FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) seharusnya tidak langsung meninggalkan kursi stadion Gelora Bung Karno begitu suporter berulah dengan menyalakan petasan. Presiden seharusnya arif dengan tidak membalas luapan emosi suporter dengan 'balik kanan' ketika Timnas butuh dukungan, di saat ketinggalan dua gol dari Bahrain. "Idealnya SBY tetap ada di situlah. Mestinya emosi penonton tidak perlu direspon dengan emosi presiden," ungkap pengamat komunikasi politik Arie Sudjito kepada detikcom, Rabu (7/9/2011). Arie mengatakan, harusnya SBY bisa memahami karakter para suporter Indonesia. Toh, sikap itu tak lain ditunjukkan sebagai bentuk dukungan, meskipun Arie menilai tak perlu sampai melepaskan petasan. "Tidak bisa dipungkiri kadang reaksi penonton kita ini memang karena saking gilanya terhadap bola. Tapi di sisi lain kematangannya masih belum tercapai. Maka itu presiden jangan menanggapinya secara berlebihan. Anggap ini proses pematangan antara penonton, pemain dan pengelola," tambah dosen Fisipol UGM ini. "Lagian kan dia bisa meminta menterinya atau PSSI untuk menenangkan penonton dari pada pulang begitu," kritiknya. Menurut Arie, sikap SBY tersebut justru mempermalukan dunia persepakbolaan Indonesia. Selain itu, SBY memperburuk psikologis para pemain. "Realitas ini harusnya dijadikan pelajaran. Tetap di tempat dan memberi dukungan untuk pemain itu lebih baik, karena ini kan disaksikan FIFA juga. Kan malu," tambahnya. Arie menyarankan, agar aksi balik kanan Presiden saat menontong pertandingan Timnas tidak terulang lagi. Presiden harus memikirkan plus-minusnya dari sebuah pertandingan yang dia saksikan, termasuk sikap apa yang harus dia tunjukkan saat tim kalah atau menang. "Jadi jangan sekadar nonton, lalu kalau nggak senang pulang," tandasnya. Seperti diberitakan, SBY meninggalkan kursi VVIP di balkon stadion saat pertandingan memasuki menit 70-an. SBY yang mengenakan kemeja merah putih itu meninggalkan stadion saat Timnas ketinggalan 0-2 dan para pendukung Timnas di GBK mulai menyalakan petasan dan kembang api. Saat meninggalkan stadion, wajah SBY tampak suram. Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha menyatakan, Presiden kecewa dengan dengan ulah suproter yang tidak sportif saat Timnas ketinggalan dua gol dari Bahrain. Menyalakan petasan dan kembang api dalam pertandingan adalah sesuatu yang dilarang FIFA. sumber |
#2
|
||||
|
||||
![]()
akarta - Aksi balik kanan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam laga Indonesia vs Bahrain di GBK semalam, dinilai memiliki arti tertentu. Dengan meninggalkan jalannya pertandingan, SBY dinilai ingin menunjukkan kepada dunia internasional bahwa ia tidak setuju dengan rakyatnya sendiri yang tidak sportif.
"Anda kebayang kalau jadi Presiden, menyaksikan pertandingan internasional, sementara lihat rakyatnya seperti itu (tidak sportif-red). Menurut saya ini cara SBY menunjukkan kepada dunia internasional bahwa dia tidak setuju dengan rakyatnya," kata sosiolog dari Universitas Indonesia, Imam Prasodjo, saat dihubungi detikcom, Rabu (7/9/2011). "Coba Anda pikirkan adakah cara lain bagi seorang presiden untuk menunjukkan kepada pemimpin-pemimpin internasional, bahwa ia tidak setuju dengan cara-cara rakyatnya yang berulah di stadion?" kata Imam. Imam tidak mau lebih jauh menilai baik buruk sikap SBY. Menurutnya, yang harus dikritik kali ini adalah sikap sebagian suporter yang tidak sportif dengan menyalakan petasan dan kembang api, begitu tuan rumah Timnas Indonesia ketinggalan dua gol dari Bahrain di pertandingan kualifikasi Pra-Piala Dunia 2014 itu. "Saya yakin kalau di luar negeri itu akan dijadikan headline negatif," kata Imam menambahkan aksi tidak sportif itu hanya dilakukan segelintir penonton. Imam juga menilai justru aksi sebagian penonton itu yang membuat Timnas menjadi kecil hati untuk bisa mengejar ketinggalan. "Mau jadi apa sepakbola kita. Sudah belum beprestasi, penontonnya tidak sportif lagi," keluh Imam yang menyayangkan pengawasan kepolisian sehingga petasan bisa lolos masuk ke dalam stadion. sumber |
#3
|
||||
|
||||
![]()
makin jelek deh sby
|
#4
|
||||
|
||||
![]()
jangan cuma bisa menyalahkan pemerintah. Intropeksi aj tuh yg buat ulah krn apa itu semua bisa kejadian kan?
![]() |
#5
|
|||
|
|||
![]()
sby itu kepala negara(pemimpin) yg berjiwa kerdil.........walaupun timnas kalah hrsnya pemimpin tetap tegar sampai akhir pertandingan
![]() |
#6
|
||||
|
||||
![]() Quote:
![]() |
#7
|
||||
|
||||
![]()
sebenrnya SBY itu pulang duluan bukan gara2 supporter, tapi jengkel liat timnas kalah n bakalan malu dia kalo ntar ketemu ma petingginya bahrain...
![]() ![]() ![]() |
#8
|
||||
|
||||
![]()
SBY bukan emosi ......tapi dia malu,
malu kok di indonesia yang penduduknya 200jt lebih ga ada 11 orang yang bisa main bola, adanya cuma ribuan orang yang main petasan ......
__________________
![]() |
#9
|
||||
|
||||
![]() Quote:
![]() ![]() ![]() seandainya kalah tapi penonton sportip itu ga memalukan kok ......
__________________
![]() |
#10
|
|||
|
|||
![]()
dia pulang kerama takut
rusuh kali ituu.. masalah keamanaaan... cupuuu |
![]() |
|
|