Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > News > Nasional

Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 7th February 2012
lonelyranger's Avatar
lonelyranger lonelyranger is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Jun 2011
Location: pinggiran kota buaya
Posts: 316
Rep Power: 17
lonelyranger ceriwis bangetlonelyranger ceriwis bangetlonelyranger ceriwis bangetlonelyranger ceriwis bangetlonelyranger ceriwis bangetlonelyranger ceriwis banget
Default Bonek-bakti masyarakat

siapa bilang BONEK itu ANARKIS???
berikut ini adalah salah satu kegiatan sosial yang dilakukan oleh salah satu ELEMEN BONEK


NB: kalo salah kamar, mohon dipindahkan, dan juga mohon maaf karna niubie lupa cara bikin spoiler



SENIN (06/02/2012) siang, Kelenteng T.I.T Hong San Ko, Jalan Cokroaminoto, Surabaya, menghelat Cap Go Meh. Gong Xi Fat Cai. Sembilan Bonek Oriental berpartisipasi di situ.
CaTaTaN: Slamet Oerip Prihadi
Usai sembahyangan, pukul 13.00 WIB, atraksi Barongsai pun dimulai. Sekitar 20 warga sekitar (kebanyakan ibu dan anak kecilnya) datang menonton atraksi tersebut. Crew tvOne (kebetulan koordinatornya mantan wartawan Bangsa, Grup JP), dan crew JTV Satus Persen Jatim hadir untuk meliput seluruh kegiatan.
Sekitar lima cewek muda berjilbab yang hadir sigap mengambil foto atau mungkin merekam dengan HP-nya. Cap Go Meh di Surabaya memang dipusatkan di Kelenteng T.I.T Hong San Ko, Jalan Cokroaminoto.
Kehadiran Arek-Arek Bonek Oriental yang kebanyakan beragama Katolik adalah dalam konteks acara bakti sosial di kelenteng tersebut. �Kami berniat membantu perayaan Cap Go Meh di sini. Pertama, agar pembagian kotak konsumsi yang diyakini membawa berkah bisa merata. Jangan ada yang mendapatkan dobel, sementara yang lain nggak kebagian. Kedua, kami ikut menertibkan acara Barongsai agar penonton tidak melewati batas wilayah atraksi di sisi dalam gerbang Kelenteng,� tutur Yohannes Donny, koordinator Bonek Oriental di acara itu.
Selain Donny, Nael (sapaan akrab Natanael Jeffri Gunawan), Dimas (suporter loyal Persib, Viking, dan seorang Muslim yang kuliah di Universitas Widya Mandala Surabaya), Septian (yang biasanya bertugas mengabadikan berbagai kegiatan Bonek Oriental dengan kameranya) dan lima rekan lainnya aktif membantu perhelatan Cap Go Meh tersebut.
Mereka mengenakan kaos kebesaran Bonek Oriental yang berwarna hijau. Hanya Nael yang tak mengenakan kaos. �Saya dari kantor, pak. Saya sekarang sudah bekerja di perusahaan distributor obat-obatan di Jalan Ngagel Jaya,� tutur Nael yang mengenakan seragam kantornya.
Mereka melaksanakan acara bakti sosial. �Para pengurus Kelenteng T.I.T. Hong San Ko menerima kami dengan baik. Ini membuktikan kehadiran Bonek bisa diterima dengan baik di mana-mana. Kami memang cinta sepak bola dan perdamaian,� tutur Donny.
Terbentuknya Bonek Oriental tahun 2011 lalu merupakan fenomena yang sangat menarik. Sebab, saudara-saudara kita keturunan Tionghoa tergolong paling sensitif terhadap kerusuhan dan keonaran. Apalagi dengan hal atau perbuatan yang beraroma SARA. Karena itu, jika kini sejumlah WNI keturunan Tionghoa yang berstatus mahasiswa masuk dalam barisan suporter loyal Persebaya 1927 (Bonek), berarti situasi dan kondisi komunitas Bonek benar-benar kondusif.
Sikon kondusif itulah yang menyebabkan warga Surabaya keturunan Tionghoa membentuk Bonek Oriental. ��Kami bahkan merasa dilindungi di dalam stadion oleh teman-teman Bonek yang lain. Meskipun belum pernah kenal, kami bisa bercanda ria dengan mereka di dalam stadion,�� kata Donny, 25 tahun, Fakultas Psikologi UWM.
Telah kami tuliskan sebelumya, Bonek Oriental UWM berdiri 5 Februari 2011. Setahun sudah mereka berkiprah. Jumlah anggotanya semakin bertambah. Awalnya hanya 12 orang, kini sudah puluhan. Angka 100 segera tembus.
��Kuantitas masih sedikit, tapi di aspek kualitas kami ingin meemberikan kontribusi yang berarti buat Persebaya 1927,�� tutur Nael, sapaan akrab Natanael Jeffri Gunawan. Dia mengingat betul pesan seniornya yang akrab dipanggil Koh Adi. Koh Adi adalah pengusaha alat-alat berat dan palawija.
Koh Adi, kata Nael, sangat menginginkan pengusaha-pengusaha keturunan Tionghoa di Surabaya bergotong royong membiayai klub Persebaya. Mungkinkah? ��Itulah salah satu program jangka menengah dan panjang kami,�� tandas Yohannes Donny.
Perlahan, tapi pasti Bonek Oriental mulai menjalar di kampus-kampus lain Surabaya.
Acara bakti sosial tak hanya di kelenteng. Minggu 14 Agustus 2011 lalu, sekitar 25 personel Bonek Oriental pria dan wanita melaksanakan acara bagi-bagi takjil di Monumen Polri, Jalan Raya Darmo.
Mayoritas Bonek Oriental yang bagi-bagi takjil tersebut menganut agama Katolik, hanya tiga yang Muslim, yaitu Ganong, Dimas, dan Ditya.��Ada 200 paket takjil yang kami bagikan,�� kata Septio.
Kegiatan sosial bagi takjil di Bulan Ramadan mungkin hal yang biasa. Namun, bagi arek-arek Bonek Oriental, prosesnya tidak semudah yang diperkirakan. ��Sebagian anggota Bonek Oriental ada yang kurang setuju. Berjam-jam kami rapat, akhirnya dilakukan voting. Hasilnya, suara terbesar sekitar 75 persen setuju program bagi takjil,�� kisah Ganong, penasihat Bonek Oriental UWM.
Salam Satu Nyali! Semoga Bonek Oriental semakin berkembang dan besar perannya dalam sejarah perjalanan Green Force Persebaya. Amin.*


sumber
http://sportjatim.com/index.php?opti...d=65:slideshow

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 06:05 PM.


no new posts