
8th September 2011
|
 |
Ceriwis VIP
|
|
Join Date: Mar 2011
Posts: 15,788
Rep Power: 92
|
|
Pemprov DKI Harus Memiliki Pengelolaan Cadangan Air Bersih
Quote:
Jakarta - Jebolnya pintu air di Buaran Kalimalang membuat pasokan air bersih di Ibukota mengalami masalah. Untuk mencegah kejadian serupa terulang, Pemprov DKI diminta memiliki pengelolan cadangan air bersih yang memadai.
"Jebolnya pintu air kemarin harus jadi perhatian Pemprov DKI. Harusnya DKI memang punya pengelolaan air bersih cadangan," ujar Wakil DPRD DKI Triwisaksana kepada detikcom, Rabu (8/9/2011) malam.
Menurut pria yang akrab disapa Sani ini, pengelolaan cadangan air bersih bisa dilakukan dengan penyulingan air di sungai-sungai di Jakarta. Selain itu juga bisa dilakukan dengan membuat waduk di daerah hulu.
"Jadi waduk itu nantinya untuk menampung air di musim hujan agar Jakarta tidak banjir, dan airnya bisa digunakan untuk pasokan air bersih warga," terangnya.
Menurut Sani, sungai-sungai yang ada di Jakarta sudah sangat kotor. Meskipun dengan teknologi bisa disuling menjadi air bersih namun biaya juga semakin tinggi.
"Jadi ada baiknya dibuat juga waduk di Depok, yang bisa dijadikan pengendali banjir dan untuk pasokan air bersih warga. Tetapi waduk itu harus punya Pemprov DKI," terang politisi PKS ini.
Pemprov DKI juga sudah harus memikirkan tentang penyulingan air laut menjadi air bersih. Hal ini tetap diperlukan mengingat kebutuhan air bersih yang semakin meningkat di Jakarta.
"Tetapi penyulingan air laut itu adalah proyek jangka panjang. Penyulingan sungai-sungai adalah jangka pendek yang bisa cepat dilakukan tetapi itu harus diimbangi dengan pembuatan waduk di hulu," imbuhnya.
Untuk memenuhi kebutuhan air warga Jakarta, PAM Jaya mengaku akan menggunakan 4 sungai di Jakarta sebagai sumber air. Empat sungai tersebut yakni Banjir Kanal Barat, Kali Krukut, Jembatan Besi dan Cengkareng Drain.
Direktur Utama PAM Jaya, Mauritz Napitupulu di kantornya, Jl Penjernihan, Jakarta Pusat, Rabu (6/9), menyatakan penggunaan air sungai tersebut terpaksa dilakukan untuk menutupi kebutuhan harian warga Jakarta yang mencapai 26 meter kubik per detik.
"Saat ini air bersih didatangkan dari Tangerang, 15 persen dalam bentuk air bersih. 83 persen dari Tarum Barat (kali Citarum-red). Hanya 2 persen asli Jakarta di Cilandak," kata Mauritz.
"Kebutuhan air tahun 2015, warga Jakarta 26 meter kubik per detik. Saat ini masih 18 meter kubik per detik. Untuk memenuhi, kita akan gunakan teknologi ultrafiltrasi. Dengan teknologi ini, diharapkan dapat memenuhi kekurangan 8 sampai 9 meter kubik per detik," katanya.
|
Source
|