergantung kepada-Nya segala urusan.� [Al-Ikhlash: 2] Allah Subhanahu wa Ta�ala berada di atas langit, bersemayam di �Arsy-Nya, berpisah dari makhluk-Nya. Meskipun demikian Allah tetap bersama para makhluk-Nya di mana pun mereka berada. Sebagai-mana firman Allah dalam surat al-Hadiid di atas.[5] [Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi'i, PO BOX 7803/JACC 13340A. Cetakan Ketiga Jumadil Awwal 1427H/Juni 2006M] _________ Foote Note [1]. Inilah penamaan yang lebih tepat (dengan huruf wawu difat-hah) menurut kaidah bahasa Arab, walaupun lafazh yang lebih masyhur adalah wihdatul wujud. [2]. Lihat Mujmal Ushuul Ahlis Sunnah wal Jamaa�ah fil �Aqiidah (hal. 10). [3]. Hululiyyah adalah salah satu keyakinan Tashawwuf yang meyakini bahwa Allah menitis kepada makhluk-Nya. [4]. Ittihadiyyah yaitu keyakinan bahwa Allah menyatu dengan makhluk-Nya. [5]. Lihat Majmuu� Fataawaa Syaikhil Islaam Ibni Taimiyyah (III/393). |
![]() |
|
|