FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Health Mencegah lebih baik dari mengobati. Cari tahu dan tanya jawab tentang kesehatan, medis, dan info dokter disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Sekali Ini, Rokok Bermanfaat.. !
Wisnu, seorang karyawan di sebuah kantor swasta, berusia 34 tahun, suatu siang ketika tengah beristirahat dari pekerjaan rutinnya, merasa kaget ketika mendadak tangan kanannya gemetar. Ia bertanya-tanya dalam hati, "Apa sih ini?". Namun seperti kebanyakan orang Indonesia- ia mendiamkan saja kejadian aneh itu. Dengan berjalannya waktu, masalah-masalah yang lebih "aneh" muncul secara beruntun: Ia tidak dapat melangkah secepat biasanya, dan ia bahkan mulai merasa sedikit canggung. Jari jemarinya tidak dapat menjangkau uang logam di dompet, Wisnu juga sulit sekali menggosok giginya, dan tulisan tangannya menjadi semakin kecil dan sulit dibaca. Dan ia pun mulai panik. Melalui serangkaian pengujian medis, diketahui Wisnu menderita: Penyakit Parkinson. Sayang sekali, ia terlalu muda untuk menderita penyakit ini. Tapi bukan hal luar biasa, sebab setiap tahun 50.000 orang Amerika memperoleh diagnosis yang sama. Dan apabila Anda seorang laki-laki, risiko Anda lebih tinggi untuk menderita penyakit tersebut. Berawal di satu sisi Simtom-simtom Parkinson, biasanya menyerang secara perlahan dan menimpa satu sisi tubuh Anda terlebih dahulu. Pada stadium awal, Parkinson memang bisa disangka penyakit rematik biasa. Namun gejala yang paling kentara adalah gemetarnya tangan-tangan, kaki dan kepala. Kekakuan merupakan gejala lain yang menonjol. Kalau Anda menderita penyakit ini, lambat laun Anda akan kehilangan kemampuan menggerakkan otot-otot. Otot-otot itu menjadi semakin kaku dan kaku.., dan gerakan-gerakannya melambat. Nah ketika otot-otot ini semakin kaku , wajah Anda dapat kehilangan ekspresi, tubuh Anda mulai membungkuk, tangan dan kaki bengkok. Selanjutnya, terjadi hal-hal dimana penderita mengalami kesulitan berdiri dari posisi duduk. Kedip mata yang biasanya sekitar 20 kali per menit menurun menjadi sekitar 5-10 kedip per menit. Sedangkan tangan terus menerus gemetar (tremor) dengan frekuensi 3-5 kali per detik. Tremor ini juga bisa terjadi pada kaki, rahang, bibir, mata, atau lidah. Penderita Parkinson, biasanya sulit sekali berjalan, membalikkan tubuhnya di tempat tidur, mandi, berpakaian dan berbicara. Sering kehilangan keseimbangan dan jatuh. Yang paling mengerikan, ketika si penderita tidak dapat mengontrol lagi air liurnya dan mengeluarkannya di setiap kesempatan. Ya, mereka mengalami gangguan sialore (pengeluaran ludah berlebihan). Namun, anehnya tidak ada rasa nyeri yang ditimbulkan dan penyakit Parkinson ini tidak mengancam nyawa Anda. Pikiran Anda tetap awas dan giat , tapi terkungkung di dalam tubuh yang tidak mau bekerjasama. Rokok Bisa Membantu Kalau biasanya kita membahas rokok dengan penuh "kekejaman", seperti: "Jangan merokok!" "Kurangi dosis merokok Anda!" "Seperlima orang di dunia meninggal setiap tahun karena penyakit yang berhubungan dengan merokok!" dan bla-bla-bla, masih banyak lagi hal mengerikan lainnya. Ok, kali ini dengan pembahasannya agak berbeda. Dan tentu saja, berdasarkan penelitian terbaru, didapati hubungan yang unik antara merokok dengan menurunnya risiko seseorang terserang penyakit Parkinson. Para perokok tentu saja boleh bergembira., tapi ini bukan semacam rekomendasi dan pembenaran bahwa Anda lantas boleh merokok sesuka hati sebagai cara tepat mencegah penyakit Parkinson. Alih-alih mencegah Parkinson, malah terserang kanker paru-paru. Para peneliti dalam hal ini hanya menunjukkan sebuah hubungan sebab akibat dan tentu saja selanjutnya hubungan ini akan terus dipahami dan diidentifikasi lebih jauh, misalnya hal-hal positif apa dari rokok yang dapat dikembangkan untuk menyusun penanganan-penangan an, menemukan penyembuhan dan mencegah Parkinson, tanpa menyuruh Anda terus menerus merokok. Sekali pun penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti, tapi penyebab dari gejala-gejalanya dapat dikenali dengan baik sekali. Dalam Disease Free, Matthew Hoffman dan William LeGro, menjelaskan begini: Di wilayah otak Anda, pada bagian yang mengendalikan gerakan, Anda memiliki sekitar 500.000 sel-sel otak yang membuat dopamin. Suatu bahan kimia neurotransmiter, yang meneruskan pesan-pesan Anda diantara sel-sel. Agar berfungsi, dopamin harus senantiasa berada dalam keseimbangan dengan asetilkolin, sebuah neurotransmiter lain. Karena alasan tertentu, pada penderita Parkinson, sel-sel yang membuat dopamin dan memberikannya kepada otak itu mulai mati. Namun, baru setelah sekurang-kurangnya 30 persen sel-sel itu mati, Anda barulah merasakan gejala-gejala pertama penyakit Parkinson tadi. Terlampau sedikit dopamin, berarti terlalu banyak asetilkolon. Sehingga membuat Anda kehilangan kendali atas gerakan-gerakan Anda. Apa yang membunuh sel-sel dopamin itu? Belum ada yang secara pasti mengetahuinya. Tapi sejumlah peneliti percaya bahwa kombinasi antara faktor-faktor lingkungan, genetik dan usia (penuaan) turut berperan. Beberapa tahun belakangan ini, dilakukan berbagai macam studi mengaitkan kebiasaan merokok dengan menurunnya risiko terkena Parkinson. Tetapi penjelasan ilmiah mengenai hubungan ini, masih sulit dipahami. Dan sejumlah peneliti menduga, kebiasaan merokok, bukanlah faktor utama yang dapat melindungi seseorang dari Parkinson. Karakteristik genetik seseorang juga ikut mendasari. Dr. Harvey Checkoway dan rekan-rekannya di University of Washinton, Seattle, yang baru saja melakukan riset mengenai Parkinson menemukan bahwa perokok memiliki risiko 50 persen lebih kecil terserang Parkinson. Dan para perokok aktif (yang masih merokok hingga saat penelitian) memiliki risiko 70 persen lebih kecil dibandingkan ex-smokers atau mantan perokok. Para peneliti mencatat, bahwa nikotin yang terkandung dalam rokok menghambat rusaknya sel-sel hitam di substansia nigra otak. Rusaknya sel-sel hitam inilah yang menyebabkan timbulnya penyakit Parkinson. Pada orang sehat, jumlah sel-sel hitam yang ada di otak sebanyak 425.000-550. 000 sel. Bila jumlah ini berkurang hingga 30 persen, dan warna sel-sel ini berubah menjadi kelabu, maka sel-sel hitam itu dikatakan rusak. Dan menyebabkan gejala-gejala seperti tremor, kekakuan otot, dan menurunnya kemampuan seseorang untuk bergerak. Begitulah kesimpulannya friends, ya setidaknya kali ini Anda bisa merokok dengan lega. Tetapi kalau Anda lantas tertarik untuk merokok setelah terkena Parkinson, hal itu tidak menolong karena sel-sel hitamnya sudah telanjur rusak Catatan: Agaknya perlu diingatkan, perokok aktif maupun pasif berisiko tinggi terkena penyakit jantung koroner, stroke, dan kanker paru yang lebih mematikan daripada penyakit Parkinson.(Reuters Health/zrp) dr milis d yahoo... /heh |
![]() |
|
|