Tidak banyak pasangan bercinta (ML) yang mampu membuka dan menjaga kontak mata selama orgasme. Hanya sekitar 30% pasangan yang berhasil menjaga pandangan mata saat ML, dan setengahnya saja yang berhasil mencapai klimak.
Dengan kata lain, sebagian besar pasangan ML dalam keadaan mata terpejam, entah karena konsentrasi atau respon terhadap kenikmatan. Paling parah alasan tutup mata adalah karena tidak ingin melihat pasangan saat ML, barangkali karena rasa bersalah atau berpendapat hubungan seks tidak lebih dari aktifitas fisik yang menyegarkan.
Mereka yang mampu membuka mata dan saling menatap, merasakan momen kedekatan yang amat sangat. Seperti kata terapis seks Dr David Schnarch dari ThirdAge, "Jika ingin selalu mendapatkan perasaan itu, dapat saja berusaha dengan memberi sedikit cahaya dalam kamar sehingga bisa saling melihat. Bukan untuk saling melihat tubuh, melainkan bertatapan mata yang tembus ke jiwa."
Jika ide membuka mata agak sedikit menyulitkan, mula-mula cobalah untuk berpelukan. Seperti diungkapkan Dr Schnarch, berpelukan menjadi perangkat untuk mendekatkan jiwa. Dengan berpelukan, kedua orang itu akan merasakan bahwa apa yang dilakukan oleh jiwa sama pentingnya dengan tubuh.
Berpelukan selama yang diinginkan dalam suasana hati dan jiwa yang amat rileks. Pelukan biasa umumnya hanya berlangsung beberapa detik saja, sebelum salah seorang menarik badan.
Posisi berdekapan sambil berdiri atau berbaring di tempat tidur, bisa saja bergantian karena yang terpenting adalah membuat perasaan senyaman mungkin.