ANAKKU... matamu telah merekam, mencatat dan merasakan betapa pedihnya hati manusia ketika alam tak mau lagi diajak kompromi. Ia melumat rumah-rumah, tanaman, ternak dan semua yang pernah dibanggakan manusia. Begitulah Nak... kehidupan ini. Kau cari dan kau temukan sendiri hikmah dibalik murkanya alam. Alam tak mungkin bergejolak, jikalau tangan-tangan manusia tak kotor (serakah, rakus, cenderung merusak, EGP --emang gue pikirin. Akibatnya, alam juga memiliki perasaan dan pikiran yang sama dengan pemilik tangan kotor. Alam ganti membalas, "Emang gue pikirin?" Nah... kalau sudah begitu, konflik antara alam dan manusia akan terus berkepanjangan dan tak akan berhenti, selama manusia masih suka mencubit alam. Alam juga punya hati dan perasaan lho Nak... Pesan ayahmu... sayangi dia dan jangan engkau kasari Nak... Lihatlah peringatan Allah di kitab sucimu Nak... pelajari, pahami lalu kamu kaitkan peristiwa-peristiwa masa lalu dengan kehidupan sekarang. Disitulah Nak, engkau akan menemukan jawabannya bahwa hidup kita hanya sesaat....