Abraham Samad Abraham Samad mengalahkan empat pimpinan KPK dalam Pemilihan Ketua KPK yang baru, yakni Bambang Widjojanto (4 suara), Busyro Muqoddas (5 suara), Adnan Pandu Praja (1 suara), dan Zulkarnain (3 suara).
Abraham Samad adalah pimpinan KPK paling muda. Dia berusia 45 tahun, lahir di Makassar, Sulawesi Selatan. Abraham menyelesaikan pendidikan hukum strata satu hingga strata tiga di Universitas Hasanuddin, Makassar.
Di Makassar, Samad dikenal sebagai aktivis antikorupsi. Dia penggagas sekaligus Koordinator Anti Corruption Committee di Sulsel. Salah satu kasus korupsi yang pernah dia bongkar yakni kasus yang melibatkan wali kota Makassar.
Akibat langkahnya itu, rumah serta usaha milik istrinya pernah dirusak sekelompok orang. Selain sebagai aktivis, dia juga berkarier sebagai advokat. Dia telah menanggalkan profesinya itu ketika mendaftar di panitia seleksi calon pimpinan KPK.
Selama uji kepatutan dan kelayakan, Abraham satu-satunya calon yang berani berjanji akan mundur tanpa didesak jika satu tahun kepemimpinannya dianggap gagal. "Saya enggak perlu diminta turun (sebagai pimpinan). Satu tahun enggak bisa apa-apa saya akan mundur," kata Samad berapi-api.
Dia juga satu-satunya calon pimpinan yang berani menggunakan kata-kata yang keras ketika uji kelayakan dan kepatutan, seperti kata "libas" dan "gantung".
Perbedaan Abraham dengan calon pimpinan yang lain yakni dia berani mengkritik keras pansel capim KPK atas pemeringkatan delapan capim. Dia di tempatnya di posisi kelima oleh pansel. "Itu penghinaan yang luar biasa," ujar Samad.
Menyelesaikan jenjang pendidikan hukum dari Strata 1 hingga Strata 3 di Universitas Hasanuddin. Di Unhas, ia meraih gelar doktor pada 2010.
Sejak 1966 sampai sekarang, Abraham Samad masih berkarir sebagai advokat. Namun, ia termasuk pengacara dengan latar belakang LSM. Sebab, Abraham adalah seorang penggagas sekaligus Koordinator ACC (Anti Corruption Committee) di Sulsel. Di LSM itu, ia sangat fokus dalam mendorong terciptanya sistem pemerintahan yang baik serta sistem pelayanan publik yang maksimal dengan sasaran pemberantasan korupsi.
Quote:
Mahasiswa Makassar Sambut Abraham dengan Pesta Kembang Api
MAKASSAR - Puluhan mahasiswa di Makassar menyambut kedatangan Abraham Samad dengan pesta kembang api.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi atas terpilihnya Abraham sebagai Ketua Komisi Pemberantasn Korupsi (KPK) periode 2011-2015. Pesta kembang api ini digelar di atas jembatan layang Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (3/12/2011) malam.
Selain pesta kembang api, para mahasiswa yang menamakan dirinya Gerakan Antikorupsi (Germak) ini juga menyerukan harapan agar Abraham mampu memberangus kasus-kasus korupsi, terutama menuntaskan kasus Bank Century yang penanganannya masih berlarut-larut.
Tak hanya memberi apresiasi, puluhan mahasiswa ini juga berjanji akan mengawal semua langkah Abraham dalam memberantas korupsi.
Dalam aksinya para mahasiswa ini menutup sebagian badan jalan layang. Tak pelak aksi inipun mendapat perhatian pengguna jalan yang kebetulan melintas.
Quote:
PDIP: Kita Butuh Ketua KPK yang Tak Genit dan Nakal
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Eva Kusuma Sundari menegaskan alasan kenapa pihaknya dan hampir seluruh anggota Komisi Hukum memilih Abraham Samad sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut Eva, advokat muda asal Makassar, Sulawesi Selatan ini, dinilai cukup independen dan memiliki komitmen dalam menyelesaikan kasus-kasus besar yang ditangani KPK.
Dia pun berharap Abraham Samad dapat menyelesaikan kasus-kasus yang tidak tersentuh oleh pimpinan KPK saat ini. �Dia (Abraham) berkomitmen untuk mengusut dan menyelesaikan kasus-kasus besar dan kita membutuhkan ketua KPK yang tidak genit dan tidak nakal,� ucapnya kepada okezone, Sabtu (3/12/2011).
Pertimbangan lain memilih Abraham sebagai Ketua KPK lantaran yang bersangkutan merupakan tokoh yang tidak bersinggungan dengan kekuasaan.
�Komunikasi politik dengan DPR agar bisa diperbaiki dan kita perlu perwakilan orang muda serta tegas. Kita kasih kesempatan kepada Abraham dan Bambang (Widjojanto),� tandasnya.
Quote:
Publik Akan Tagih Program Visioner Abraham
Komisi III DPR seperti terpukau dengan figur dan visi misi yang disampaikan Abraham Samad, sehingga advokat asal Makassar itu dipilih oleh hampir seluruh anggota Komisi Hukum. Lantas benarkah Abraham sosok Ketua KPK ideal?
Guru Besar Hukum Universitas Padjajaran (Unpad) I Gde Pantja Astawa menilai terpilihnya Abraham Samad tidak dilihat sebatas pemaparkan rencana program kerja pada uji kepatutan dan kelayakan di DPR.
Tidak pula Abraham dielu-elukan sebagai Ketua yang akan membawa perubahan di KPK karena telah mampu meyakinkan separuh lebih anggota komisi III DPR. Lebih dari itu, kata dia, publik harus melihat secara nyata apa yang telah digembor-gemborkan saat fit and proper test.
�Yang kita butuhkan bukan sekadar figure dan bukan hanya gembar gembor. Kita akan melihat bersama-sama dalam waktu satu tahun. Akan terselesaikankah kasus-kasus besar? Jadi bukan hanya berbicara tetapi tindakan nyata kepada publik,� katanya saat berbincang dengan okezone, Minggu (4/12/2011).
Kendati, Gde mengakui, terpilihnya Ketua KPK baru akan membawa semangat baru sekaligus memunculkan jiwa baru dalam memberantas korupsi di Tanah Air.
�Di KPK untuk melakukan gebrakan, buktikan ke publik bagaimana mengembalikan nama baik KPK. Ketua KPK bukan hanya pintar dan berani,� harapnya. Gde pun berharap agar Abraham tidak tebang pilih dalam memberangus kasus-kasus korupsi.
�Kita percaya profesionalisme. Jangan karena yang milih dia (Abraham) komisi III kemudian di saat misalkan komisi III ada yang tersangkut kasus korupsi tidak ditindak. Harus ditindak juga,� ujarnya.
Gde juga tak sependapat dengan permintaan sejumlah anggota dewan agar pimpinan KPK baru fokus pada kasus-kasus besar yang selama ini tidak tersentuh KPK saat ini. �Tidak ada kasus yang mesti dikedepankan. Semuanya sama harus dituntaskan,� tegas dia.
Quote:
Abraham Harus Berani Hadapi Partai Politik
Abraham Samad terpilih sebagai ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui mekanisme politik di DPR. Namun, Abraham diyakini terpilih tidak melalui deal politik antara dirinya dan partai politik (parpol).
Karena itu, Abraham harus independen dan berani membongkar kasus terkait parpol. Penilaian dan harapan ini disampaikan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD.
�Dia harus tegas, malah harus gunakan posisinya untuk galak terhadap parpol karena dirinya telah dipercaya penuh dengan dukungan hampir mutlak,� kata Mahfud MD di Jakarta, Sabtu (3/12/2011).
Sementara itu Pengamat Politik Yunarto Wijaya berharap, terpilihnya para pimpinan KPK yang baru bukan kemenangan kubu politik. Jika terpilihnya Abraham dkk karena kemenangan kubu politik, hanya akan menjebak para pimpinan KPK periode 2011-2015.
�Kalau (terpilihnya empat pimpinan KPK) terjadi karena kemenangan kubu politik, pemimpin KPK yang terpilih hanya akan terjebak dalam permainan baru, permainan buka kartu yang hanya menguntungkan beberapa pihak (kubu politik tertentu),� ungkapnya usai acara diskusi Polemik SINDO RADIO di Rumah Makan Warung Daun, Jakarta, kemarin.
Untuk mematahkan pandangan bahwa terpilihnya empat pimpinan KPK yang baru adalah kemenangan kubu politik, Abraham dan para pimpinan KPK periode 2011-2015 harus membuktikan itu.
�Bagaimana skala prioritas menyeluruh memproses semua kasus jangan hanya pada kasus tertentu yang menguntungkan partai tertentu,� kata Yunarto.
Abraham Samad, Jumat lalu berhasil terpilih sebagai ketua KPK periode 2011-2015 dengan memperoleh 43 suara mengalahkan Busyro Muqoddas yang mendapatkan 5 suara, Bambang Widjojanto 4 suara, Zulkarnaen 1 suara,dan Adnan Pandu Praja 1 suara.
Penggagas sekaligus koordinator Anti- Corruption Committee di Makassar ini berjanji akan membidik kasus-kasus korupsi kelas kakap seperti kasus Bank Century, mafia pajak, cek pelawat, dan Wisma Atlet SEA Games.
Abraham bahkan berjanji akan mundur dari jabatannya jika ternyata selama satu tahun pertama kepemimpinannya gagal atau diintervensi dalam pemberantasan korupsi. Abraham pun yakin mampu memenuhi janjinya untuk menuntaskan kasus-kasus korupsi di Indonesia.
Tokoh muda kelahiran Makassar ini meminta agar dirinya diberi kesempatan untuk membuktikan komitmennya menjadi panglima pemberantasan korupsi di negeri ini.
�Soekarno pada saat memimpin negara ini juga tidak memiliki pengalaman cukup, tapi akhirnya mampu.Usia bukan ukuran seseorang sudah cukup berpengalaman menjalani hidup. Kita lihat saja ke depannya,apa yang akan terjadi. Kita akan bawa semangat Lopa (Baharuddin Lopa) di kancah nasional,� kata dia di kediamannya, Jalan Mappala, Makassar.
Murid mantan Jaksa Agung RI Baharuddin Lopa ini mengaku terdorong untuk menjadi pimpinan KPK atas semangat pemberantasan korupsi yang ditinggalkan mentornya tersebut. Dengan posisinya sebagai ketua KPK, Abraham bertekat akan menuntaskan semua kasus-kasus yang menjadi utang KPK selama ini.
�Selain melunasi kasus-kasus yang belum selesai di KPK jilid II, kepemimpinan saya ke depan kembali akan melibas kasus-kasus berskala besar. Tidak ada tebang pilih dalam penuntasan korupsi, siapa pun itu jika bersalah akan kami berantas agar terbentuk sejarah bahwa korupsi juga bisa diberantas,� kata dia.
Quote:
"Abraham Samad Kurang Galak"
Aktivis Koalisi Masyarakat Sipil Anti-Korupsi (Kompak) Ray Rangkuti meragukan kemampuan Abraham Samad dalam membawa perubahan di tubuh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ray beralasan, Abraham dipilih oleh seluruh anggota Komisi III DPR. Hal ini, kata dia, menimbulkan kecurigaan terdapat deal-deal tertentu antara advokat asal Makassar itu dengan DPR.
"Karena politisi di DPR tidak menginginkan Ketua KPK yang galak dan tidak pandang bulu. Menurut saya Abraham tidak terlalu galak, seperti Busyro itu lawannya DPR,� ucapnya kepada okezone, Minggu (4/12/2011).
�Jadi sebagian partai berharap masih bisa melakukan lobi-lobi dan kompromi dibandingkan memilih sosok yang tegas seperti Bambang Widjojanto�.
Ray juga mengaku belum begitu mengetahui rekam jejak Abraham Samad di dunia pemberantasan korupsi. �Yang baru kita tahu, background-nya tentang pemberantasan korupsi di daerah bukan nasional. Itu sangat berbeda,� tambahnya.
Kendati demikian, amanat masyarakat kini berada di pundak Abraham. Ray berharap, Abraham tidak menyia-nyiakan kepercayaan besar itu. Sebagai Ketua KPK terpilih, Abraham harus mampu mewujudkan harapan masyarakat dengan berkerja sunguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya pemberantasan korupsi.
"Track record-nya 50 persen, paling pokok adalah kritik publik yang luas agar tidak lalai,� tutupnya.