FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
|||
|
|||
![]()
Assalaamu'alaikum !
Menjelang Ramadhan tiba, beragam harga kebutuhan melonjak naik (yg turun cuma celana kedodoran.. heh..he..he..). seperti contoh pada harga cabai rawit yg melonjak menjadi rp 100 rb / kg, daging sapi mencapai Rp 150 rb /kg (di Aceh) . Bahkan menjelang Idul Fitri, harga naik semakin menjadi-jadi. Yg akhirnya berdampak pada naiknya angka inflasi, yaitu semakin parahnya tingkat kerusakan ekonomi bangsa, karena angka kenaikan harga tidak diiringi dengan kenaikan pendapatan perkapita masyarakat (gaji tetap, kebutuhan mendadak meningkat). Pada dasarnya ini merupakan andil yng cukup besar dari umat Islam yg gagal dalam menjalankan Ibadah Ramadhan. di satu sisi, shaum Ramadhan adalah satu ajang penggemblengan manusia dengan kesabaran dalam keadaan apapun. namun yang terjadi adalah kegiatan2 pemenuhan hawa nafsu dalam segala hal. umat Islam yang mestinya mengevaluasi hasil ibadah selama satu tahun, malah merusak dengan beragam pesta pora. di mana betapa hiruk pikuknya pasar, berdesak2kannya pusat belanja. ini bukan persoalan Ramadhan memberikan berkah bagi semua, melainkan adalah kondisi kenyataan yg ada bahwa semakin terpuruk perekonomian negara kita. dan yg merauk keuntungan melimpah adalah mereka para cukong2 yg mendapat keuntungan dalam kesempitan. sedangkan keuntungan umat Islam mungkin hanya dari penjualan beberapa mangkuk kolak saja. Maka analisalah nanti setelah lebaran usai. berapa banyak saudara kita yg kembali berhutang, berapa banyak saudara kita yg terlilit renten. dan berapa banyak saudara kita yg kehabisan modal usaha karena habis untuk menyenangkan keluarga selama lebaran. Beruntunglah bagi mereka yg lulus dalam evaluasi Ramadhan, yaitu mereka yg sukses dalam mempersempit ruang gerak hawa nafsunya. karena musuh yg terbesar kita adalah hawa nafsu, sebagaimana jika kita lihat kembali sejarah Perang Badar yang jatuh di Bulan Ramadhan. Bagaimana Kaum Mu-minin berhasil menghancurkan lawan yg jumlahnya 4x lebih banyak sedang mereka bertempur dalam kondisi perut kosong (shaum). Sehingga saat 'Idul Fitri tiba, mereka kembali pada satu fitrah yaitu bersih dari segala macam kotoran hidup, kembali menuju hakikat ajaran yaitu Dinul Islam, yaitu lembaran kemenangan dalam mengalahkan hawa nafsu. Jadi kepada kawan2, mari kita sukseskan Ramadhan dengan hati yang tunduk, kita jelang kemenangan 'Idul Fitri tanpa kebangkrutan. mudah2an kita terhindar dari kebangrutan ekonomi massal, kebangrutan ekonomi rumah tangga, hingga kebangkrutan nilai ibadah selama Ramadhan. "Shaum tuk menggempur hawa nafsu Dengan ibadah murni nan khusyu Mari singkirkan yang tidak perlu Lebaran bukan harus pakai baju baru". |
![]() |
|
|