FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Misteri, Horror, Supranatural Yuk baca cerita horor, lihat dan share penampakan mahluk gaib disini. Boleh juga membuka konsultasi ramalan,tarot dan sejenisnya |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() Jahat sekali menjelek-jelekkan orang lain. Pendapat seperti itu sudah sejak dulu tertanam dalam budaya kita, Indonesia pun demikian di Belanda. Bersikap diam bahkan menjadi suatu tindakan patriotisme semasa Penjajahan Belanda. Menceritakan orang �jahat� �penentang Belanda kepada penguasa Belanda mengenai penentangan-nya terhadap kekuasaan Belanda yang dilakukan orang �baik�. Ada banyak kisah pengkhianatan oleh pribumi di negeri kita. Banyak pahlawan-pahlawan kita harus ditangkap dan dihukum Belanda karena di adukan atau dijelekkan oleh saudaranya sendiri: pribumi. Zaman berubah Zaman telah berubah dan orang kembali menjelek-jelekkan orang lain. Sejak awal kemerdekaan negara kita, banyak korban tak berdosa hanya karena di adukan oleh seseorang kepada penguasa. Kebenaran menjadi samar dan kabur. Selama masa orde baru, mengadukan dengan menjelekkan sebagai �PKI� mudah sekali membinasakan seseorang. Tunjuk saja siapa dia, namanya rumahnya dan keluarganya. Niscaya mereka akan �dihilangkan� dalam waktu singkat. Ini barangkali praktek praduga bersalah, tanpa pengadilan. Tentu saja bisa juga terjadi orang mengadu orang lain karena menaruh dendam terhadapnya, dan orang bersangkutan memang berbuat salah. Bisa saja karena kesalahan orang tidak benar-benar dimaafkan, sehingga diadukan kepada pihak lain. Harapannya agar terjadi �punishment� baik secara fisik atau psikis.Khusus secara psikis, ia akan diasingkan atau disisihkan dari komunitas-nya. ![]() Misalkan saja, bisik-bisik tetangga bisa membunuh karakter seseorang (Character Assassination). Dengan menjelek-jelekkannya, image orang tersebut akan buruk di mata orang yang dijadikan tempat mengadu. ![]() Dalam konteks modern ini, tempat mengadu (menjelek-jelekkan) tidak saja pada seseorang, tetapi bisa juga institusi. Media massa kadang berwujud sebagai perpanjangan tangan untuk menjelek-jelekan seseorang. Media telah memberikan kesan buruk pada seseorang -trial by the press. ![]() Bagaimana kita sekarang melihat kasus politik yang menggunakan media massa untuk saling menjelekkan!!!??? ![]() Budaya pengaduan,menjelek-jelekkan & mewek adalah warisan Belanda? Kondisi yang sama menjadi bahan berita yang di lansir Radio Nederland (24/1). Namun uniknya, Budaya yang memang diakui Belanda, bahwa masyarakatnya suka mengadukan orang lain, ditanggapi secara institusional. Belanda membuka hotline untuk mengadukan orang lain, apa pun masalahnya. Masyarakat tidak hanya menerima trend baru ini, melainkan juga mendorongnya. Hal itu juga dipermudah dengan munculnya serangkaian nomor telepon khusus di mana orang bisa mengadu. Belakangan dibuka nomor telepon terbaru. Karyawan bisa menghubungi nomor itu untuk melapor perusahaan-perusahaan yang secara ilegal mengunduh peranti lunak. Nomor lain yang sukses, adalah nomor di mana anda bisa melapor orang-orang yang anda duga menghindari pembayaran pajak. Lewat nomor ini anda juga bisa melapor orang yang menyewakan kamar, sementara pada waktu bersamaan dia juga menikmati tunjangan sosial. Juga ada nomor khusus di mana orang bisa melapor kafe yang melanggar larangan merokok, orang yang mengembangbiakkan mariyuana di rumah, menjual petasan ilegal, membuang sampah di tempat sembarangan dan mereka yang mengungkapkan kata-kata berbau rasis. Di Belanda, orang bahkan bisa mengirim sms jika pengunjung bioskop yang duduk di samping, terlalu berisik. Tidak hanya terlihat peningkatan nomor telepon untuk mengadu. Juga makin banyak orang yang merasa terdorong untuk melapor ulah buruk orang lain. Jumlah pengaduan tentang penipuan tunjangan penganggur meningkat dari 3500 laporan tahun 2008 hingga 4100 di tahun 2010. Nomor telepon paling populer di Belanda adalah nomor untuk mengadukan kasus kejahatan secara anonim dengan 14000 laporan tahun 2010. Individualisasi Mengapa orang Belanda yang dikenal lebih memilih berdiam, menjadi �bangsa pengadu�? Menurut Dick Houtman, Profesor Sosiologi Budaya pada Universitas Erasmus di Rotterdam, orang makin menerima fenomena ini. Ini akibat individualisasi masyarakat. Menjelek-jelekkan orang lain, hanya tabu di antara kelompok yang kohesif secara sosial. Orang yang saling mengidentifikasi diri tidak akan mengadu ke orang lain. Sebuah kelas, kelompok penduduk desa, anak-anak di sebuah keluarga, mereka semua tahu, mereka seharusnya tidak saling mengadu satu sama lain. Di Belanda orang merasa tidak lagi menjadi sebuah komunitas. Banyak penduduk wilayah pusat kota merasa terasing di pemukiman sendiri. �Orang itu merupakan bagian dari kami�. Pendapat seperti itu sekarang tidak lagi dianggap sesuatu yang wajar. Efektif? Sekilas, nomor telepon khusus untuk melakukan pengaduan, tampaknya pilihan untuk berhemat biaya. Bagaimana pun juga, jika orang ingin mengadukan tetangganya karena melakukan penipuan tunjangan sosial, atau kafe-kafe yang melanggar larangan merokok, dengan cara ini pemerintah bisa menghemat jumlah inspektur pengawas yang dibutuhkan. Tapi menurut Professor Houtman, nomor telepon tersebut justru bisa menimbulkan lebih banyak masalah. Laporan anonim bisa menghasilkan banyak sekali informasi yang semuanya harus diperiksa terlebih dulu. Terutama karena penelpon bisa menggunakannya sebagai cara untuk merugikan orang yang tidak disukainya. Ben Rolloos, kepala UWV, instansi yang mengatur tunjangan para pengangguran, mengakui beberapa orang menggunakan nomor telepon tersebut untuk melapor penipuan tunjangan, guna membalas orang lain atau menjadikannya sebagai tersangka. Hal seperti itu tidak bisa dihindari, kata Ben. �Prosedur yang kami pakai untuk memeriksa apakah informasi tertentu ditangani lebih lanjut, memiliki beberapa langkah di mana kami bisa menyaring sinyal-sinyal seperti itu.� Dendam Nomor telepon khusus sebenarnya juga dimaksud untuk mewadahi pengaduan, jadi bukan untuk orang yang menaruh dendam terhadap orang lain, melainkan untuk menerima informasi. Penelpon yang ingin membalas dendam, bukan satu-satunya masalah yang bisa timbul, kata Profesor Houtman. Melihat banyaknya informasi, maka pihak berwenang hampir tidak mungkin menangani setiap informasi yang masuk. Dan hal seperti itu justru bisa merugikan kepercayaan masyarakat. Seorang pembunuh atau pemerkosa anak ditangkap. Padahal di masa lampau, orang telah melaporkan laki-laki atau perempuan ini kepada pihak berwenang. Jadi apa yang dikatakan orang? Polisi tahu itu, tapi mereka tidak melakukan apa-apa. Adakah kemiripan budaya Indonesia dengan Belanda? Ya! Sangat mirip. Apakah kebiasaan buruk mengadukan atau menjelekkan orang lain pengaruh dari masa Penjajahan Belanda? Belum tentu! SUMBER Terkait:
|
![]() |
|
|