FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
|||
|
|||
![]() Assalammualaikum.Wr.Wb "wahai bilal!, matilah dalam keadaan fakir dan janganlah kau mati dalam keadaan kaya." Kenapa Rasulullah saw berwasiat demikian? Karena yang mati dalam keadaan fakir itu hisabnya di akherat menjadi ringan dan cepat, terutama hisab yang berkaitan dengan harta yang dimilikinya. Karena ia tidak memiliki harta yang banyak. Sedangkan bagi orang yang mati dalam keadaan kaya maka hisabnya akan lama, karena ia akan ditanya tentang asal usul hartanya, dan kemana hartanya itu ditasarufkan. Bila harta yang diperoleh itu berasal dari barang haram atau kecampuran barang syubhat. Atau hartanya diperoleh dengan cara yang halal, namun penasarufannya tidak benar, myimpang dari tuntutan syari'ah. maka dirinya akan menghadapi masalah besar sewaktu hisab amalnya. Lain lagi masalahnya, jika ia mati dalam keadaan kaya harta yang diperoleh berasal dari barang halal dan penasarufannya sesuai dengan tuntutan syari'ah. MAka dirinya tidak akan mengalami hambatan sewaktu hisabnya amalnya, khususnya dalam kaitan harta benda. Maka dari itu pergunakanlah harta benda kita sebaik-baiknya, dan jangan pula kita mengeluarkan harta benda kita untuk sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Ibu Abbas ra, bahwa Rasulullah bersabda : "Telah diperlihatkan surga kepadaku, maka aku melihat kebanyakan penghuninya adalah orang-orang fakir, juga telah diperlihatkan neraka kepadaku, maka aku melihat kebanyakan penghuninya adalah wanita." Wassalammualaikum.Wr.Wb |
![]() |
|
|