
Bagi banyak wanita yang mendekati usia menopause, kemungkinan besar tidak memiliki dorongan seksual seperti saat muda dulu.
Sebuah hormon yang dikenal dengan nama DHEA, dan disekresikan oleh kelenjar adrenal dianggap dapat membantu wanita yang akan mengalami menopause dan memberikan mereka kehidupan seks yang lebih baik.
Level hormon ini di dalam tubuh mencapai jumlah tertinggi saat berusia 25 tahun dan kemudian semakin menurun. Para ilmuwan beranggapan bahwa hormon ini bisa menjadi alternatif baru untuk terapi hormon pengganti (Hormone Replecement Therapy/HRT) untuk mengatasi masalah menopause.
DHEA, atau dehydroepiandrosterone, adalah sejenis hormin steroid yang dibuat oleh kelenjar adrenal pada pria dan wanita. DHEA dapat diubah bentuknya dalam tubuh menjadi testosteron (hormon seks pria), estrogen (hormon seks wanita) atau steroid lain. Namun, suplemen DHEA dibuktikan tidak meningkatkan testosteron pada pria. Dampak ini hanya terlihat pada wanita.
Peneliti Italia melakukan studi terhadap 48 wanita yang mengalami gejala-gejala menopause. Kemudian, 12 wanita diminta mengonsumsi hanya vitamin D dan kalsium, 12 wanita mengonsumsi penambah hormon DHEA, 12 wanita melakukan HRT standar dan 12 wanita sisanya melakukan steroid sintetik, yang disebut tibolone, yang digunakan untuk mengurangi gejala menopause.
Gejala menopause wanita, minat dan aktivitas seksual diukur dengan menggunakan kuesioner standar untuk mengeksplor faktor-faktor, seperti kepuasaan terhadap seringnya melakukan seks, pelumasan vagina, orgasme dan pasangan seksual.
Setelah 12 bulan, semua wanita yang menerima penggantian hormon memiliki perbaikan dalam gejala menopause, sedangkan wanita yang mengkonsumsi vitamin D dan kalsium tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi DHEA memiliki elevansi signifikan pada minat dan aktivitas seksual. Hasil serupa juga dirasakan pada wanita yang menggunakan HRT.
Pada awal penelitian, semua wanita memiliki tingkat yang sama terhadap aktivitas seksual. Setelah setahun penelitian, diketahui bahwa wanita yang hanya mengonsumsi vitamin D dan kalsium memiliki skor 34,9 dibandingkan dengan wanita yang mengonsumsi penambah hormon DHEA yang mencapai 48,6 persen
Namun para ahli merasa perlu mengkaji lebih dalam untuk mengetahui efek dari penambahan hormon DHEA.