FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Misteri, Horror, Supranatural Yuk baca cerita horor, lihat dan share penampakan mahluk gaib disini. Boleh juga membuka konsultasi ramalan,tarot dan sejenisnya |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Andi Mallarangeng belakangan ini menjadi selebriti di jagad perpolitikan Indonesia. Ambisinya menduduki kursi Demokrat-1 membuatnya jadi sorotan. Entah kenapa melihat laku lenggok sosok berkumis tebal ini, saya lantas teringat pada Kitab Babad Tanah Jawi karya Ronggowarsito. Saya tidak terlalu memahami karya sang maestro ini, namun satu yang saya ingat adalah tentang kisah satrio piningit. Kisah ini acap dituturkan, setiap kali terjadi pergantian kepemimpinan di Indonesia. Juga sempat berhembus ketika bapak presiden SBY hendak naik tahta. Sejak saat itu, saya mencoba memahami isi buku yang sangat menarik ini. Bagi saya kisah pencarian sosok Demokrat-1 adalah ibarat kelanjutan kisah Satria Piningit. Jika mengacu pada Ronggowarsito, SBY layak disebut sebagai sang Satria Piningit, yang meneruskan karya Satria Pambuka Gapura, Megawati Soekarno Putri. Sebagai satria impian, yang membawa Indonesia meraih kejayaannya kembali, SBY banyak menorehkan tinta emas. Torehan yang kemudian akan diteruskan oleh Satria Pinandita. Dengan kata lain, pencarian sosok Demokrat-1 ibarat pencarian sang Pinandita tersebut. Ronggowarsito bertutur, sosok Satria Pinandita Sinisihan Wahyu, adalah sosok yang akan membawa kebaikan dengan sangat bijak, kalem, dan lembut, seperti seorang resi. Ia menjadi penutup dari perjuangan Satria Piningit untuk mengatasi kala bendu yang identik dengan kesusahan dan kepalsuan. Ia mewarnai kebijakan Satria Piningit dan kemudian melanjutkan usaha Satrio Piningit dalam mewujudkan kebaikan bagi marcapada yang sedang dipenuhi berbagai kekalutan ini. Lalu saya mencoba membandingkan laku lenggok dan tutur AM, sebagai sosok yang konon didukung penuh oleh SBY. Ketika AM menyatakan klaim bahwa ia didukung SBY, saya merasa ia bagai Ngedhisiki Kersaning Paduka Ratu. Lebih cepat berbicara daripada kehendak sang waktu. Melihat AM, saya malah kemudian teringat pada sosok Ki Sabda Palon. Alkisah Sabda Palon akan datang kembali untuk mengubah keyakinan dari Islam. Ia dikisahkan dari negeri seberang lautan di arah timur Jawa. Kedatangannya diikuti gonjang-ganjing dan kepalsuan. Ia akan datang ketika pemimpin berbicara tidak sesuai dengan tindakan dan kemunafikan merajalela. Karakter mendahului kehendak sang waktu, bagi saya sama seperti ketika Raja Destharata yang buta, mendahului kehendak Batara Guru dengan menunjuk Duryudana sebagai raja di Hastinapura. Yudistira yang sejatinya dikehendaki Sang Dewa untuk mewarisi kerajaan ini akhirnya tersingkir dan malah mendirikan Amarta. Kita semua tahu akhir dari Babad Mahabarata yang amat berdarah ini. Perang saudara di padang Kurusetra dimenangkan oleh para Pandawa, dengan kematian sekian banyak ksatria yang sangat berbakti pada negaranya masing-masing. Dalam konteks perebutan kursi Demokrat-1, kita tidak tahu, siapa dari ksatria bangsa ini yang sesungguhnya dikehendaki untuk melanjutkan perjuangan sang Satrio Piningit. Siapa diantara mereka yang pantas disebut sang Pinandita yang amat religius, bertindak atas dasar hukum dan Sinisihan Wahyu. Patut dicatat, sang Satria Pinandita inilah yang sesungguhnya akan membawa bangsa ini ke zaman keemasannya. Tanpa bermaksud Ngedhisiki Kersaning Gusti, saya mencoba melihat lebih jauh pada sosok Anas Urbaningrum. Salah satu program yang digambarkannya adalah desentralisasi. Hal ini mengingatkan saya teringat pada kitab Negarakertagama. Digambarkan seorang raja yang duduk di singgasananya, menerima utusan dari negara bawahan yang tersebar di nusantara dan mancanegara. Beliau tidak memimpin secara langsung, melainkan hanya menanyakan bagaimana keadaan masing-masing negara. Bila ada negara yang upetinya lebih sedikit dari biasanya, maka sang raja akan menanyakan masalah apa yang sedang terjadi di negara tersebut. Setelah mendengarkan dengan seksama, beliau akan bertanya pada semua yang hadir di balai agung mengenai cara menyelesaikan masalah yang dihadapi negara bawahannya. Yang dilakukan sang raja bukanlah memerintah secara langsung. Beliau mengajak negara-negara bawahannya untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri secara bersama. Jika ada yang tak mampu mereka selesaikan, barulah Kotaraja akan turun tangan secara langsung. Jika dihubungkan dengan kondisi Partai Demokrat saat ini. Raja bawahan itu ibarat Ketua DPD dan DPC, yang mempersembahkan dukungan publik dan loyalitas kader sebagai upeti terbaik. Merekalah yang tahu tantangan sekaligus solusi di daerahnya untuk meraih dukungan itu. Maharaja (Ketua Umum) yang bijak adalah yang mendengarkan, mengarahkan dan memberikan kepercayaan kepada raja bawahannya, untuk menentukan solusi bagi daerahnya. Sebagai rakyat jelata, kaum paria, saya merindukan sebuah negara yang aman damai tenang tenteram, gemah ripah loh jinawi. Semoga saja dalam perjalanan kita mengarungi sang kala, Sang Satria Pinandita akan muncul dan membawa kita ke dalam masa kejayaan yang kita semua harapkan. Dan saya percaya Satria Pinandita itu akan lahir dari Partai Demokrat. Karena saya tahu, sang Satria Piningit tak akan memberikan ruang bagi Sabda Palon untuk menghancurkan karya agungnya. -------------------------------------------------------------------------- Mohon maaf para sesepuh , newbie minta petunjuk mengenai hal yg satu ini, terima kasih. link: http://politikana.com/baca/2010/05/0...pinandita.html Terkait:
|
#2
|
||||
|
||||
![]()
ini bukannya ramalan ronggowarsito
![]() |
![]() |
|
|